Saturday, July 30, 2022

MENUMBUHKAN MOTIVASI

GAMBAR: PINTEREST



Menumbuhkan motivasi tidak semudah kita mengatakannya atau menasehati orang lain ketika orang lain tersebut mengalami kondisi terburuk. Saya pribadi kadang tidak tahu harus mulai dari mana untuk memulai memotivasi diri sendiri untuk segera menyelesaikan disertasi yang terasa berat. Ternyata perasaan ini dialami teman-teman saya.

Di suatu momen tertentu, ketika mereka sedang bersemangat mereka bilang kepada saya, “Ayo bu! Kita ketemuan untuk sharing tentang disertasi kita. Kita ketemu pada hari Sabtu ya.” Kata bapak G.

“Baik pak, sepakat. Ajak ibu A dan bapak P ya!” Jawabku.

Hingga tiba saatnya kami akan bertemu, tepatnya di hari Jumat sebelum pertemuan, bapak G mengirim pesan ke saya, “Bu, mohon maaf Sabtu ini saya ada dinas ke luar Jawa. Terpaksa agenda kita jadwal ulang ya. Hari Selasa saya bisa.”  Begitu pesannya. Kemudian saya menjawab, “Tidak mengapa bapak, nanti kita jadwal ulang ya untuk diskusi tentang disertasi kita. Tapi mohon maaf, saya hari Selasa tidak bisa bertemu karena ada kegiatan kantor yang tidak dapat diselesaikan.”

Akhirnya kami berdua tidak jadi bertemu dan sesekali mengirim pesan tentang kegiatan masing-masing dan bertukar info tentang teman-teman kami yang kami ajak untuk bertemu namun tidak ada jawaban dari mereka.

Hingga berselang lama mulai terdengar berita teman-teman yang jarang muncul di whatsApp group akan melaksanakan ujian seminar hasil, dan yang lainnya melaksanakan ujian tertutup dan bahkan ada yang akan melaksanakan ujian terbuka.

Kami yang sedang tidak termotivasi semakin lesu mendengar mereka, satu persatu mennggalkan kami. Bukan kami tidak senang mereka berhasil namun kami malu dan bertanya kepada diri sendiri kapan kami seperti mereka.  Saya menganalisa teman-teman yang belum selesai seperti saya bukan karena mereka tidak pintar namun mereka adalah orang-orang yang jago di kelas. Ketika diskusi dan menulis mereka selalu tampil lebih dahulu dengan nilai A. Jadi, apa sebenarnya yang menjadi permasalahan motivasi turun?

Beberapa teman saya diantaranya bapak H mengatakan bahwa dia sudah memiliki jurnal internasional scopus Q1 dan sudah banyak yang citasi jurnalnya, juga banyak jurnalnya yang terbit di Sinta namun dia tidak berani ujian karena dia belum selesai mengetik bab empat dan bab lima.

Sedangkan bapak T bilang bahwa ujian itu gampang, nulis disertasinya itu yang terkadang sulit. Bapak H membenarkan pendapat bapak T. Sedangkan bapak G mengatakan bahwa membangkitkan motivasi nulis lebih sulit. Saat ini bapak G sedang mengumpulkan kekuatan untuk menulis.

Didalam percakapan yang hanya beberapa menit, bapak H juga mengutarakan,” Ibarate wong males, awak dewe iki lagi males-malesse bang G.” (Ibaratnya orang malas, saat ini adalah saat termalas kita ini, bang G).

Namun bapak T menimpali, “Kalau aku bukan males sih, emang waktuku yang bener lagi habis buat kerja, dan setelah kerja berat, itu otak gak mau mikir, fisik masih ok, tapi biar buka laptop gak bisa fokus ke disertasi. Berkali-kali Sabtu dan Minggu aku cadangkan buat ngerjain disertasi, tapi nggak jalan.”

Nah kata-kata bapak T itu sama dengan kondisi saya saat ini. Laptop dibuka, draf disertasi juga di buka namun tidak ada satu kalimat yang ditambahkan kecuali memandangi laptop dan akhirnya berselancar ke tempat lain ketika notifikasi whatsApp group lain berbunyi sahut menyahut.  Saya berpendapat bahwa ternyata distraksi atau gangguan dari dalam diri adalah yang terberat apalagi jika distraksi dari luar memperkuatnya.

Gangguan dari dalam diri dapat berarti mental kita sedang turun, badan sedang tidak fit. Hal ini dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya: pekerjaan kantor atau di luar kantor yang banyak menyita waktu dan ketika weekend tiba inginnya istirahat, rebahan, menonton TV atau film atau membaca berita. Belum lagi keluarga kita ingin diajak jalan-jalan atau berkunjung ke saudara. Hal itu semua tidak dapat dihindari. Bagi para ibu tentunya waktu weekend dapat dimanfaatkan untuk memasak dan bersih-bersih rumah walau kadang bisa meminta bantuan orang lain untuk mengerjakannya.

Saya berpikir jika saya terus mengingat harus membayar kuliah persemester tanpa melakukan kegiatan apa-apa seperti membuat jurnal atau apapun yang berhubungan dengan disertasi saya, sungguh sangat merugi. Menjadi donatur tetap untuk universitas, kampus tercinta bukanlah hal yang bagus karena hal ini berarti tugas akhir saya tidak selesai. Peraturan kampus semakin lama semakin banyak yang baru. Bagi mahasiswa lama akan sedikit terseok-seok.

Berangkat dari fakta diatas, saat ini yang dapat saya lakukan untuk memotivasi diri sendiri yaitu dengan berdoa kepada Tuhan YME agar fokus dan timbul semangat untuk mewujudkannya. Yakin bahwa doa saya akan terkabul. Jika saya belum juga ada semangat mengerjakan, saya harus dapat melakukan sesuatu yang lebih bermanfaat dan lebih fun bagi saya. Namun saya tidak boleh lupa dan harus tetap mendorong diri saya sendiri untuk segera menyelesaikan disertasi saya.

Harapan saat ini, semoga motivasi saya segera tumbuh dan ada jalan menuju kesuksesan. Bagi sahabat-sahabat literasi yang memiliki pengalaman yang sama dapat sharing ya, siapa tahu kita dapat saling memotivasi.

 

Jonggol, 31 Juli 2022

NANI KUSMIYATI



Friday, July 22, 2022

BLOG SEBAGAI SARANA PEMBELAJARAN

 BLOG SEBAGAI SARANA PEMBELAJARAN



Saya mengambil topik ini untuk mengingatkan saya pribadi dan bapak ibu, bahwa menulis di blog seperti kita menulis dibuku catatan kita. Berbeda namun memiliki manfaat yang sama yaitu mengabadikan buah pikiran kita sendiri maupun pelajaran yang kita dapatkan dari sumber lain. Sumber lain itu dapat berupa buku, digital book, pengalaman orang lain maupun ilmu yang kita dapatkan dari guru kita, ketika kita masih belajar di bangku sekolah maupun kuliah.

Saat ini blog bukanlah sesuatu yang baru karena hampir setiap orang mengenal tentang blog. Bahkan bertahun-tahun yang lalu para penulis juga kaum akademia menggunakan blog untuk mengekspresikan ide, pengalaman dan ilmu yang di dapatkannya.

Bagi saya blog sangat membantu mengingat kejadian-kejadian yang menarik perhatian saya baik dimasa lampau atau saat ini. Masa lampau dengan dibantu dokumentasi berupa foto-foto akan mudah mengemasnya kembali menjadi sebuah cerita true story. Sedangkan kejadian dimasa kini akan lebih mudah dituliskan di blog karena ingatan kita masih fresh untuk mengingatnya. Maka saya menyarankan jika bapak ibu melihat kejadian yang menarik perhatian, maka segera tulislah di blog. Ketika hendak menulis, tidak selalu menggunakan laptop atau komputer, namun HP dapat membantu kita untuk menuliskan poin-point singkat tentang kejadian atau pengalaman yang menarik untuk diceritakan.

Setelah memiliki waktu luang barulah kita dapat menuliskannya. Bagaimana jika kita benar-benar sibuk dan tidak ada waktu menuliskan poin-poin tersebut menjadi karya yang dapat dinikmati sendiri maupun orang lain? Dan bagaimana jika tiba-tiba tidak ada mood untuk menuliskannya? Saya yakin kondisi ini pernah dialami bapak dan ibu termasuk saya pribadi. Jika kendalanya sibuk sekali, saya akan berusaha untuk meluangkan waktu untuk menuliskannya walau hanya penjelasan satu poin saja. Kemudian dikesempatan berikutnya menulis 1 (satu) poin lagi.

Menulis tidak dapat kita lakukan ketika kita sedang mengendarai mobil dan kita berada di belakang kemudi. Akan berbeda jika menjadi penumpang maka akan lebih mudah menuliskannya di Hp selama perjalanan bekerja atau pulang. Draf tulisan pasti masih kasar, biarkan saja, yang terpenting poin-poin itu sudah ada deskripsinya. Ketika ada waktu barulah dibaca kembali untuk menyempurnakan tulisan tersebut.

Blog dapat menjadi sarana belajar, terutama belajar writing. Bagaimana menyusun kalimat yang benar dan menarik hingga menjadi paragraf per paragraf yang memiliki makna. Sebagai guru, blog dapat menjadi salah satu alternatif di dalam mengajar. Beberapa guru dapat menggunakan google formwhatsApp atau media lain namun jika media tersebut dapat saling melengkapi akan lebih bagus. Blog dapat menjadi suatu pilihan sebagai media pembelajaran. Bagi guru blog bisa sebagai media pembelajaran bagi dirinya sendiri dengan menuliskan inovasi di dalam mengajar baik berupa teknik mengajar maupun materi ajaran. Walau sebenarnya dapat di simpan di flash disk atau laptop. Kekurangannya jika laptop atau flasdisk terkena virus maka akan sangat riskan hilangnya materi ajaran.

Blog adalah salah satu media aman untuk menyimpan materi pelajaran kita karena tidak akan terkena virus. Yang terpenting tidak lupa nama blog dan password-nya. Jika lupa password masih bisa dipulihkan melalui email atau no Hp kita. Karena blog bersifat umum atau dapat dibaca orang lain, sebaiknya kita pandai memilih materi mana yang boleh dibaca orang lain. Jika guru memiliki soal-soal dan dianggap masih bersifat konfidensial atau rahasia, sebaiknya jangan disimpan di blog.

Ketika mengajar, saya gunakan blog untuk mengirimkan tugas-tugas ke siswa dan saya meminta mereka menjawab di blog mereka dan mengirmkan linknya ke group. Saya juga memberi tugas ke siswa lain untuk berkunjung ke blog teman-temannya minimal dua blog. Saya tidak dapat memaksa mereka untuk visit ke semua blog karena mereka juga mendapatkan banyak pekerjaan rumah dari guru berbeda.

Dalam bahasa Inggris, writing termasuk salah satu skill yang tersulit karena budaya menulis masih di dominasi kaum akademia atau pegiat literasi. Untuk siswa dengan level bahasa Inggris elementary, saya biasanya memberikan topik umum dan memberikan contoh cara mendeskripsikan topik tersebut.

Saya juga menyarankan menggunakan google translate untuk membantu mengerti isi dari reading. Kemudian menceritakan kembali dengan bahasa mereka sendiri. Bagi yang benar-benar level begginer saya meminta mereka membuat kalimat dalam bahasa Indonesia dengan berpedoman SPOK (Subyek, Predikat, Obyek dan Kata keterangan), baru mereka terjemahkan dengan google translate untuk mengetahui bahasa Inggrisnya. Mereka belajar menganalisa tulisan mereka sendiri juga memperhatikan kalimat bahasa Indonesia dan bahasa Inggrisnya.

Bagaimana dengan siswa SD atau SMP? Menurut saya mereka bisa memiliki blog namun dengan bantuan orang tua atau kakak-kakaknya yang mengerti blog dengan segala etika bersosial media. Jika perlu yang mengetahui passwordnya hanya orang tua atau kakak-kakaknya yang dapat diandalkan. Walau blog milik pribadi namun konten yang di tulis khusus untuk belajar atau menyampaikan pendapat yang tidak menyinggung siapapun.

Ibu Guru SD atau SMP yang pandai IT bisa membantu mereka dengan bertatap muka via daring atau bertemu langsung dengan para orang tua dan mengajarkannya cara membuat blog dengan etika bersosial media.

Guru bahasa Indonesia dan bahasa Inggris dapat menggunakan blog untuk mengajarkan reading dan writing. Jika speaking dapat melalui zoom atau whatsApp call. Penggunaan blog sebagai sarana pembelajaran adalah salah satu alat untuk mengajar atau belajar. Silakan menggunakan media yang dianggap mudah untuk meningkatkan ilmu dengan berbagi kebaikan dengan murid-murid, sahabat atau orang lain.

Media yang sulit perlu dipelajari dan di takhlukkan jika memang media tersebut akan banyak memberikan manfaat. Jika dianggap tidak memiliki manfaat, sebaiknya ditinggalkan. Selamat mencoba dan have fun dengan blog.


NANI KUSMIYATI

Narasumber Group Menulis 25 dan 26

Jonggol, 22 Juli 2022


 

Saturday, July 16, 2022

KOPI DIPLOMASI

KOPI DIPLOMASI



Pernahkah anda mendengar istilah Kopi Diplomasi? Sebenarnya istilah ini terbesit dalam pemikiran saya pribadi. Saya sendiri tidak membaca dari internet tentang kopi diplomasi namun lebih kepada kesukaan saya terhadap kopi Indonesia yang menurut saya sangat nikmat apabila diminum panas-panas sambil mengetik, membaca atau menonton TV. Segala jenis kopi hitam entah itu dari Pulau Jawa atau dari daerah lain seperti Pulau Bali, Sumatra, Kalimantan, Sulawesi atau Papua saya suka dengan dicampur sedikit gula.

Memang saya tidak begitu membedakan jenis kopi Arabica atau Robustakah? Jika saya mendapatkan oleh-oleh kedua jenis kopi tersebut saya biasanya langsung coba saja. Ada kalanya saya campur keduanya. Rasanya tidak terlalu aneh malah terkadang pas rasa kopinya. Kopi Arabica yang cenderung agak manis dan berharga mahal sedangkan Robusta berasa pahit dan berharga lebih murah. Biji kopi Arabica berbentuk oval sedangkan biji kopi Robusta berbentuk bulat.

Saya masih ingat ketika saya duduk di bangku SD (Sekolah Dasar), ayah setiap pagi membuatkan satu gelas kopi hitam dengan sedikit gula untuk anak-anaknya. Ayah pecinta kopi hitam dan kopi itu hasil tumbukan biji kopi yang dibuat oleh ibu. Jadi kami tidak membeli kopi dari warung. Ibu biasanya membeli biji kopi dan menggorengnya diatas penggorengan yang terbuat dari tanah liat tanpa minyak (di sangrai). Ibu mencampuri biji kopi dengan beras dengan takaran khusus. Artinya hanya ibu yang tahu takarannya karena saat itu saya masih kecil. Setelah di goreng dan tampak agak gosong barulah ibu menumbuknya. Kata ibu agar tidak terlalu pahit dan sedikit hemat maka ibu menambahkan beras ketika menggoreng biji kopi tersebut.

Yang jelas kopi menjadi minuman favorit keluarga saya.  Nah mengapa saya menyebutnya minum kopi sebagai Kopi Diplomasi? Mungkin beberapa orang akan mengartika berbeda-beda jika saya bertanya apa makna Kopi Diplomasi.  Bagi saya kopi Diplomasi adalah cara saya dalam bergaul dengan orang lain yang memiliki kesukaan yang sama sebagai penikmat atau pecinta kopi dari jenis apa saja.  Disinilah percakapan atau diskusi dimulai. Terkadang saya dan teman-teman minum kopi bersama membahas topik-topik yang ringan seperti keluarga dan anak-anak. Terkadang saya membahas tentang kegiatan pada saat weekend atau libur panjang. Dari berbicara hobi akhirnya saya dan teman-teman mulai menemukan kesamaan  hobi seperti menulis dan bergabung dalam kelompok menulis.

Berawal dari minum kopi bareng saya dapat meningkatkan tali silaturahmi dengan sahabat atau teman-teman baru saya.  Banyak ilmu yang saya dapat dari mereka. Tentunya dengan kegiatan minum kopi ini kami juga dapat memecahkan masalah yang dihadapi di dunia kerja. Mengapa mesti kopi dan mengapa tidak minum teh?  Kedua-duanya bisa dijadikan sarana dalam bergaul namun karena saya pecinta kopi jadi saya mengangkat kopi sebagai alat saya dalam bernegosiasi dan berdiplomasi dengan sahabat-sahabat saya.

Saya rasa kegiatan minum kopi ini ini tidak hanya pada kalangan bawah namun kalangan atas pun lebih sering mengundang teman bisnisnya untuk minum kopi di cafe yang mewah. Atau bahkan mereka suka datang di suatu tempat dengan  pemandangan alam yang indah  sambil menikmati kopi. Jika di daerah minum kopi bisa ditemani pisang goreng atau jadah goreng. Nikmat bukan?

Hal itu juga sering dilakukan suami saya ketika teman-teman nongkrongnya bertamu ke rumah. Saya cukup buatkan kopi dan belikan cemilan. Mereka bisa mengobrol berjam-jam sambil tertawa. Hari berikutnya sudah ada kegiatan bisnis bareng. Namun kembali lagi tujuan dari minum kopi tidak selalu berbisnis ya tapi lebih kepada mempererat tali persaudaraan dan  menanamkan rasa saling menghormati.

Nah silakan buktikan dengan kegiatan minum kopi dengan keluarga, sahabat atau dengan rekan kerja. Pasti menyenangkan.

 

Jonggol, 10 Juli 2022

NANI KUSMIYATI

#lombamenulisblogpgri

#tantanganmenulissetiaphari

#Day 31

Wednesday, July 13, 2022

MENCINTAI DIRI SENDIRI

 MENCINTAI DIRI SENDIRI


 

Mencintai diri sendiri bukan berarti egois ya namun lebih kepada perduli kepada diri sendiri. Kadang tanpa sadar, kita sebagai makhluk ciptaan Tuhan YME  lupa dengan raga dan jiwa sebagai pemberianNya untuk senantiasa dirawat dan dijaga. Ketika kita merasa sehat kita selalu bekerja dan bekerja dengan sedikit istirahat. Lupa bahwa tubuh kita bukanlah mesin yang jika rusak cukup dibelikan onderdil baru kemudian diperbaiki. Dan jika tidak dapat diperbaiki lanjut dibuang atau dijual murah bak rongsokan.

Tubuh kita memang buatan Tuhan yang tentunya harus di rawat dan dijaga. Jika salah satu alarm dalam tubuh kita memberikan sinyal berarti ada sesuatu yang harus diperhatikan. Sinyal itu dapat berarti bagus atau buruk. Jika sinyal bagus seperti rasa segar ditubuh sehingga kita bisa bergiat dengan aktif dan semangat tidaklah menjadi masalah. Namun jika sinyal itu seperti rasa kesemutan, tubuh meriyang, kepala pening maka sinyal-sinyal itu perlu diperhatikan. Pasti sesuatu tidak beres dengan tubuh kita. Adakalanya sinyal itu mereda tatkala cukup dengan istirahat dan makan makananan yang bergizi. Adakalanya mesti diperiksakan ke dokter agar mendapatkan obat yang tepat.   

Sebenarnya setiap orang sadar tentang hal itu, demikian juga dengan saya. Namun kadang kita tidak memperdulikan sinyal-sinyal itu karena kita merasa hal itu sudah sering terjadi dan cukup diobati sendiri. Ternyata dalam kasus tertentu yang tampaknya biasa dapat menjadi luar biasa. Hal ini pernah saya alami ketika saya merasakan kembung seperti banyak gas di perut. Saya pikir hanya sakit magh biasa dan cukup mengunyah obat magh dan langsung sembuh. Namun ternyata gejala itu sering berulang datangnya hingga saya tidak tahan lagi dan dibawa ke rumah sakit.

Setelah melalui beberapa tahapan pemeriksaan dan USG ternyata di perut saya terdapat batu empedu yang sudah cukup besar dan harus di operasi. Langsung saja saya merasa shock. Karena selama hidup saya, namanya operasi tidak pernah terpikirkan sama sekali. Dan saya harus menjalani operasi dan tidak masuk kerja selama satu bulan. Hingga sudah hampir delapan bulan ini rasa tidak nyaman akibat operasi terkadang muncul. Alhamdulillah Tuhan masih memberikan kehidupan lebih panjang untuk saya.

Lagi-lagi saya lupa ketika kerjaan mulai antri di depan mata. Rasanya ingin segera diselesaikan semua. Makan mulai tidak pilih-pilih, demikian juga mulai minum kopi sehari dua gelas bahkan tiga gelas. Yang terpenting otak ini bisa fokus untuk diajak bekerja. Hingga akhirnya mengikuti berbagai kegiatan di kantor juga lembur menyambut kedatangan siswa manca negara. Kemudian harus menghadiri jamuan makan malam dalam rangka perayaan Angkatan Bersenjata negara sahabat dan sampai di rumah tengah malam. Keesokan harinya kembali ke kantor, demikian seterusnya hingga suatu saat badan mulai mengeluarkan sinyal kelelahan. Mata dan kaki terasa panas, namun telapak tangan dingin. Akhirnya tubuh saya benar-benar ambruk dan tidak ada napsu makan dari sore hingga pagi hari namun hanya bisa minum madu dan air mineral saja.

Pagi hari itu saya langsung diinfus untuk mendapatkan tambahan cairan dan mineral. Tubuh sedikit ada energi dan saya mulai mengevaluasi bahwa saya tidak mengindahkan sinyal di tubuh saya ketika sudah mulai berteriak untuk istirahat. Hal ini bukan karena saya tidak mau berhenti bekerja namun lebih kepada rasa tanggungjawab terhadap pekerjaan.

Ketika sakit, saya merasa sungguh teramat berharganya kesehatan bagi saya. Dan sehat itu mahal karena sekali infus dengan cairan neurobion serta obat lambung harus mengeluarkan dana empat ratus ribu rupiah. Karena anak saya juga sakit yang sama maka saya sudah mengeluarkan biaya dalam satu hari sebesar satu juta rupiah. Bagi saya, biaya pengobatan itu sangat mahal namun karena saya ingin sehat maka saya harus rela mengeluarkan dana dari tabungan saya.

Saya merasa bersyukur kepada Allah SWT karena telah mengingatkan saya agar mencintai tubuh saya dan saya harus menjaganya. Sekali-kali melepaskan pikiran tentang pekerjaan dan melakukan hal-hal yang menyenangkan. Lebih banyak berdoa dan mengevaluasi diri serta banyak isirahat.

Nah, semoga para pembaca juga dapat mengambil hikmah dari pengalaman saya. Maka cintailah dirimu jika ingin mendampingi keluargamu lebih lama.

 

Jonggol, 9 Juli 2022

NANI KUSMIYATI

#lombamenulisblogpgri

#tantanganmenulissetiaphari

#Day 30

 

Monday, July 11, 2022

KITA BERENCANA TUHAN YANG MENENTUKAN

KITA BERENCANA TUHAN YANG MENENTUKAN


 

Rencana manusia adalah suatu usaha atau ikhtiar. Sebagai manusia kita berhak untuk membuat rencana bagi kehidupan kita yang lebih baik. Namun rencana yang menurut kita baik, belum tentu baik dihadapan Allah SWT. Jadi jika tiba-tiba rencanamu gagal janganlah mengeluh namun carilah penyebabnya mengapa rencana itu bisa gagal. Dan jangan salahkan dirimu sendiri. Karena kegagalan suatu rencana bisa disebabkan oleh banyak orang atau lingkungan.

Sebagai contoh, pada saat acara ulang tahun bapak Thamrin Dahlan ke 70. Team telah mempersiapkan sedemikian rupa agar rencana webinar bedah buku dapat berjalan lancar. MC telah menyusun susunan acara, juga moderator juga sudah menyiapkan berbagai kejutan bersama MC. Saya sebagai salah satu pembahas buku bapak Thamrin Dahlan juga sudah menyiapkan namun tidak tahu susunan acaranya secara detail. Waktu terus berjalan mendekati dimulainya acara. Bapak Thamrin sudah mulai memanggil MC namun tidak kunjung datang. Kemudian beliau memanggil moderator, bapak Erdonis Erdwan namun berkali-kali bapak Erdonis muncul namun tidak ada suara.

Karena cukup lama, akhirnya saya mengambil alih menjadi MC walau tanpa persiapan. Acara akhirnya berjalan dengan dimulainya bapak Thamrin menjelaskan kehadirian buku ke 50 pada ulang tahun beliau ke 70. Buku tersebut ditulis oleh 70 penulis dengan tema seputar sosok bapak Thamrin Dahlan. Setelah bapak Thamrin mempresntasikan buku tersebut maka giliran berikutnya adalah bedah buku dengan pembahas bapak Tjiptadinata Effendi yang merupakan sahabat bapak Thamrin Dahlan yang saat ini sedang tinggal di Australia. Beliau tidak membahas buku secara detail karena beliau belum sempat baca buku yang tebalnya hingga 450 halaman. Beliau lebih kepada memuji bapak Thamrin Dahlan yang terus berkiprah dalam dunia literasi.

Bapak Nurwendo sebagai pembahas berikutnya juga mengulas buku tersebut secara lengkap dan gamblang. Rasanya tidak ada lagi yang perlu saya ulas tentang buku edisi ke 50 tersebut. Begitulah acara demi acara terlewati dengan perkenalan anggota baru hingga tiba-tiba MC sebenarnya muncul, juga moderator juga dapat tampil lagi dan suara mulai terdengar. Bapak moderator mengatakan bahwa team telah menyiapkan rangkaian acara yang spesial untuk bapak Thamrin Dahlan dan tidak menyangka jika akhirnya terdapat kendala. Ketika saya mendengarkan penjelasan dari bapak moderator, tiba-tiba giliran saya terpental dari zoom dan ternyata laptop mati karena batere habis. Tidak sadar jika kabel charger belum terhubung dengan laptop. Saking bersemangat untuk mengikuti acara bedah buku. Untuk hal ini adalah kecerobohan saya pribadi.

Contoh diatas dapat kita ambil hikmahnya, apapun rencana yang telah kita buat masih perlu dievaluasi letak ketidak lancaran acara. Namun masih dapat diambil sisi positifnya karena banyak anggota baru YPTD dapat memperkenalkan diri sehingga banyak keluarga baru dari seantero Indonesia yang saya kenal.

Jadi, manusia boleh berencana tapi Tuhanlah yang menentukannnya. Ambil sisi positif dari suatu peristiwa apapun karena Tuhan YME sungguh menyayangi umatNya.

 

Jonggol, 8 Juli 2022

NANI KUSMIYATI

#lombamenulisblogpgri

#tantanganmenulissetiaphari

#Day 29

 

Wednesday, July 6, 2022

KEIKHLASAN

                                                                     KEIKHLASAN



 

Menjadi ikhlas tidaklah mudah. Sering seseorang bilang, “Saya ikhlas kok.”

Untuk mengetahui apakah kamu benar-benar ikhlas maka bertanyalah kepada dirimu sendiri apakah kamu benar-benar ikhlas. Jika masih terbersit rasa ragu-ragu untuk memberikan sesuatu kepada orang lain, atau melakukan sesuatu yang tidak ada imbalannya, maka kamu belum bisa dikatakan ikhlas.

Berbuat sesuatu dengan ikhlas,  biasanya diikuti perasaan yang dalam dan ada ketenangan di jiwa kita dan tidak mengingat lagi apa yang bukan milik kita. Sebagai contoh banyak orang kehilangan salah satu atau bahkan  lebih dari satu anggota keluarganya pada saat bencana alam atau bencana apapun. Pasti mereka akan menangis, bahkan ada yang berteriak histeris meratapi kesedihannya. Hal itu wajar menurut saya, karena memang manusia itu makhluk yang rapuh dan memiliki perasaan. Manusia lupa bahwa keluarga, harta benda dan kedudukan adalah titipan dari Allah SWT.

Hal ini pernah menimpa saya ketika putra pertama saya meninggal karena kecelakaan dan sempat koma selama sepuluh hari di RS Meilia Cibubur, hati saya terasa terkoyak, serasa tidak mampu untuk menerima kenyataan. Saya menangis dan berdoa kepada Tuhan Sang Pencipta. Dengan berjalannya waktu saya mulai dapat menerima keadaan yang menimpa saya. Saya mulai mengikhlaskannya untuk kembali kepada yang berhak memiliki, Allah SWT. Demikian juga ketika pasangan hidup saya meninggal karena sakit. Itupun perlu waktu agak lama untuk ikhlas. Paling tidak saya sudah berusaha untuk menata hati dan melanjutkan kehidupan yang diberikan Tuhan YME.

Contoh lain, ada suatu keluarga sebut saja keluarga ibu Tino yang menempati rumah budenya di daerah Bogor, karena budenya masih tinggal bersama keluarganya di Jakarta maka dia mengijinkannya untuk menempati rumah dan merawat rumah itu. Sudah bertahun-tahun ibu Tino menempati rumah di Bogor, walau sebenarnya dia sudah mempunyai rumah sendiri yang dia beli ketika dia menempati rumah budenya. Dan rumah pribadinya dia kontrakkan ke orang lain. Lumayan untuk menambah uang belanja.

Namun suatu saat, budenya ditimpa kesusahan karena suaminya sakit dan akhirnya meninggal, sementara anak-anaknya sudah berkeluarga dan ada yang menjadi TKI di luar negeri. Budenya ingin meminta kembali rumahnya karena akan dia jual dan dia memberikan waktu tiga bulan untuk segera pindah ke rumah sendiri.  Ibu Tino kecewa dan marah kepada budenya walau tidak diungkapkan langsung kepadanya. Dia merasa berat meninggalkan rumah budenya dan dia merasa waktu tiga bulan adalah waktu yang mendadak baginya.

Tidak ada pilihan lagi selain pindah ke rumah pribadi. Nah, menjadi ikhlas susahkan, walau rumah itu bukan miliknya. Cerita ini dapat menjadi bahan pelajaran bagi kita.

Ada cerita lain tentang orang-orang yang berhutang (uang) kepada kita dalam jumlah yang banyak. Ketika kita menagih hutang, peminjam hutang selalu memiliki alasan belum bisa membayar. Bahkan hingga bertahun-tahun hutang itu tidak kunjung dikembalikan. Apakah kita harus mengikhlaskan?  Jawaban ada di diri kita masing-masing. Namun menjadi ikhlas itu akan menenangkan.

Yuk, mulai sekarang kita belajar untuk ikhlas agar hati kita lebih tenang! Percaya kepada Tuhan YME, rejeki kita akan diganti. Kebahagiaan kita bukan hanya sekedar mimpi.

 

Jonggol, 7 Juli 2022

NANI KUSMIYATI

#lombamenulisblogpgri

#tantanganmenulissetiaphari

#Day 28

 

KEJARLAH MIMPIMU

 KEJARLAH MIMPIMU

 


Setiap orang memiliki mimpi. Mimpi untuk menjadi bahagia, menjadi kaya, menjadi Doktor, pebisnis sukses atau mimpi-mimpi lain. Kita bebas bermimpi karena bermimpi itu gratis. Mimpilah setinggi-tingginya apa yang engkau mau. Tidak perlu  memikirkan akan pendapat orang, karena mimpi baikmu itu milikmu sendiri. Mimpimu tidak harus diucapkan tapi simpanlah di dalam hati dan pikiranmu. Mimpi itu akan aman jika engkau tidak katakan kepada orang lain. Hal ini untuk menghindari kecemburuan sosial. Namun jika engkau merasa yakin bahwa mengatakan kepada orang lain adalah cara yang terbaik untuk mewujudkan mimpimu maka boleh-boleh saja.

Saya banyak sekali bermimpi sebelum saya menjadi seperti saat ini. Menjadi KOWAL (Korps TNI AL), menjadi perwira, menjadi seorang ibu, menjadi seorang guru dan penulis. Semua itu adalah mimpi-mimpi saya dan sudah terwujud. Ketika saya menjadi pramugari haji dan dapat berangkat ke Saudi Arabia untuk menunaikan ibadah haji, saya juga bermimpi. Demikian juga ketika saya dinas ke Lebanon selama satu tahun dan mengunjungi tempat-tempat bersejarah, kursus di negeri paman Sam, di negeri Kangguru dan beberapa negara lainnya, itu juga melalui mimpi.

Mimpi itu tidak datang begitu saja namun melalui usaha dan doa, walau sebenarnya saya bukanlah tipe yang ambisius untuk mendapatkannya. Mimpi saya itu terwujud karena dukungan dari keluarga terdekat saya, orang tua, kakak, suami dan putra saya juga sahabat-sahabat saya. Seperti halnya mimpi menjadi penulis saat ini.  Berkat dukungan dari sahabat-sahabat literasi, group menulis, guru blogger om Jay, pendiri YPTD ayah Thamrin Dahlan, ibu Kanjeng, bapak Ajinatha, mba Atik, Pak D Susanto dan para narasumber menulis, akhirnya mimpi  saya terealisasi.

Tapi mimpi-mimpi  itu tidak turun begitu saja dari langit namun perlu dipersiapkan. Ketika ada kesempatan, jangan ditunda, langsung ambil. Saya biasanya baru terucap di dalam hati, Alhamdulillah Tuhan YME tiba-tiba mewujudkannya dengan memberikan kesempatan kepada saya melalui tawaran dari kantor dan diluar kantor. Saat itu menjadi langkah saya untuk mempersiapkannya, hingga saya bisa lulus test dan diterima untuk mengikuti kegiatan yang saya impikan.

Dalam keseharian, saya berusaha beraktivitas seperti biasa namun kepada hal-hal yang yang lebih bermanfaat dengan mengukur kemampuan kesehatan saya. Ada kalanya saya perlu istirahat untuk memanjakan diri, ada kalanya saya harus bersosialisasi dengan sahabat-sahabat. Jika tidak dapat bertemu langsung dengan sahabat-sahabat, saya dapat berkomunikasi melalui video call atau whatsApp. Ketika berinteraksi itulah biasanya kesempatan atau tawaran datang. Jika saya tertarik saya langsung berkordinasi dengan kantor dan berdiskusi dengan keluarga. Walau saya bisa langsung memutuskan sendiri, namun saya perlu memikirkan orang terdekat saya jika saya mengambil kesempatan itu, karena keberhasilan mimpi saya akan mempengaruhi kehidupan saya dan keluarga.

Ada kalanya saya dihadapkan kepada dua pilihan yang sama-sama penting. Saya biasanya berdoa memohon petunjuk kepada Allah SWT setiap saat dan tidak mesti selesai sholat. Saya juga meminta pendapat suami dan putra saya. Jika mereka memberikan pilihan yang tepat bagi saya maka saya akan laksanakan. Namun demikian pilihan itu harus memberikan kenyamanan di hati saya, karena sayalah yang akan melaksanakan bukan suami dan putra saya.

Nah, mulai saat ini jika kamu belum sempat bermimpi, maka segeralah bermimpilah, kemudian kejarlah dengan semangat yang kamu miliki agar mimpi itu dapat terwujud, seperti quote dibawah ini:

“All our dreams can come true, if we have the courage to pursue them.” – Wall Disney-.

 

Jonggol, 6 Juli 2022

NANI KUSMIYATI

#lombamenulisblogpgri

#tantanganmenulissetiaphari

#Day 27

 

Tuesday, July 5, 2022

MENJADI COURSE MANAGER UNTUK SISWA MANCA NEGARA

 MENJADI COURSE MANAGER UNTUK SISWA MANCA NEGARA


 

Ada rasa senang, was-was dan exited ketika saya ditunjuk menjadi Course Manager (CM) untuk siswa manca negara. Saya sebut sendiri Course Manager karena istilah itu saya dapat dari Pusdiklat Bahasa Kemhan. Sebenarnya tugas saya sebagai koordinator siswa yang memiliki tugas yang sama dengan Course Manager Pusdiklat Bahasa Kemhan. Saya memonitor kegiatan siswa selama belajar bahasa Indonesia di Pusdiklat Bahasa Kemhan hingga nanti belajar di institusi saya.

Terdapat sepuluh siswa yang belajar bahasa Indonesia namun baru delapan orang yang datang. Padahal saya selalu mengingatkan agar jangan terlambat ketika mengikuti pelajaran bahasa Indonesia. Bagaimanapun proses keberangkatan tergantung kepada negara masing-masing.  

Setelah pembukaan kursus, para siswa menikmati soto daging dengan minuman traditional jahe dan kopi. Mereka kemudian  berfoto di depan tulisan PUSDIKLAT BAHASA. Ketika masuk ke kelas, CM dari Pusdiklat Bahasa memberikan arahan dan instruksi tentang jadwal dan peraturan selama belajar dalam bahasa Indonesia. Para siswa masih tampak kebingungan karena bahasa Indonesia mereka masih minim. Sementara CM dari Pusdiklat Bahasa tidak bisa berbahasa Inggris karena diharapkan siswa agar lebih cepat memahami bahasa Indonesia.

Saya akhirnya menjadi penghubung antara CM dan para siswa. Mereka baru mengerti apa yang dijelaskan oleh CM. Masing-masing siswa mendapatkan nama baru namun ada beberapa siswa yang tidak berkenan dengan nama Indonesia tersebut, namun ada juga menerima nama baru tersebut. Mereka bertanya mengapa mereka harus memiliki nama Indonesia. Dan saya jelaskan untuk memudahkan guru ketika memanggil mereka. Tentunya tidak semua menerima penjelasan saya. Saya bilang jika tidak suka dengan nama baru tidak masalah, CM menerima akan keputusan para siswa.

Hal ini sedikit berbeda ketika saya mengajar siswa Indonesia berbahasa Inggris. Saya memberikan kebebasan untuk mencari nama asing yang mereka sukai untuk menjadi nama panggilan mereka. Siswa Indonesia cukup fleksibel karena ketika mereka belajar bahasa Inggris atau bahasa asing,  mereka berusaha mempelajari budaya orang asing tersebut, termasuk nama asing.

Saya cukup mengerti dengan keberagaman siswa manca negara yang sedang belajar bahasa Indonesia. Saya tidak dapat memaksakan mereka untuk menerima semua culture Indonesia, namun saya perkenalkan secara bertahap. Saya yakin, sedikit demi sedikit mereka akan mulai menerima. Jika mereka tidak dapat segera bersosialisasi dengan masyarakat Indonesia mereka akan susah meningkatkan kemampuan berbahasanya.

Untuk membantu mereka, saya mencari lagu anak-anak yang berjudul, NAIK-NAIK KE PUNCAK GUNUNG. Saya juga share videonya. Saya bilang lagu ini juga bisa diajarkan kepada putra-putrinya, karena beberapa dari mereka membawa keluarganya ke Indonesia.

Pagi tadi mereka baru belajar cara memperkenalkan diri, mengeja huruf alfabet Indonesia dan berhitung dalam bahasa Indonesia. Jadi seperti kita belajar bahasa asing, belajar mulai dari yang paling dasar terlebih dahulu. Mereka senang mendapat kiriman lagu dari saya. Saya berharap lagu ini dapat membantu mereka untuk fasih berbahasa Indonesia.

Inilah pengalaman saya menjadi Course Manager untuk siswa manca negara.

 

 

Jonggol, 30 Juni 2022

NANI KUSMIYATI

#lombamenulisblogpgri

#tantanganmenulissetiaphari

#Day 21

Monday, July 4, 2022

CARA SAYA BELAJAR BAHASA ASING

 CARA SAYA BELAJAR BAHASA ASING



 

Mempelajari bahasa asing gampang-gampang susah. Setiap orang memiliki cara untuk mempelajarinya. Bagi beberapa orang cepat sekali menguasai bahasa asing namun beberapa orang lainnya susah banget. Beberapa orang berpendapat bahwa seseorang yang memiliki bakat bahasa akan lebih mudah untuk mempelajari bahasa apa saja. Sementara bagi yang tidak memiliki bakat bahasa maka akan sulit mempelajari lebih dari satu bahasa, kecuali bahasa ibu dan bahasa nasionalnya.

Ketika saya mengikuti kursus bahasa Inggris pertama kali, saya harus melewati tes bakat bahasa yang bernama ELAT. Saya lupa singkatan dari apa. Yang jelas ketika hasil ELAT bagus berarti saya memiliki bakat untuk belajar bahasa dan akan mudah dalam belajar. Saat itu ELAT saya tidak terlalu tinggi namun juga tidak terlalu rendah, artinya sedang-sedang saja. Namun saya bersyukur karena tidak terlalu sulit bagi saya untuk mempelajari bahasa Inggris. Mungkin karena bahasa Inggris sudah umum diajarkan ketika saya duduk di bangku SMP (Sekolah Menengah Pertama).

Ketika saya belajar di bangku SMP, saya memperhatikan teknik mengajar guru bahasa Inggris saya, bisa dibilang masih kuno, namun saya cepat mengikuti apa yang diajarkan. Ketika pelajaran grammar atau tata bahasa, saya sangat senang hingga saya membuatnya menjadi rumus-rumus seperti matematika. Ketika ada tes grammar saya hanya memperhatikan jenis-jenis kata seperti subyek dan predikat. Predikat terdiri dari kata kerja, obyek dan kata keterangan. Kadang predikat hanya terdiri dari kata kerja saja namun sudah dapat dibilang predikat. Nah berdasarkan pemahaman itu saya bisa mengerjakan grammar dengan mudah.

Demikian juga ketika saya belajar kosa kata baru. Saya tidak merasa malu untuk menirukan guru saya melafalkan dan menghafalkan kosa kata baru. Kadang-kadang saya masih salah-salah dalam pelafalan. Namun saya selalu tulis di buku, pelafalan apa yang seharusnya saya katakan dengan bahasa saya sendiri. Ketika guru saya mengucapkan kosa kata baru yang saya kurang familiar, saya langsung menirukan sambil mencatat persis apa yang guru saya katakan.

Saat itu saya belajar kosa kata seperti pelajaran anak TK atau SD sekarang. Tapi saya menikmati prosesnya. Sedangkan teman laki-laki saya sudah banyak yang kabur-kaburan alias ijin ke toilet atau ke BP (Balai Pengobatan) dan tidak kembali. Saya cukup memaklumi, mungkin mereka tidak menyukai belajar bahasa Inggris karena yang tertanam di pikirannya perasaan sulit. Nah mungkin mereka tidak memiliki bakat belajar bahasa. Sarana internetpun belum ada. Masih bersyukur akhirnya saya bisa belajar bahasa Inggris hingga di Perguruan Tinggi walau yang dipelajari berbeda.

Di Perguruan Tinggi saya belajar bahasa Inggris lebih kepada cara mengajar siswa bukan memperdalam skill bahasa Inggris. Namun demikian saya harus terus belajar agar kemampuan bahasa Inggris saya tetap terasah. Saya biasanya menyimak berita dalam bahasa Inggris melalui youtube untuk saat ini.  Saya juga menulis dibuku catatan beberapa kosa kata yang tidak saya mengerti, karena saat itu saya belum mengenal blog.

Saat ini blog menjadi salah satu pilihan untuk memperdalam writing. Bagi pelajar tingkat elementary, dapat menceritakan pengalamannnya dalam bahasa Indonesia kemudian berkonsultasi dengan google translate sehingga cerita tersebut tertulis dalam bahasa Inggris. Bagi mereka google translate sangat membantu mereka dalam belajar namun harus di cek kembali hasil terjemahannya karena mungkin akan terkesan kaku bahasanya.

Intinya google translate hanyalah alat, namun kembali lagi kepada yang menggunakan alat tersebut karena belajar bahasa asing tidak dapat dilakukan secara instan tapi harus melalui proses. Rajin belajar tentu akan menentukan keberhasilan walau tidak memiliki bakat bahasa. Seseorang yang memiliki bakat bahasa namun tidak pernah belajar tidak akan sukses.

Jika ingin berhasil belajar apa saja, hilangkan mindset SULIT tapi tanamkan di mindset kita,  SAYA PASTI BISA. Selamat mencoba!

 

Jonggol, 5 Juli 2022

NANI KUSMIYATI

#lombamenulisblogpgri

#tantanganmenulissetiaphari

#Day 26

 

ATASAN YANG TIDAK BERSAHABAT

 ATASAN YANG TIDAK BERSAHABAT



Wah tidak enak jika kita mendapatkan atasan yang tidak bersahabat. Apapun yang akan kita lakukan tidak akan pernah di terima. Melakukan hal yang benar tidak akan mendapat pujian dan melakukan hal salah akan dihujat habis-habisan. Atasan semacam ini selalu berprinsip hanya dia yang benar dan orang lain tidak ada yang benar. Atasan ini biasanya ada pada seorang wanita single (namun tidak semua ya).  Saya dapat mengatakan hal ini karena saya pernah memiliki pengalaman mendapatkan atasan semacam ini.

Awalnya saya bangga memiliki atasan wanita yang pandai dan memiliki kepercayaan diri ketika berada di depan umum atau menangani suatu hal. Dia selalu tampil di depan untuk menyuarakan idenya. Namun ketika berjalan beberapa hari bekerja bersamanya saya mulai merasakan sesuatu yang tidak benar menurut saya. Karena setiap kali terdapat percakapan dengan beberapa orang, dia selalu mendominasi percakapaan, bahkan tidak ada kesempatan sedikitpun untuk orang lain mengungkapkan pendapatnya. Ketika seseorang hendak berkata seperti, “Maaf menurut saya .. “ Dia langsung memotongnya, “Itu dibahasa nanti saja.” Padahal orang tersebut belum menyatakan kalimat yang lengkap. Pada akhirnya orang tersebut diam dan pergi tanpa permisi.

Jika saya mendapati keadaan yang demikian, yaitu salah satu dari orang yang kita ajak bicara meninggalkan tempat tanpa pamit, maka saya akan mengevaluasi pasti ada yang salah dengan saya.  Namun kondisi tersebut tidak disadari oleh atasan wanita saya tersebut. Tidak berapa lama orang yang lainnya mulai menguap berkali-kali, namun masih mengangguk-angguk berusaha untuk mendengarkan. Lagi-lagi atasan wanita saya itu tidak perduli dan masih terus berbicara tanpa titik koma. Akhirnya dengan sedikit sopan orang tersebut pamit meninggalkan tempat karena akan rapat. Tinggallah saya dan dua anak buah saya. Pikiran saya sebenarnya sudah mengembara kemana-mana karena topik yang dibahas menjadi kurang menarik dan ada satu pekerjaan yang belum saya selesaikan. Sementara waktu berjalan sangat cepat.

Saya bersyukur ketika tiba-tiba ada telpon berdering untuk atasan saya. Otomatis pembicaraan selesai. Kembali dengan suara lantang dia berbicara di telpon dan terkesan memaki-maki orang yang menelpon. Saya kembali ke meja kerja saya dan mulailah meneruskan pekerjaan yang tertunda. Saya tidak memperdulikan lagi apa yang sedang dia bicarakan dengan penelpon. Ketika telpon selesai, atasan saya keluar ruangan tanpa kata sepatahpun.

Saya berusaha sabar dan mengevaluasi apa sebenarnya yang terjadi padanya.  Kejadian yang tidak nyaman itu terjadi tidak hanya sekali namun berkali-kali. Suatu hari saya memperhatikan atasan wanita saya sedang menghardik tukang foto karena dia tidak mengarahkan tamu untuk berfoto di luar namun di dalam ruangan. Wajah tukang foto itu tampak merah padam menahan marah namun diam, karena pangkatnya rendah dia tidak berani mengatakan alasannya.  Padahal untuk mengatur pose dan lokasi untuk berfoto bukan menjadi tanggungjawab atasan wanita saya namun bagian lain. Dan tukang foto tersebut bukan anak buahnya langsung.

Hampir setiap orang membicarakan tentang atasan wanita saya itu. Dan bahkan orang-orang yang bertemu dengannya berusaha menghindar.  Saya sebenarnya kasihan karena jika saya perhatikan ketika dia berjalan dari gedung yang satu ke gedung lain tidak ada yang menemani dan seperti ada yang dipikirkan. Namun seringkali dia tidak menghargai keberadaan saya ketika kantor kami menerima tamu asing untuk rapat.  Padahal saya hanya ingin membantu agar rapat dapat berjalan dengan lancar dan memberikan impresi yang bagus terhadap kantor saya. Saat itu bos di atas atasan saya meminta saya untuk duduk disebelahnya namun atasan wanita saya menyuruh saya keluar ruang rapat sambil menunjuk-nunjuk.

Aduh, serasa malu dan tersinggung saya dibuatnya.  Saya langsung meninggalkan ruang rapat dan saya tidak perduli lagi apa yang terjadi disana.  Saya benar-benar tidak mengerti tentang pola pikirnya yang susah untuk diikuti.  Rasa kagum saya terhadapnya sirna begitu saja. Saya merasa tidak ada nilai plus dengan karakternya. Mungkin karena sikap otoriternya menjauhkan dia dari jodohnya. Saya berusaha positve thinking dan tetap mendoakan semoga Allah SWT memberikan hidayah kepadanya menjadi atasan yang disayang anak buahnya dan bukan ditakuti.

Sayapun mulai lebih berhati-hati menghadapinya. Jika saya merasa kesal saya lebih baik diam dan menghindar. Ketika dia marah di whatsApp group, saya tidak memberikan komen sama sekali kecuali jika dia bertanya. Jika jawaban saya masih dianggap tidak memuaskan dia, saya tidak akan menjawab lagi hingga beberapa jam kemudian. Saya ingin memberikan ruang untuk dia lebih merenung dan berfikir. Sayapun juga berusaha menganalisa kesalahan apa yang telah saya perbuat ketika saya menjawab pertanyaannya.  Kemudian saya menenangkan diri karena saya tidak ingin berkonfrontasi denganya.

Jika kejadian itu sudah berlalu saya mulai melaporkan kegiatan-kegiatan yang telah saya lakukan dan saya tidak perduli lagi apa pendapat dia tentang kegiatan yang sudah saya laporkan.  Jika ada komplin tentang pekerjaan saya dan komplin tersebut  masih masuk akal, tentunya akan saya perbaiki. Jika diluar kemampuan saya, saya cukup bilang maaf dan siap salah. Apapun yang akan atasan saya katakan, cukup ditelan saja. Karena apapun yang saya ucapkan pasti akan berkenan dihatinya.  

Maka untuk menyikapi hal ini saya cukup bersabar dan berdoa. Doa terbesar semoga dia segera dipertemukan jodohnya dan semoga tidak menjadi atasan saya lagi (wah sadis ya).

Dengan belajar dari apa yang telah saya alami, saya berharap semoga saya bukan seseorang atasan yang bertipe seperti dia. Karena bawahan saya haruslah merasa nyaman dan aman agar mereka dapat bekerja maksimal tanpa tekanan. Saya menginginkan suasana kerja yang hangat, penuh dengan kekeluargaan.  Namun semua itu tidak akan tercipta hanya niat dari seseorang di dalam team kerja. Niat itu harus dimiliki oleh anggota lainnya di dalam team tersebut.

 

Jonggol, 4 Juli 2022

NANI KUSMIYATI

#lombamenulisblogpgri

#tantanganmenulissetiaphari

#Day 25

Sunday, July 3, 2022

MENJADI BAWAHAN TIDAKLAH MUDAH

 MENJADI BAWAHAN TIDAKLAH MUDAH


 

Judul ini saya ambil ketika saya terjun dan melihat sendiri beberapa orang yang memiliki kedudukan paling rendah di suatu lembaga. Walau saya sendiri bukanlah seseorang yang memiliki jabatan yang tinggi namun saya masih sangat bersyukur di bandingkan dia yang harus melaksanakan tugasnya sendirian. Nama dia adalah Bono (bukan nama sebenarnya). Dia bekerja di suatu lembaga yang bertugas sebagai pembersih ruangan kamar siswa luar negeri maupun dalam negeri. Pada awalnya saya sedikit kecewa karena ketika saya masuk kamar, ruangan kamar masih tampak belum bersih walaui tidak terlalu berantakan.

Saya hanya menenangkan diri karena saya pikir saya dapat membersihkan sendiri. Ketika saya melihat tidak ada sapu dan peralatan kebersihan lainnya di kamar membuat saya bertahan untuk tetap tinggal. Toh, hanya dua malam saja.  Saya baru sadar ketika saya datang pada hari Sabtu. Mungkin pak Bono sedang tidak datang ke lembaga. Tapi saya mendapat ni telponnya dan berasa menghubungi walau tidak di jawab. Kemudian saya kirim pesan melalui whatsApp, juga tidak di respon.  Saya berfikir positif mungkin dia tidak sedang membawa HP, dan sedang ada kegiatan lain.

Saya datang ke pos penjagaan untuk menanti kedatangan siswa. Terdapat dua orang penjaga pos yang sedang duduk sambil menyeruput kopi yang dapat terlihat dari kaca pos. Saya masuk ruangan penjagaan dan mereka berdua mengambil sikap siap dan menyambut saya. Saya dipersilakan duduk di kursi yang tadinya mereka tempati. Saya bilang saya duduk di pojok saja namun mereka mengijinkan saya untuk duduk di tempat salah satu dari mereka. Saya perhatikan kursi di pojok pos tidak sebagus kursi yang para penjaga duduki.

Mereka menawarkan secangkir kopi hitam tapi saya menolaknya karena saya baru saja minum kopi di kamar. Saya hanya meminta segelas air putih. Saya melihat ada sepiring gorengan yang sudah agak dingin. Saya hanya tersenyum melihatnya dan mulai membuka pembicaraan ringan. Karena begitu respeknya mereka, lagi-lagi mereka menawari saya untuk mencicipi gorengan yang mereka beli dari seberang jalan. Sayapun mengambil satu bala-bala atau saya sering menyebutnya ote-ote (nama makanan di Kediri). Mereka tampak senang karena saya mau mencicipi makanan yang mereka tawarkan.

Di dalam perbincangan saya dengan mereka, saya bertanya tentang keberadan pak Bono. Dan mereka menjawab bahwa baru saja mereka lihat pak Bono menuju gedung di depan gedung yang saya tinggali. Mereka juga mengatakan bahwa pak Bono adalah seorang yang rajin dan baik. Banyak siswa menyukainya karena dia sangat membantu ketika siswa memerlukan sesuatu. Saya mengatakan kalau saya sudah telpon dan kirim pesan kepadanya namun belum dijawab juga. Mereka bilang mungkin dia sedang tidak membawa HP atau tidak mendengarkan telpon dan pesan dari saya. Saya mengangguk dan tidak mempersoalkan lagi tentang keberadaan pak Bono hingga siswa-siswa yang saya tunggu berdatangan. Kemudian saya mengantar mereka ke kamar masing-masing.  

Keesokan pagi, saya mendengar suara agak gaduh di luar kamar, ketika saya keluar saya melihat Pak Bono sedang membersihkan kamar yang telah ditinggalkan penghuninya karena telah selesai mengikuti kursus. Dia bersihkan tidak hanya satu kamar.  Ada lima kamar yang harus dibersihkan. Kemudian saya bertanya apakah dia sudah menerima pesan saya. Dia meminta maaf tidak sempat membalas pesan saya karena harus membersihkan kamar dan menyiapkan makan untuk siswa. Dia hanya bekerja sendiri sehingga dia lebih suka tinggal di kantor. Dia bekerja penuh keikhlasan dan rajin. Saya tahu mungkin gajinya tidak sebesar yang saya punya. Tapi saya salut akan pengabdiannya ke lembaga. Saya berharap atasannya akan tahu hal tersebut.

Jika saya menjadi atasannya, dia akan saya kasih reward untuk berlibur dengan uang saku yang cukup dan ada orang lain yang membantunya dalam melaksanakan pekerjaannya.

 

Jonggol, 3 Juli 2022

NANI KUSMIYATI

#lombamenulisblogpgri

#tantanganmenulissetiaphari

#Day 24

 

Saturday, July 2, 2022

JIKA KITA SEKOLAH DI PUSDIKLAT BAHASA

 JIKA KITA SEKOLAH DI PUSDIKLAT BAHASA


Siswa Pusdiklat Bahasa berasal dari siswa dalam negeri dan luar negeri. Mereka datang dari berbagai institusi dan pengirim program. Institusi dalam negeri dapat berasal dari tiga matra seperti TNI AD (Angkatan Darat), TNI AL (Angkatan Laut) , dan TNI AU (Angkatan Udara). Mereka mengirimkan personelnya baik militer maupun PNS untuk mempelajari bahasa asing seperti bahasa Inggris, Perancis, Jepang, Jerman, China, Arab, Rusia dan Korea. Bahasa-bahasa itu diadakan tergantung dari kebutuhan atau permintaan ketiga angkatan juga instansi lain diluar ketiga angkatan tersebut. Sebelum menentukan program, Pusdiklat Bahasa akan mengundang ketiga angkatan untuk rapat, membahas program-program yang akan dilaksanakan oleh Pusdiklat Bahasa juga permintaan-permintaan dari angkatan yang akan di tampung dan dapat direalisasikan namun tergantung dengan tersedianya anggaran.

Untuk pendanaan daapt dari institusi pelaksana atau dari masing-masing angkatan yang menitipkan untuk belajar di Pusdiklat Bahasa.

Nah, apakah yang harus di persiapkan jika kita menjadi siswa di Pusdiklat Bahasa?

Jika kita berasal dari institusi di dalam negeri, di luar Pusdiklat Bahasa maka akan lebih mudah ketika menjadi siswa.

Pertama karena kita tidak akan menemui kendala dengan bahasa. Karena bahasa yang digunakan staf Pusdiklat Bahasa adalah Bahasa Indonesia dan bahasa Jawa. Namun beberapa dari mereka menguasai bahasa Inggris dan bahasa asing lainnya. Terutama para guru-gurunya sangatlah profesional sesuai dengan bidang pengajaran bahasa yang mereka tekuni. Hanya saja untuk para staf bagian akomodasi tidak dapat berbahasa asing. Mereka mayoritas berbahasa Jawa dan Indonesia. Hal ini yang perlu dipikirkan oleh lembaga karena mereka akan berinteraksi dengan siswa dari mancanegara.

Satu keuntungan bagi siswa mancanegara yang sedang mempelajari bahasa Indonesia, mereka akan cepat menguasai bahasa Indonesia. Walau penuh perjuangan akhirnya mereka cepat pandai berbahasa Indonesia. Tapi jika mereka tipe siswa yang suka menyerah maka mereka tidak akan bisa segera menguasai bahasa Indonesia.

Mempelajari bahasa lain memang tidak mudah terlebih harus menguasai lebih dari dua bahasa. Sebagai contoh ketika siswa mancanegara yang berasal dari Thailand maka akan sulit belajar bahasa Indonesia karena paling tidak mereka harus menguasai bahasa Inggris terlebih dahulu baru mempelajari bahasa Indonesia. Terlebih para siswa dari Thailand yang sedang belajar bahasa Indonesia lebih sering menulis dengan karakter huruf Thailand (alfabet Thai/ jenis aksara Abugida) dan bukan huruf Latin.  Mereka memang harus memiliki bakat bahasa. Jika tidak memiliki bakat bahasa harus rajin  untuk belajar dan mempraktekkan bahasa Indonesia.

Pusdiklat Bahasa yang berlokasi di Jalan Jl. Jati Raya Tim. No.1, RT.5/RW.6, Pd. Labu,            Kec. Cilandak, Kota Depok, Jawa Barat 16514, memiliki fasilitas lengkap untuk para siswanya. Fasilitas lengkap seperti akomodasi, sarana olah raga, perpustakaan, juga cafe kecil tapi nyaman. Ruang makan untuk siswa manca negara menjadi satu dengan staf Pusdiklat Bahasa, namun di meja yang berbeda. Tetapi jika para siswa manca negara ingin duduk dengan staf, tidak menjadi masalah. Biasanya mereka agak sungkan, mereka lebih nyaman duduk bersama teman-teman dan berbincang-bincang dengan siswa manca negara lainnya. Akomodasi siswa manca negara di gedung yang berbeda dengan siswa Indonesia.

Siswa Indonesia yang belajar bahasa asing memiliki tempat akomodasi dan ruang makan di lokasi yang berbeda. Namun tempat mereka juga cukup nyaman. Mereka dapat fokus belajar bahasa yang mereka harus tekuni. Sesekali mereka dapat berinteraksi dengan siswa manca negara. Namun karena mereka mendapatkan banyak home work dari para pengajar, maka mereka lebih fokus mempelajari bahasa target. Hal ini karena mereka merasa waktu belajar cukup cepat sehingga mereka sedikit memiliki waktu  untuk berkomunikasi dengan siswa manca negara.

Beberapa peraturan yang harus dilaksanakan diantaranya, waktu olah raga pagi, waktu apel pagi dan apel siang juga jam-jam istirahat seperti coffe break dan makan siang.  Seragam untuk siswa juga sudah diatur oleh koordinator siswa (Korsis). Seagala perijinan harus dengan surat.

Bagi siswa mancanegara, harus segera dapat menyesuaikan dengan lingkungan sekolah baik para staf, pengajar maupun teman-temannya. Karena hal ini tidak mudah karena perbedaan bahasa, budaya juga iklim di Indonesia.  Demikian juga bagi siswa Indonesia mereka juga harus pandai menempatkan diri karena budaya lembaga bahasa sedikit berbeda dengan institusi dan matranya.

Nah, jika kamu angkatan atau sipil di angkatan yang tertarik untuk meningkatkan bahasa asing, silakan bergabung dengan Pusdiklat Bahasa.

 

Ref. https://www.kemhan.go.id/badiklat/profil-pusbahasa

 

Jonggol, 2 Juli 2022

NANI KUSMIYATI

#lombamenulisblogpgri

#tantanganmenulissetiaphari

#Day 23



NYANYIAN ALAM

  pexels-alex-azabache-3214944 NYANYIAN ALAM   Deburan ombak Desiran angin Gemerisik daun kering Berpadu indah menenangkan hati ...