Saturday, June 18, 2022

KECERDASAN EMOSIONAL

                                                        KECERDASAN EMOSIONAL


Topik ini saya ambil dari instagram @seputar kuliah. Hati terasa tergelitik untuk segera berbagi dengan sahabat-sahabat blog dan pembaca setia blog saya. Setiap orang tentunya sudah familiar dengan kata cerdas dan kecerdasan. Kecerdasan bukan hanya pikiran loh (Kecerdasan Intelektual) tapi ini kecerdasan emosional. Dan kecerdasan ini penting dimiliki seseorang agar sukses disegala bidang.   

Apakah itu kecerdasan emosional ?

Menurut KBBI, kecerdasan emosional atau sering kita sebut emotional quotient (EQ) adalah kecerdasan yang erat kaitannya dengan kepedulian dan hati, baik antar sesama manusia, dengan makhluk lain, maupun alam sekitar.

Kecerdasan emosional dapat juga diartikan kemampuan seseorang untuk menerima, menilai, mengelola serta mengontrol emosi terhadap orang lain disekitarnya. Emosi mengacu pada perasaan terhadap informasi atau suatu hubungan, sedangkan kecerdasan mengacu kepada kapasitas untuk memberikan alasan yang valid akan suatu hubungan.  

Untuk memaksimalkan kecerdasan emosional maka yang pertama kali kita lakukan yaitu mengenali setiap emosi yang ada pada diri kita sendiri. Apa yang kita rasakan, dan bagaimana pengaruhnya terhadap orang lain. Ketika kita kesal terhadap seseorang, pandai-pandailah menahan diri agar tidak marah di depan orang tersebut dan lebih baik menghindar untuk tidak bertemu sementara waktu. Jika sudah lebih tenang kita dapat berinteraksi lagi dengan orang tersebut.

Hal ini pernah dialami oleh sahabat saya. Dia bercerita ketika berada di kantor, tiba-tiba bos wanitanya dengan muka ditekuk, bersuara lantang memberikan arahan yang tidak mengenakkan telinga dan cenderung menyalahkan orang lain. Sahabat saya mengungkapkan, sebenarnya dia kesal sekali karena dia telah berusaha melakukan pekerjaan dengan baik. Namun masih disalahkan. Ketika saya bertanya tentang sikapnya menghadapi bosnya tersebut, dia bilang  hanya bisa berdiam menahan amarah dan kesal seraya berdoa semoga segera dilapangakan hatinya. Dia tidak perdulikan kata-kata bosnya yang tidak mengenakkan hati karena dia tidak ingin berkonfrontasi. Tidak berapa lama bosnya pergi dan berpamitan dengan suara lebih lunak sambil bilang kalau kepalanya pusing.

Jika melihat pengalaman sahabat saya, maka kita dapat menganalisa bahwa rasa kesal dan marah yang tidak beralasan akan melukai hati orang lain dan diri sendiri akan menanggung akibatnya. Rasa pusing akan timbul dan sikap bos yang meledak-ledak akan diingat oleh bawahannya. Memang tidak mudah untuk mengasah kecerdasan emosional namun bisa dipelajari dan dilatih.

Kedua, rasa empati untuk memahami bagaimana jika kita berada di posisi orang lain. Jika seseorang sedih kita perlu membantu menenangkan atau membantunya. Jangan bersikap masa bodoh jika ada orang lain kesusahan. Terlebih jika dia meminta pertolongan kita, karena suatu saat kitapun butuh pertolongan orang lain juga.

Ketiga, mampu mengontrol diri pada hal-hal negatif dan menemukan cara bijak untuk mengekspresikannya. Sebagai contoh ketika kita dipromosikan untuk menduduki jabatan yang lebih tinggi namun ternyata jabatan itu orang lain yang mendapatkan. Pasti kecewa dan kesal. Namun jika kita memiliki kecerdasan emosional maka kita akan berpikiran positif bahwa jabatan itu belum rejekinya dan berusaha untuk tetap mengembangkan diri dengan mengikuti pelatihan atau mengembangkan hobi.

Keempat, mampu memotivasi diri sendiri saat berada di titik terendah. Setiap orang pasti pernah mengalami kondisi terpuruk di dalam hidupnya. Bekerja di suatu institusi dengan fasilitas minimalis dan jarak tempuh berjam-jam. Tabungan sedikit demi sedikit menipis untuk beli BBM dan bayar toll. Tetap disyukuri karena Allah SWT masih memberikan kesehatan juga kesempatan untuk belajar dari pengalaman orang lain dan lingkungannya.

Kelima, memiliki social skill yaitu skill dalam berkomunikasi baik secara verbal maupun non verbal, memahami tentang leadership, dan aktif mendengarkan.  Ketika berkomunikasi kita harus pandai memilih kata-kata yang tepat agar lawan bicara kita mudah memahami dan dapat menerima ide-ide kita. Jangan mendominasi percakapan, berikan orang lain kesempatan untuk mengungkapkan pendapatnya. Jadilah pendengar yang baik. Biarkan lawan bicara kita menyelesaikan kata-katanya. Jika kita seorang atasan, dengarkanlah keluh kesah bawahan kita atau saran-saran yang disampaikannya.

Nah, itu tentang kecerdasan emosional atau emotional quotient (EQ) yang dapat saya sampaikan, semoga bermanfaat.

 

Jonggol, 18 Juni 2022

NANI KUSMIYATI

#lombamenulisblogpgri

#tantanganmenulissetiaphari

#Day 9


 

4 comments:

  1. Posisikan orang lain seperti diri kita, jadi kita akan lebih berhati-hati dalan berucap dan bertindak. Jangan sampai melukai orang lain. Trimakasih mbk.. tulisan yang sangat bermanfaat.

    ReplyDelete
  2. Inspiratif bun, sangat2 bermanfaat

    ReplyDelete
  3. Wowww ... Udah lama, saya berharap ada yg nulis ttg kecerdasan emosional ... Terimakasih bu Nani ... Semakin lengkap refensi pribadi ... Sangat informatif

    ReplyDelete

NYANYIAN ALAM

  pexels-alex-azabache-3214944 NYANYIAN ALAM   Deburan ombak Desiran angin Gemerisik daun kering Berpadu indah menenangkan hati ...