USIA BUKAN MENJADI PENGHALANG UNTUK TETAP BERKARYA

 

USIA BUKAN MENJADI PENGHALANG UNTUK TETAP BERKARYA

AYAH THAMRIN DAHLAN

Judul ini lebih kepada kekaguman saya kepada Ayah Thamrin Dahlan, pendiri Yayasan Thamrin Dahlan yang sudah cukup senior dengan karya-karyanya yang beliau tuangkan di blog YPTD. Setiap hari beliau selalu share dengan pantun-pantunya yang segar, menghibur dan memotivasi. Saya pribadi belum dapat membuat pantun tapi penikmat pantun.

Cerita-cerita keseharian yang dikemas dengan bahasa menarik dan khas beliau yang berasal dari seberang menambah wawasan pengetahuan saya. Bahkan ketika saya dan sahabat-sahabat penulis KOPDAR (kopi darat) dengan beliau di Perpustakaan Nasional  (PERPUSNAS) berlanjut ke Balai Pustaka dikemas menjadi sebuah cerita di blog beliau.

Hal yang sangat unik ketika saya mendapat undangan ke kediaman beliau untuk bersilaturahmi dengan para senior penulis, wartawan dan orang-orang hebat, beliau mengajak kami untuk membuat tulisan di PC beliau dengan cerita keroyokan. Artinya masing-masing orang menulis satu paragraf atau lebih di satu cerita yang sama. Karena keroyokan masih ada kalimat-kalimat yang belum tepat. Walau hasil cerita tidak maksimal namun kami menikmati prosesnya, mengerjakan bersama-sama dengan senang hati.

Saya memang mengusulkan ke beliau melalui tulisan di blog keroyokan agar beliau menuliskan kisah perjalanan karir hingga mencapai kesuksesan sebagai seorang abdi negara, suami, ayah, opa dan terutama sebagai penerbit YPTD. Penerbit yang didukung oleh orang-orang dermawan demi kiprah YPTD dan para penulisnya. 

Ayah Thamrin sangat menghargai karya kami dan beliau berusaha agar tulisan-tulisan kami dapat terbit ber-ISBN. Untuk mewujudkan hal itu dengan tulus beliau berusaha berkorespondensi dengan PERPUSNAS agar usulan-usulan buku dapat diterima dan mendapatkan ISBN. Sebagai penerbit yang bertanggungjawab beliau juga menyerahkan buku-buku karya kami ke PERPUSNAS. Kami juga diundang untuk turut hadir menyerahkan buku-buku tersebut sekaligus bersilaturahmi dengan para penulis. Kami merasa menjadi satu keluarga.

Penampilan sederhana ayah Thamrin membuat saya tidak ada jarak walau beliau senior baik dari pangkat maupun usia. Untuk menjangkau teman-teman penulis lainnya beliau mengadakan webinar atau tatap muka melalui zoom. Di event-event penting seperti Hari Kartini beliau mengundang kami sebagai nara sumber dan teman-teman penulis lain sebagai audiense. Disinilah saya banyak belajar bagaimana menyampaikan ide kami secara langsung dan tidak melalui tulisan.

Serasa tidak percaya dapat dipertemukan beliau dan sahabat-sahabat maya dari berbagai daerah di Indonesia. Beliau berjuang untuk mengangkat para penulis mewujudkan impian mempunyai buku solo dan bahkan mengadakan event bedah buku sebagai salah satu ajang promosi dan sharing ilmu.

Diusianya ke 70 tahun, tepatnya tanggal 7 Juli 2022 saya berharap Ayah Thamrin senantiasa diberikan kesehatan sehingga tetap menjadi panutan kami sebagai penulis dan terus berkarya menebar kebaikan berapapun usia kami.

 

  

 

Jonggol, 16 Juni 2022

NANI KUSMIYATI