Wednesday, June 29, 2022

MEMAHAMI PELATIHAN

 MEMAHAMI PELATIHAN


Ketika seseorang mengikuti Diklat (pendidikan dan latihan) tentunya banyak menggunakan kemampuan dalam mendengar atau menyimak sehingga dia akan mudah memahami apa yang disampaikan narasumber. Setelah memahami diharapkan peserta pelatihan dapat mempraktekkan teori yang diberikan. Ketika menyimak tentunya ada hal yang menjadi ganjalan di hati karena beberapa hal tidak dimengerti dari penjelasan narasumber. Jika tidak ditanyakan akan menjadi pikiran dan jika ditanyakan takut menyinggung perasaan narasumber.

Sebenarnya pertanyaan apakah sehingga peserta tidak berani mengungkapkan ganjalan di hatinya? Agar kegelisahan dihati dapat terobati, maka peserta wajib mengungkapkannya kepada narasumber. Tidak perlu takut bagaimana nanti tanggapan narasumber terhadap pertanyaan yang diutarakan. Bukankah dengan adanya pertanyaan berarti Diklat tersebut menjadi hidup karena adanya interaksi. Bagi narasumber yang profesional tentunya, jika ada yang bertanya berarti pelajaran atau kuliah yang disampaikan menjadi menarik, karena dapat memancing pertanyaan yang akan membantu peserta untuk mengerti dan mendalami materi yang diberikannya.

Sementara manfaat lain bagi peserta yaitu, dengan bertanya berarti melatih kemampuannya untuk mengungkapkan pendapat atau merespon tentang penjelasan yang diterimanya. Mengungkapkan ide atau bertanya perlu dilatih. Jika tidak dilatih maka peserta hanya bersikap menerima saja materi yang diberikan oleh narasumber baik itu sesuai atau tidak sesuai dengan pendapatnya.

Ada beberapa cara bertanya yang diharapkan dapat dimengerti dan diterima narasumber. Pertanyaan itu tentunya bukan pertanyaan yang cenderung akan memojokkan narasumber atau tampak mengetes narasumber. Pertanyaan itu memang benar-benar ada hubungannya dengan materi yang disampaikan oleh narasumber. Namun sebelum bertanya dengarkan secara keseluruhan materi yang dipaparkan agar tidak terjadi salah persepsi.

Jika narasumber cenderung mendominasi keadaan dengan terus memberikan kuliahnya tanpa adanya jeda, sehingga peserta tidak ada ruang untuk bertanya, maka peserta boleh menyela dengan kata-kata, “maaf” sambil mengangkat salah satu tangannya untuk memberikan tanda bahwa dia hendak bertanya. Sebagai peserta yang bijak, tentunya dia akan tahu memilih kata-kata yang tepat yang akan dia sampaikan kepada narasumber.  Jika  masih ragu-ragu untuk bertanya, peserta harus membayangkan posisi dia bukan lagi peserta namun sebagai narasumber. Maka dia akan mengerti pertanyaan apakah yang tepat untuk disampaikan?

Beberapa peserta pelatihan hadir dengan berbagai tujuan yang berbeda. Ada yang datang karena memang benar-benar ingin mendapatkan ilmu namun ada juga peserta yang hadir hanya sekedar melaksanakan perintah.  Peserta yang hadir karena ingin mendapatkan ilmu tentunya yang akan banyak mendapatkan manfaat karena tidak membuang-buang waktu.

Menurut saya pribadi, ketika saya diperintahkan untuk mengikuti Diklat maka saya akan laksanakan dengan sepenuh hati karena saya tidak menginginkan hasil yang setengah-setengah. Hal ini merupakan penghargaan saya kepada pimpinan yang telah memberikan kepercayaan kepada saya untuk dapat mengembangkan diri.

Bagi saya, apapun jenis pelatihannya pasti ada hal yang bermanfaat yang bisa dipetik. Saya selalu membuka pikiran dan hati saya untuk menerima pandangan dan persepsi orang lain dalam hal ini narasumber, karena apa yang disampaikan adalah ilmu yang tidak bisa didapatkan hanya dengan membaca buku. Materi yang disampaikan tentunya materi terbaik yang telah dia pilih.

Yuk, mulai saat ini buka hati dan pikiranmu untuk memahami pelatihan apapun, walau pelatihan itu kamu anggap tidak berhubungan dengan passionmu sekalipun!

 

Jonggol, 29 Juni 2022

NANI KUSMIYATI

#lombamenulisblogpgri

#tantanganmenulissetiaphari

#Day 20



SIGMA (SELF IMPROVE GROUP MOBILE ACTIVITY)

 SIGMA (SELF IMPROVE GROUP MOBILE ACTIVITY)


Apa itu SIGMA (Self Improve Group Mobile Activity) ?  Kapan SIGMA mulai diadakan?

Saya ingin mencoba jelaskan apa SIGMA dan kapan kegiatan tersebut mulai diadakan.  Ide SIGMA berasal dari salah satu pimpinan di TNI AL tepatnya pejabat di Disdikal saat itu.  Kegiatan ini lahir karena masih banyaknya KOWAL (Korps Wanita Angkatan Laut) yang belum mahir berbahasa Inggris. Di dalam penugasannya, KOWAL tidak hanya di belakang layar seperti di tempat kerja masing-masing namun terdapat juga event-event intenasional dan penugasan luar negeri yang melibatkan KOWAL di dalamnya.

Beberapa KOWAL ada yang diundang sebagai narasumber atau pemapar, moderator dan sebagai peserta pada kegiatan internasional. Ada juga yang diminta menjadi MC berbahasa Inggris pada kegiatan seminar, kunjungan atau acara Navy to Navy Talk dengan negara sahabat.

SIGMA (Self Improve Group Mobile Activity) adalah suatu kegiatan untuk meningkatkan kemampuan berbahasa Inggris KOWAL secara individu dengan guru-guru bahasa Inggris yang berada di DISDIKAL (Dinas Pendidikan Angkatan Laut) sebagai coach-nya. Pada saat itu saya ditunjuk untuk menjadi ketua coach juga sebagai coach itu sendiri . Dibawah coach terdapat para mentor KOWAL yang akan memonitor proses pembelajaran melalui sosial media baik email maupun whatsapp. Dengan persetujuan pimpinan saya membentuk kelompok mentor dan kelompok peserta yang akan diikutkan dalam kegiatan tersebut.

Saya juga membuat jadwal pembelajaran dan topik-topik yang saya bagikan kepada para mentor dan peserta. Kegiatan itu disambut baik oleh para peserta dan para mentor. Namun demikian, kegiatan tersebut tidak dapat berjalan lama karena kesibukan dari berbagai pihak. Para guru disibukkan oleh tugas-tugas di kantor masing-masing selain mengajar di kelas. Demikian juga dengan para mentor yang berkantor di luar DISDIKAL sibuk dan belum berjalan seperti yang di harapkan. Beberapa mentor belum memiliki bahasa Inggris level intermediate atau advanced sehingga ketika mementori hanya sekedar forward tugas kepada para peserta di groupnya.

Kembali tugas yang yang cukup berat ada di ketua coach. Saat itu benar-benar tantangan bagi saya untuk membagi waktu bekerja di kantor, mengajar di kelas dan di luar jam kerja memandu peserta SIGMA. Apa daya pikiran ini hanya terbatas, tubuh ini tidak dapat selalu fit. Akhirnya SIGMA menghilang perlahan-lahan. Untuk mengantisipasi kekecewaan peserta. saya mengusulkan kepada pimpinan agar diadakan kursus Public Speaking dan MC selama satu bulan bagi KOWAL. Bersyukur pimpinan mewadahi ide yang saya sampaikan, maka terbentuklah kursus singkat Public Speaking dan MC bagi KOWAL. Dan hal itu satu-satunya kursus yang pesertanya wanita Angkatan Laut dari pangkat Bintara dan Perwira.

Ternyata kursus di kelas lebih efektif dibandingkan dengan daring atau melalui sosial media seperti whatsApp.  Namun whatsApp masih tetap penting untuk mengirimkan tugas-tugas yang harus di kerjakan di rumah. Peserta bisa lebih aplikatif dalam mempraktekkan teori yang diberikan. Terdapat interaksi diantara peserta dan tercipta emosi yang penuh harmoni. Mereka belajar mendengarkan dan menirukan model yang terdapat dalam video yang saya ambil dari internet juga beberapa video dari kegiatan internasional sebelumnya di TNI AL.

Pada saat praktek ada yang berperan sebagai Ketua Delegasi dari negara sahabat, moderator, pemapar, notulen dan MC. Di akhir kursus sebelum kursus ditutup, kami mengadakan Real Seminar yang dihadiri oleh peserta kursus Diklat (pendidikan dan latihan) lainnya. Beberapa peserta mengabadikan momen tersebut melalui foto dan video. Hasilnya, para peserta KOWAL memiliki kepercayaan diri untuk tampil di depan umum, dan bahkan ilmu yang di dapat langsung di praktekkan pada acara seminar Women TNI dengan beberapa negara sahabat.

Berdasarkan fakta diatas, kegiatan SIGMA masih belum dapat dilaksanakan dengan baik. Masih banyak terdapat kendala karena kesibukan berbagai pihak. Apabila ingin mengadakan kegiatan semacam SIGMA maka perlu adanya coach yang tidak terganggu dengan kegiatan-kegiatan lain, demikian juga dengan para mentor dan peserta harus memiliki semangat yang tinggi karena kegiatan dilaksanakan di luar jam kerja.  

Nah, silakan tentukan cara yang tepat dalam belajar apapun, baik secara online seperti  SIGMA atau secara offline, di kelas atau blended learning yang menggabungkan keduanya.

 

Jonggol, 28 Juni 2022

NANI KUSMIYATI

#lombamenulisblogpgri

#tantanganmenulissetiaphari

#Day 19



Sunday, June 26, 2022

FOTO LAWAS

 FOTO LAWAS

Foto lawas atau sering disebut foto jadul atau kuno mengingatkanku pada suatu peristiwa walau tidak tahu persis peristiwa apa itu. Foto yang yang aku temukan ini sebenarnya dari group whatsApp my batch KOWAL yang dikirim dalam posisi miring. Jika ingin melihat dengan jelas maka foto yang ada di HP-ku aku kirim ke camscaner. Dan jadilah lurus dan lebih jelas. Beruntung saat ini segalanya dapat dipermudah dengan teknologi, walau teknologi itu melalui gawai kita namun semuanya dapat disulap seperti apa yang kita inginkan. Yang terpenting tidak gagap teknologi (gaptek).  

Foto itu tepatnya pada bulan Agustus 1989. Wah sudah berpuluh-puluh tahun yang lalu.  Mengenakan baju olah raga (training pack) berwarna hijau muda. Aku masih ingat bahan dari training pack itu soft dan nyaman dipakai.  Saat itu aku berpangkat Sersan Dua (SERDA) dua tahun. Kami menaiki bus kantor khusus KOWAL, sebelum bus berangkat pasti ada event yang diabadikan melalui jepretan kamera jadul yang masih ada filmnya kemudian di cetak di tempat cuci cetak film. Ketika foto itu di share di group whatsApp temen-temenku tidak ada yang ingat persisnya event itu. Ada yang bilang perkenalan Bintara 1987, ada yang bilang mau ke Kebon Raya Bogor dan bahkan ada yang bilang mau ke Malang. Kami semua menerima apa saja pernyataan yang di lontarkan. Menurutku yang jelas event jalan bersama bisa jadi ke Monas. Hahaha berbeda-beda ya pendapatnya.

Aku sebenarnya masih ngantuk, tapi senang. Namun jika mau berfoto semua segera bergaya dan tersenyum atau tertawa. Seperti biasa, setiap ada kegiatan waktu persiapan dua jam sebelumnya. Dulu kok bisa ya. Kalau sekarang at least (paling tidak) satu jam sebelumnya. Saat itu belum ada HP, jadi kami menyimpannya di buku album masing-masing yang kami beli dari toko stationery (alat tulis) di Sarinah.  Sarinah adalah tempat kami untuk berbelanja karena sangat lengkap dan jaraknya tidak jauh dari mess kami di Tanah Abang. Kami biasanya jalan kaki dan pulangnya naik bajaj karena membawa banyak tentengan atau belanjaan. Namun ada juga yang beli di toko sepanjang jalan menuju pasar Tanah Abang.

Melihat foto dijaman dahulu, mengingatkan aku bahwa masa-masa itu telah aku lewati. Selalu ada sukanya dan selalu ada dukanya. Di foto itu ada salah satu sahabatku yang sudah meninggal karena sakit pada saat usia masih muda, saat itu kami masih berpangkat Sersan Kepala (SERKA).  Aku sempat bertemu dengannya ketika aku dinas di Makasar. Dia dan keluarganya menyambut aku dan membawaku berjalan-jalan di sepanjang Pantai Losari dan menikmati ikan bakar yang ternyata penjualnya banyak orang Jawa. Senang bertemu dia dan anaknya yang masih balita. Usia tiada yang tahu hingga berapa, hanya Allah SWT yang Maha tahu. Aku percaya dia mendapatkan tempat terindah disisi Tuhan  YME.

Di foto itu ada sahabat aku yang hilang entah kemana, "Ety Madwiarti”. Aku berharap bisa mendapatkan kabar darinya bagaimanapun kondisinya. Ketika kami di mess Ety sering mengajakku ke tempat tantenya yang berdomisili di Kedoya. Kami biasanya menginap di tempat tantenya dan menikmati masakan tantenya. Serasa memiliki keluarga karena keluargaku semuanya berada di Jawa Timur. Sebenarnya banyak kisah menarik yang aku punya ketika bersama-sama dia. Saat ini aku hanya bisa mendoakan dimanapun dia berada semoga Tuhan senantiasa menjaganya. Beberapa temanku ada yang resign dini (pensiun dini) karena ingin fokus menjadi ibu rumah tangga dan ada juga yang memiliki bisnis lain.

Saat ini  beberapa teman kami ada yang sudah pensiun karena tidak mengikuti pendidikan perwira. Namun tali silaturahmi kami tetap terjalin dengan gawai kami yang cukup canggih, bisa video call, instagram  (IG ) atau Face Book (FB).  Yang terpenting saat ini kami senantiasa bersyukur kepada Sang Pencipta, hingga detik ini masih diberikan kesehatan dan bisa bernostalgia. Kami yang masih tersisa, berusaha menjalani kehidupan dengan positif, berharap Tuhan selalu membimbing kami ke jalan yang semestinya hingga kami semua kembali kepada-Nya.

 

Jonggol, 27 Juni 2022

NANI KUSMIYATI

#lombamenulisblogpgri

#tantanganmenulissetiaphari

#Day 18



Saturday, June 25, 2022

ARTI SAHABAT

 

ARTI SAHABAT


Setiap hari Jumat atau kadang Minggu, teman saya selalu mengirimkan doa-doa sesuai dengan doa di hari itu. Tentunya saya sangat gembira dan berterima kasih atas sharing doa-doanya. Saya hanya menjawab pendek, "Amin Allohuma Amiin" Kadang jawaban saya sedikit panjang, "terima kasih, semoga Allah SWT senantiasa memberikan segala kebaikan, Amiin Allohuma Amiin."  

Namun, jika hal itu dilakukan secara berulang dengan kalimat yang sama pada setiap hari, saya jadi berfikir doa-doa itu pasti sudah diseting oleh mesin. Pengirim pesan hanya sekedar share tanpa membaca lagi apa isi doa didalamnya. Maaf jika sedikit negative thingking.  Namun demikian niat baik tentunya saya hargai. Sebenarnya saya merasa sedikit aneh karena saya jarang bertemu teman saya pengirim pesan doa itu dan bahkan hampir lupa kapan saya bertemu. Mungkin karena sudah sekian lama tidak bertemu dan tidak berkomunikasi. 

Ketika saya tiba-tiba dimasukkan group whatsapp Basic Training, saya baru mengetahui teman yang sering mengirim doa itu ternyata salah satu teman di Basic Training, tahun 1986. Karena kami semua beranjak senior alias berusia tidak muda lagi maka agak sulit mengenali teman-teman lama, bukan karena saya adalah tipe pasif dalam mengenal orang, karena jumlah teman pria pada saat Basic Training sekitar 200-an. Sedangkan wanita berjumlah 29. Tentunya saya lebih mengenal sahabat-sahabat wanita saya daripada pria, dan para pria akan mudah mengingat kami, para wanita yang berjumlah sedikit. Apalagi berpuluh-puluh tahun tidak bertemu. Ketika bertemu, wajah kami sudah penuh dengan kerut, badan yang tidak langsing lagi. Penampilan yang semula atletis kini penuh dengan lipatan-lipatan. “Hahaha”, sejujurnya saya memiliki memori terbatas untuk menghafal teman-teman lama saya karena sudah tertumpuk dengan berbagai rencana kegiatan dan persoalan hidup. Bahkan agak sulit menghafal para mantan siswa saya yang sekarang sudah menjadi pejabat tinggi. Ada beberapa yang bisa saya ingat terutama mereka yang pada saat dikelas agak vokal, super baik atau lucu. 

Kembali kepada teman saya yang saya rasa cukup perhatian, telah banyak mengirim doa yang sama.  Saya tetap menghargai akan waktunya untuk berbagi kebaikan. Namun, karena saya berbeda gender, saya tidak banyak berkomunikasi jika membalas pesan cukup pendek-pendek saja. Semua itu untuk menghindari hal yang kurang proper atau pas. Tentunya untuk menjaga pertemanan agar langgeng. 

Bagi saya, sahabat tidak mesti kirim pesan tiap hari karena masing-masing pasti memiliki kesibukan dan keluarga. Jika sahabat kita sesama gender, kita bisa saling kabar dan bertegur sapa. Seperti persahabatan saya denga mba Atik. Dimanapun berada biasanya kita saling bersapa walau hanya sekedar. “Apa kabar?” Namun, walau berbeda gender, masih bisa kok saling bertegur sapa namun tidak setiap hari ya. Terlebih jika ada berita bahagia kita bisa share kepada sahabat agar sahabat kita ikut berbahagia, dan ketika sakit kita boleh meminta doa dari mereka agar kita di doakan. 

Sebagai sahabat yang baik, jika telah lama tidak saling berkabar, kita semestinya bertegur sapa walau melalui sosial media atau bertanya apa kabar dengan mereka. Arti sahabat bagi saya tatkala kita dapat saling menghargai, menginspirasi, menyemangati dan mendoakan demi kebaikan. 

Bagaimana arti sahabat menurutmu?


Jonggol, Minggu, 26 Juni 2022

NANI KUSMIYATI

#lombamenulisblogpgri

#tantanganmenulissetiaphari


Day 17. 


MAKANAN FAVORITE

 MAKANAN FAVORITE


Setiap  orang pasti memiliki makanan favorite. Mungkin tidak hanya satu bahkan dua atau tiga makanan. Demikian juga dengan aku, aku banyak memiliki makanan favorite. Karena aku sebenarnya suka makan apa saja yang terpenting rasanya enak dengan bumbu yang pas dengan lidahku. Tentunya makanan itu tidak memabukkan ya. Semenjak sembuh dari operasi batu empedu aku mulai doyan makan. Namun aku harus dapat memilih makanan yang sehat untuk tubuhku. Sebenarnya agak susah untuk mendapatkan makanan sehat itu karena hampir semua makanan berminyak karena di goreng. Jika direbus pastilah rebusan seperti ubi, singkong juga beberapa sayuran tapi rasanya tidak gurih, kecuali jika ditambahkan bumbu perasa atau santan barulah makanan itu sedap menurut lidahku. Nah tetap mengandung minyak karena santan. Karena kegiatan banyak dan sedikit waktu untuk memasak sendiri, maka aku terpaksa beli di kantin kantor pada saat di hari kerja dan di sebelah kanan atau kiri rumahku jika aku bekerja di rumah atau sedang libur. Kadang-kadang aku pesan tetanggaku untuk memasakkan atau aku menyebutnya catering.

Yuk kita intip apa saja makanan favoritku. Aku paling suka dadar telor atau omelette dalam bahasa Inggrisnya. Terlebih jika omelette buatan chef hotel. Omelette dapat berisi daging cincang, jamur, irisan tomat dan daun bawang sesuai selera. Aku suka banget makanan ini selain simple masakknya juga enak untuk sarapan pagi dengan beef atau chicken sausage (sosis daging sapi atau ayam) dengan secangkir teh melati (jasmin tea) hangat. Pasti ikutan membayangkan ya. Jika sarapan ingin lebih kenyang lagi ditambahkan dengan sepotong roti bakar yang diolesi butter (mentega). Aku lebih suka memilih butter dari pada jam (selai) dengan aneka rasa karena saya lebih suka rasa gurih asin daripada manis.

Jika omelette buatan rumahan, aku paling suka omelette yang di campur dengan sedikit tepung maizena. Kakak perempuanku pandai buat ini, namun tidak denganku. Walau aku memasaknya dengan menggunakan campuran yang sama tapi hasilnya akan berbeda. Jika di rumah sepiring kecil nasi putih yang masih hangat ditemani omelette rumahan dan secangkir teh melati hangat, maka sarapan terasa lezat.

Jika di pagi hari aku belum selera untuk sarapan, aku biasanya menaruhnya di tepak makan (breakfast box) karena aku berangkat ke kantor setelah sholat Subuh. Kadang aku membawa cemilan seperti sosis atau chicken nugget goreng untuk putraku. Jika di dalam perjalanan ternyata kondisi jalanan tidak bersahabat karena macet, aku biasanya menyuapi putraku yang yang sedang mengendarai mobil dengan beberapa potong sosis atau chicken nugget goreng. Biasanya putraku meminta aku untuk sarapan di mobil terlebih dahulu jika aku lapar. Sambil mendengarkan musik yang sudah tersambung bluetooth di HP ke speaker mobil, aku bisa menikmati makanan yang aku bawa. Perjalanan ke kantor jika lancar bisa memakan waktu satu setengah jam. Jika macet bisa dua atau dua setengah jam padahal sudah lewat tol. Kondisi jalanan dari Jonggol menuju Jakarta tidak bersahabat, selalu saja macet.

Nah itulah makanan favoritku pada saat sarapan. Jika ingin tahu cara buat omelette ala hotel atau rumahan bisa cek ke google ya. Tunggu ceritaku selanjutnya tentang makanan favoritku untuk makan siang dan malam.


Jonggol, Sabtu, 25 Juni 2022

NANI KUSMIYATI

#lombamenulisblogpgri

#tantanganmenulissetiaphari

Day 16. 







Friday, June 24, 2022

MENGAPA KAMU HARUS MENJADI PENDENGAR YANG BAIK?

 

MENGAPA KAMU HARUS MENJADI PENDENGAR YANG BAIK?


 

Menjadi pendengar yang baik tidaklah mudah bagi banyak orang. Mendengar yang baik perlu berlatih. Mengapa demikian? Karena setiap orang secara tidak sadar ingin di dengarkan, maka dia cenderung berbicara tanpa jeda sehingga tidak mau memberi kesempatan orang lain untuk berbicara. Dia merasa seorang yang penting diantara yang lain. Sehingga tanpa sadar dia telah menciptakan suasana yang tidak nyaman karena dia telah mendominasi atmosfir di dalamnya. Orang lain dianggap tidak penting. Mungkin yang mendengarkan dia tampak mengangguk-angguk, tapi sebenarnya mereka tidak stay tune (menyimak) pada percakapannya.  Terlebih ketika dia berbicara sambil tolak pinggang dan menunjuk-nunjuk. Saya yakin orang disekelilingkan tidak akan respek padanya. Buah pikirannya menjadi tidak penting bagi mereka karena dia tampak show off (pamer).

Apapun pangkatmu dan apapun kedudukanmu jika kamu menjadi seorang yang memiliki karakter demikian kamu tidak akan berhasil dalam kehidupanmu, walau orang-orang melakukan perintahmu namun mereka melakukan karena terpaksa. Jika suatu saat jabatanmu tidak kau punyai seperti saat ini, bersiap-siaplah untuk menyendiri dan berbicara pada dirimu sendiri. Nah, tentunya kamu tidak ingin terjebak dalam kondisi demikian bukan? Maka kita perlu belajar menjadi pendengar yang baik bagi orang lain.

Manfaat apa saja jika kamu menjadi pendengar yang baik? Berikut beberapa manfaat yang dapat kamu petik jika kamu menjadi pendengar yang baik.

Pertama, kamu akan menjadi orang yang lebih sabar dan tidak seenaknya nge-judge orang lain. Kamu akan menyadari bahwa sebenarnya orang lainpun memiliki kelebihan yang tidak kamu punyai. Tentunya banyak ilmu dan pengalaman yang bisa kamu dapat dari orang lain.

Kedua, kamu akan lebih fokus pada apa yang diucapkan orang lain. Sehingga kamu tidak akan miss (terlewat) informasi penting.  Informasi penting di dapat tidak hanya dari membaca namun juga didapat dari mendengarkan orang lain dan sekelilingnya.

Ketiga, rasa empati kamu akan lebih terlatih dan sudut pandang kamu menjadi broader (lebih  luas) dalam menghadapi suatu masalah. Sehingga jika kamu mendapatkan masalah apapun, pasti ada solusinya karena kamu mampu mendengarkan orang lain dan bertukar pikiran dengan mereka.

Keempat, orang lain menjadi lebih respect (hormat) ke kamu. Tentu saja, ketika seseorang didengarkan, dia akan merasa terhargai dan tentunya menjadi respect padamu. Bahkan dia akan dengan senang hati ketika kamu berbicara. Pastinya dia akan mendengar pendapat-pendapatmu. Senangkan jika akhirnya ide-idemu diterima?

Kelima, orang lain menjadi nyaman ketika ngobrol denganmu. Betul sekali, bukankah berkomunikasi akan lebih menyenangkan jika terdapat  interaksi dua arah? Terlebih jika topiknya nyambung dengan kamu dan partner ngobrolmu. Bisa jadi kamu akan ngobrol dalam jangka waktu lebih lama. Dan mungkin akan diteruskan pada kesempatan lainnya.

 

Yuk kita berlatih menjadi pendengar yang baik agar kita berhasil dalam kehidupan kita!

 

Jonggol, 24 Juni 2022

NANI KUSMIYATI

#lombamenulisblogpgri

#tantanganmenulissetiaphari

#Day 15

 

Ref. IG @seputar kuliah

Thursday, June 23, 2022

POLA PIKIR BAGI KAMU YANG SEDANG BERJUANG

 POLA PIKIR BAGI KAMU YANG SEDANG BERJUANG


 

Halo pembaca budiman, kali ini saya ingin berbagi ilmu yang saya dapatkan dari IG@Seputar kuliah. Saya memilih topik, “Pola Pikir Bagi Kamu yang Sedang  Berjuang.” tidak hanya untuk orang lain tapi juga untuk saya yang sedang berjuang menghadapi dinamika kehidupan. Cie-cie @sahabat gaul.

Pola pikir apa sajakah itu? Berikut pola pikir yang mesti dimiliki bagi kita yang sedang berjuang.

Yang pertama, tidak meributkan hal-hal yang belum dipunya, aku dapat berjuang mulai dari manapun. Misalnya kamu belum punya kehidupan yang layak, tinggal di rumah sempit dengan fasilitas terbatas, pekerjaan masih nomaden/ berpindah-pindah. Sabar ya, yakin kamu akan mendapatkan kehidupan yang lebih baik, nikmati dan syukuri yang telah kamu punya sekarang. Jika kamu pandai bersyukur, hatimu akan tenang dan kamu tidak akan terfokus dengan segala kekurangan yang kamu miliki. Namun tetap berusaha dan berdoa.

Yang kedua, tidak ambil pusing pada satu kegagalan, aku masih harus menghadapinya lebih banyak lagi. Misalnya kamu gagal menyelesaikan kuliahmu tahun ini karena banyak kerjaan kantor yang tidak memberimu ruang dan waktu untuk mengerjakan tugas akhirmu. Saat mengerjakan tugas akhirmu bisa pada saat weekend, libur panjang atau waktu senggang lainnya. Percayalah bahwa kamu dapat menghadapi setiap kegagalan dengan tangguh dan berusaha mengevaluasi mengapa kamu gagal dan meningkatkan skill-mu.

Yang ketiga, menyerah bukan selalu jawaban atas rasa lelahku, aku cuma butuh beristirahat sebentar. Walau terkesan sedikit menghibur diri dengan pernyataan diatas namun ada masanya kamu untuk beristirahat ketika pikiranmu sudah mentok, apa yang kamu kerjakan tidak diterima oleh bosmu. Coba berdoa, berolah raga, pergi ketempat yang kamu suka atau mengerjakan hobimu. Setelah pikiranmu jernih kembali, kamu boleh berpikir kembali untuk melakukan kegiatan yang tertunda. Mencari cara terbaik untuk menyelesaikan segala persoalanmu.

Yang keempat, aku menghargai dukungan dari orang-orang di sekitar karena kadang aku tidak bisa berjuang sendirian. Betul sekali, kamu tidak akan bisa berfikir sendiri atau melakukan suatu kegiatan sendiri karena pada dasarnya manusia itu makhluk sosial yang saling membantu dan melengkapi. Orang-orang terdekatmu dapat menjadi pendukungmu. Orang-orang terdekat bisa berarti keluarga, sahabat dan tetanggamu. Jika kamu anak kost-an yang jauh dari keluarga maka sahabat atau ibu kostmu bisa menjadi pendukungmu. Namun demikian mereka boleh mendukungmu dalam suatu hal namun keputusan terbaik ada pada dirimu sendiri.

Yang kelima, harapan selalu ada kalau aku berusaha, jangan kalah dengan rasa mager (malas gerak) dan malas. Dalam mencapai cita-citamu, kamu tidak dapat hanya berdiam diri seperti mager dan bermalas-malasan karena keberhasilan bukan dari langit datangnya namun harus disertai ikhtiar dan berdoa.  Mager akan membuatmu gampang sakit, tidak kreatif atau pasif.

Yuk, terus berusaha ciptakan sesuatu yang membuatmu lebih hidup dan bahagia!

Semoga sukses, kejar terus cita-citamu!

 

Jonggol, 23 Juni 2022

NANI KUSMIYATI

#lombamenulisblogpgri

#tantanganmenulissetiaphari

#Day 14

 

Ref. IG @seputar kuliah

Wednesday, June 22, 2022

MAHASISWA YANG TAK KUNJUNG LULUS KULIAH

 MAHASISWA YANG TAK KUNJUNG LULUS KULIAH


Topik dari instagram @seputar kuliah kali ini tentang mahasiswa yang tidak kunjung lulus kuliah.

Siapa sih yang tidak ingin segera lulus kuliah? Pasti jawabannya, setiap mahasiswa ingin segera lulus kuliah. Yang jadi permasalahannya mengapa kok gak bisa selesai kuliah tepat waktu? Harapan hati memang tidak sesuai dengan kenyataan. Kondisi ini banyak dikeluhkan teman-teman saya termasuk saya sendiri. Banyak faktor yang mempengaruhi dan banyak alasan yang dibuat agar diri pribadi bisa excuse atau berdalih. Beberapa faktor atau alasan yang dibuat para mahasiswa yang tidak kunjung lulus kuliah sebagai berikut:

Yang pertama, kerja atau bisnis yang menghasilkan. Inilah yang banyak dialami para mahasiswa terutama mahasiswa S2 dan S3 yang kuliah sambil bekerja. Bisnis menghasilkan ini dapat diartikan bekerja di kantoran atau bekerja diluar kantoran seperti konsultan yang tidak memiliki kantor tetap, motivator yang banyak memiliki client dan juga mereka yang punya usaha sendiri.

Sebagai contoh ada beberapa teman saya yang menjadi konsultan yang cukup laris, sehingga banyak sekali undangan untuknya untuk menyelesaikan problem perusahaan baik di Indonesia maupun di luar negeri. Dengan penghasilan yang menggiurkan dia mulai menikmati pekerjaannya. Di dalam hati kecilnya ingin sekali segera menyelesaikan disertasinya. Namun, lagi-lagi undangan dari beberapa perusahaan itu datang. Jika ditolak sayang, karena lumayan dapat honornya. Dan honor tersebut dipergunakan untuk keluarga dan membayar biaya S3- nya. Sungguh suatu dilema, pekerjaan dan disertasi sama-sama pentingnya. Dia selalu membawa laptop kemanapun pergi, selain digunakan untuk presentasi, harapan hati laptop itu akan digunakannya untuk meneruskan draf-draf disertasi yang belum selesai-selesai.

Pada kenyataannya setelah kembali dari bekerja, matanya susah untuk dibuka karena mengantuk, otaknya lelah dan perlu diistarahatkan.  Yang terbayang hanyalah tempat tidur dan bantal yang empuk.  Sehingga urung lagi untuk mengetik.

Hal ini juga saya alami, hanya berbeda cerita. Saya bekerja di suatu instansi pemerintah dengan dinamika yang cukup tinggi. Karena saya bukanlah seorang bos besar tentunya tidak memiliki banyak keleluasaan untuk menentukan sikap atau tindakan ketika berada di kantor. Ketika ada waktu senggang, harapan hati ingin mengetik, namun ketika melihat kanan kiri serasa tidak enak karena staf yang lain masih meneruskan pekerjaannya. Mengetikpun sedikit curi-curi. Paling bisa menulis di pagi hari sebelum semua staf datang. Saya berusaha datang lebih awal karena menghindari macet dan dapat segera mengetik beberapa paragraf. Itupun tidak dapat setiap hari saya lakukan karena saya juga mendapatkan perintah untuk mengikuti pelatihan pengembangan diri dan harus hadir ditempat pelatihan. Banyak senior dan pejabat yang mengikuti dan saya percaya merekapun sebenarnya juga sibuk. Jika membawa laptoppun tidak akan digunakan karena semua peserta harus fokus pada pelatihan tersebut. Tampak kurang sopan ketika membuka laptop sendiri.

Pada pelatihan tersebut terdapat group discussion juga quiz yang harus diikuti dengan seksama. Jika tidak, ketika mendapat giliran untuk menjawab pertanyaan maka akan terbata-bata dan tampak tidak fokus. Dan ketika kembali ke rumah, badan dan pikiran serasa lelah karena perjalanan yang lumayan lama karena jarak tempuh yang jauh dan macet. Laptop terpaksa hanya dibuka dan dilihat saja.

Faktor kedua, cuti kuliah karena alasan tertentu. Jika kita seorang pekerja, ada kalanya kita dipindahkan ke suatu tempat yang baru jauh dari kampus dan tentunya harus segera beradaptasi dengan lingkungan baru. Dinamika pekerjaan ditempat baru tidak dapat diprediksi dan akhirnya memutuskan untuk cuti kuliah.

Alasan lainnya karena tidak adanya dana yang cukup untuk bayar kuliah dan hidup sehari-hari  dan terpaksa mencari kerja sampingan. Kondisi diatas banyak dialami mahasiswa S2 dan S3. Sedangkan problem yang dihadapi mahasiswa S1 dengan ekonomi pas-pasan ketika diterima bekerja terpaksa cuti kuliah karena harus melaksanakan training beberapa bulan sebelum bekerja.

Faktor berikutnya adalah faktor yang sangat crucial, tidak tahu dari mana datangnya dan tidak tahu dari mana penyebabnya, tiba-tiba motivasi untuk menyelesaikan kuliah menurun dan bahkan hilang. Ini kondisi mental yang cukup parah dan dialami banyak mahasiswa. Sadar bahwa harus segera menyelesaikan tugas akhirnya, bahkan laptop sudah dibuka, dinyalakan dan tinggal mengetik namun mata hanya bisa memandangi laptop yang sudah nyala dengan pikiran kosong. Karena tidak segera mendapatkan ide akhirnya laptop ditinggalkan untuk me-recharge moodnya dengan membuat secangkir kopi agar lebih fokus dan berusaha kembali duduk di depan laptop.

Mouse sudah mulai bergerak mencari sumber referensi. Yang dicari masih belum sesuai dengan apa yang diinginkan. Jika adapun minimal hanya dapat satu dan harus mengolah kalimat agar tidak terkesan copy paste. Secangkir kopi sudah habis, namun hanya mampu mengetik beberapa kalimat karena otak dan mata mulai tidak bersahabat. Untuk memotivasi diri sendiri, terus mendengarkan lagu-lagu terlebih dahulu sambil berbaring untuk mengumpulkan energi agar dapat melanjutkan lagi menyusun kalimat. Sesekali melihat jam, masih belum terlalu malam. Kemudian melanjutkan lagi berbaring dan lama kelamaan tanpa sadar sudah ada di dunia mimpi hingga terbangun di pagi hari karena suara alarm dari HP yang sudah di setel tiap hari.

Yang keempat, kesulitan dalam mengerjakan tugas akhir kuliah (skripsi/ tesis/ disertasi). Kesulitan ini karena para mahasiswa belum mendapatkan panduan detail bagaimana mengerjakan tugas akhirnya. Jam pelajaran pada saat materi kuliah Metode Penelitian tidak dibahas secara mendalam. Mahasiswa mengerti cara membuat tugas terakhir karena browshing dari internet atau beli buku panduan dari toko buku yang ditulis beberapa orang yang dianggap mengerti tentang tugas akhir tersebut. Kebanyakan mahasiswa terbantu dari contoh tugas akhir dari alumni sebelumnya. Jika mahasiswa dari kalangan pekerja, pada umumnya memiliki sedikit waktu untuk membaca referensi-referensi tersebut sehingga sulit untuk mengerti alur dari tugas akhirnya. Beberapa mahasiswa juga masih gaptek (gagap teknologi) sehingga membuat mereka butuh waktu yang banyak untuk mengatur margin dan lainnya sesuai buku panduan.

Kendala lainnya, dosen pembimbing memiliki jadwal yang padat, demikian juga dengan mahasiswa, sehingga agak sulit mengatur jadwal bersama-sama untuk memberikan dan mendapatkan bimbingan. Jika mahasiswa memiliki waktu bimbingan pada saat habis kerja, kemungkinan besar dosen pembimbing tersebut sudah lelah karena mengajar atau kegiatan rutin di kampus dari pagi hingga sore hari. Jika akhirnya dapat bertemu, masih saja ada rasa sungkan dan takut yang dirasakan mahasiswa. Bentuk kesulitan-kesulitan antara mahasiswa S1, S2 dan S3 tentunya berbeda walau ada kemiripan. Semua tergantung kondisi mahasiswa , dosen dan lingkungan baik di rumah maupun di kampus.

Nah, tentunya masih terdapat faktor-faktor lain yang mempengaruhi mahasiswa tak kunjung lulus kuliah. Namun demikian jika kamu seorang mahasiswa jangan menunda untuk menyelesaikan tugas akhirmu  sebelum datang rasa malasmu. Fokus untuk menyelesaikan agar kamu tidak menjadi donatur tetap untuk kampusmu!

Semoga sukses, kejar terus cita-citamu!

 

Jonggol, 22 Juni 2022

NANI KUSMIYATI

#lombamenulisblogpgri

#tantanganmenulissetiaphari

#Day 13

(edisi khusus penyemangat untuk penulis sendiri)



Tuesday, June 21, 2022

PERTAHANKAN SAHABATMU YANG PUNYA SIFAT INI

 PERTAHANKAN SAHABATMU YANG PUNYA SIFAT INI 


Topik dari instagram @seputar kuliah kali ini tentang mempertahankan sahabat yang punya sifat seperti berikut ini.

Yang pertama, berani menegur saat kamu salah, namun tidak menyudutkanmu. Jarang kita menemukan sahabat yang berani menegur kita secara terus terang ketika kita salah. Karena dia berusaha menjaga perasaan kita dan tidak ingin melukai persahabatan yang telah terjalin lama. Namun sahabat yang berani mengingatkan kita saat kita salah tanpa menyudutkan kita, itu baru luar biasa. Maka sahabat yang demikian perlu dipertahankan.

Yang kedua, curhat (curahan hati) dengannya dijamin aman, bisa menjaga rahasia orang lain sebaik menjaga rahasianya sendiri. Ini juga cukup sulit dilakukan karena para wanita pada umumnya memiliki banyak sahabat, sehingga jika sahabat yang satu curhat, rasanya sangat berat untuk menyimpannya sendiri dan pasti ingin bercerita kepada sahabat lainnya. Awalnya meminta pendapat solusi terbaik bagi masalah yang dihadapi sahabatnya yang sedang curhat. Namun tanpa sengaja cerita atau persoalan itu semakin berantai dan akhirnya tersebarlah ke semua sahabat. Nah, menurut saya sebaiknya curhatlah kepada keluarga dekat yang kamu percaya dan terutama curhatlah kepada Tuhan YME, pasti dijamin aman dan akan segera mendapatkan solusinya.

Yang ketiga, tetap bersikap sportif saat jadi lawan dalam suatu kompetisi. Nah mendapatkan sahabat yang begini agak susah tapi masih tetap ada hlo. Sebagai contoh, Dina dan Rani belum lama menjadi sahabat. Keduanya sudah menemukan kecocokan dalam berbagai hal. Namun ketika mereka berdua berada disuatu kompetisi cerdas cermat dan kebetulan mereka berdua tidak menjadi satu kelompok, sifat asli Rani mulai kelihatan. Sebelum kompetisi, penyelenggara cerdas cermat memberikan beberapa petunjuk cara teknis untuk lomba juga topik yang akan diujikan. Karena Dina sedang ada keluarga yang sakit, terpaksa Dina tidak dapat mengikuti technical meeting. Sesampainya di mess, Dina bertanya kepada Rani tentang arahan pada saat technical meeting. Rani memang menjelaskan tapi tidak semua penjelasan yang dia dapat pada saat technical meeting  dia sampaikan. Rani hanya menyarankan kepada Dina, bahwa yang penting Dina belajar saja untuk besok.

Tibalah acara cerdas cermat dimulai, babak demi babak terlewati oleh seluruh team dengan bersemangat. Dina menjadi juru bicara kelompok A sedangkan Rani juru bicara kelompok B. Ada beberapa topik yang Dina tidak kuasai terutama di babak rebutan. Sementara dia tidak ada waktu untuk berdiskusi dengan teamnya dan teamnya agak ragu-ragu untuk berebut menjawab. Babak terakhir selesai dan lomba dimenangkan kelompok B, kelompok Rani. Dina mengucapkan selamat atas keberhasilan Rani dan dia mengakui belum belajar untuk soal-soal yang keluar pada babak rebutan. Rani hanya tersenyum namun di dalam hatinya ada sedikit penyesalan karena dia sudah berbuat curang terhadap sahabatnya. Dia tidak berani mengaku jika sebagian dari penjelasan pada saat technical meeting tidak dia sampaikan ke Dina. Namun, Dina serasa tidak ada beban jika dia dan kelompoknya kalah. Dina merasa kegiatan cerdas cermat hanya untuk fun saja dan dia menyadari memang dia belum belajar maksimal.

Jika melihat cerita diatas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa masih terdapat sikap yang kurang sportif dari salah satu sahabat tersebut, yaitu Rani. Dina seorang sahabat yang selalu positive thinking. Silakan pilih karakter mana yang kamu suka.

Yang keempat, berwawasan luas tapi tidak menjadikannya alat untuk membuat kamu tampak bodoh. Senang sekali memiliki sahabat yang memiliki wawasan yang luas. Kamu dapat belajar banyak tentang apapun dari dia. Kamu akan merasa nyaman ketika kamu menemui masalah yang sulit tentang pelajaran atau ilmu lainnya. Namun kebaikan dalam mentransferkan ilmunya jangan sampai membuat kamu tampak bodoh.  Jika demikian berarti dia bukan sahabat yang perlu dipertahankan. Dia ingin pamer di depan publik dan kamu.

Yang kelima, Tidak memaksakan diri untuk selalu menjadi penolongmu, tapi setiap kali dia menolongmu, kamu tidak perlu khawatir soal balas budi. Sahabatmu memiliki keterbatasan seperti dirimu. Tidak mungkin kamu selalu mengandalkan bantuan dari sahabatmu pada setiap masalah yang kamu hadapi. Kamu boleh mencoba meminta tolong padanya, namun jangan memaksa. Dan ketika dia benar-benar dapat menolongmu pastikan jika dia tulus menolongmu. Artinya tidak mengharapkan imbalan baik berupa uang maupun kebaikan lainnya. Mungkin Ini sedikit susah untuk diterka? Namun kamu pasti dapat merasakan ketulusan atas kebaikannya, karena kamu sudah lama berteman dengannya. Melakukan hal-hal yang kamu berdua sukai bersama.

Nah, menurutmu apakah kamu bisa melakukan hal ini semua? Semoga bisa ya. Happy Reading.

 

Jonggol, 21 Juni 2022

NANI KUSMIYATI

#lombamenulisblogpgri

#tantanganmenulissetiaphari

#Day 12



RASA MALAS YANG BAIK UNTUK KESEHATAN MENTAL

 RASA MALAS YANG BAIK UNTUK KESEHATAN MENTAL


Masih topik dari instagram @seputar kuliah. Kali ini saya membahas tentang  rasa malas yang baik untuk kesehatan mental. Tampaknya aneh ya jika melihat judul ini. Mana ada rasa malas baik untuk kesehatan mental? Eits tunggu dulu ini rasa malas yang lain hlo. Yuk kita lihat apa saja yang baik dari rasa malas yang ini!

Yang pertama, malas membicarakan keburukan atau bergosip tentang orang lain. Biasanya tuh kita suka banget bergosip, terlebih jika ada hal yang aneh dengan orang lain. Tapi kalau bergosip tentang kebaikan atau keberhasilan orang lain tidak apa-apa. Justru menjadi penyemangat untuk kita dapat melakukan hal yang sama. Yang terpenting tidak dibumbui hal-hal negatif.

Sebagai contoh, dalam suatu percakapan di kantor, "Eh, Dita dapat promosi jabatan hlo. Dia sangat beruntung  baru saja pindah di kantor baru, sudah mendapatkan rejeki lebih bagus daripada seniornya yang telah lama bekerja." Jika kita memahami percakapan tersebut, pertama membicarakan kesuksesan seseorang namun kata-kata, “Kok bisa ya,” adalah kata-kata negatif. Padahal seseorang mendapatkan promosi jabatan mungkin karena memang dia mampu dan pantas menduduki jabatan tersebut.

Yang kedua, malas untuk mendramatisir kehidupan. Kehidupan yang dijalani ya memang seperti apa adanya. Jika memang kita sedih ya faktanya memang sedih. Tidak perlu seolah-olah kita bahagia. Namun bukan berarti meratap ya, karena kesedihan dan kebahagiaan adalah dinamika kehidupan. Dan ketika kita bahagia karena kehidupan yang sangat mapan tidak perlu dipamerkan walaupun mungkin kita adalah salah satu crazy rich. Karena tidak setiap orang disekeliling kita suka dengan kesuksesan atau kebahagiaan kita.

Yang ketiga, malas menanggapi ejekan dan komentar buruk orang tentang karya positif yang sedang diperjuangkan. Ketika kita sedang mengerjakan proyek yang kita anggap positif dan tidak merugikan orang lain, jalani saja. Tidak perlu didengarkan komentar orang yang tidak membangun. Boleh mempertimbangkan saran yang mendukung rencana kita namun bukan saran yang menghambat kemajuan kita.

Yang keempat, malas berlomba-lomba dalam gaya hidup. Saya pribadi menyukai gaya hidup seperti apa adanya, yang terpenting saya merasa nyaman dan tidak membebani orang lain. Jika saya punya uang saya akan beli benda-benda yang memang benar-benar saya perlukan bukan hanya sekedar asesoris supaya tampak elegan. Semua disesuaikan siapakah diri kita dan apakah profesi kita. Jika kita seorang model kita mungkin harus mengenakan barang-barah mewah atau glamour karena tuntutan pekerjaan. Namun dalam kehidupan sehari-hari sebaiknya tidak menghambur-hamburkan harta karena tidak selamanya kita akan berada di level atas. Jika gaya hidup kita terlalu berlebihan pasti akan mengundang banyak musuh karena pasti ada yang tidak suka atau iri.

Yang kelima, malas ikut campur dalam kehidupan pribadi seseorang.  Tentu dong tidak ada manfaatnya kita mencampuri kehidupan orang lain karena orang lain pasti tidak suka jika kehidupan pribadinya dicampuri. Kecuali jika kita dimintai pendapat atau saran, barulah kita berikan saran yang positif namun jangan saran yang akan memperkeruh suasana.

Nah bagaimana menurut para pembaca tentang rasa malas ini?

 

Jonggol, 20 Juni 2022

NANI KUSMIYATI

#lombamenulisblogpgri

#tantanganmenulissetiaphari

#Day 11



Sunday, June 19, 2022

CARA CERDAS MENGHADAPI RASA INSECURE

 CARA CERDAS MENGHADAPI RASA INSECURE


Topik ini saya ambil dari instagram @seputar kuliah. Kali ini saya membahas tentang cara cerdas menghadapi rasa tidak aman (insecure) dalam diri sendiri. Setiap orang pasti pernah merasakan insecure.  Rasa ketika kita tidak di hargai, tidak diperhitungkan oleh orang lain dan ketika ide-ide kita tidak diterima. Sabar guys (teman-teman) toh mereka juga bukan orang yang sempurna yang tampaknya memiliki segalanya. Pasti ada sesuatu membuat mereka tidak happy, dan insecure.

Nah untuk mengatasi rasa insecure dalam diri sendiri, yang pertama, pastikan bahwa kita bangga dengan hasil jerih payah hingga saat ini. Hargailah dan beri apresiasi terhadap keberhasilan kita sekecil apapun. Hal ini merupakan wujud syukur kita kepada Tuhan YME. Hal ini lebih kepada self love. Gali kembali kemampuan kita juga hobi kita. Jadikan apa yang kita miliki menjadi hal yang bermanfaat bagi diri kita pribadi dan orang lain. Misalnya, saat ini kita mulai belajar menulis di blog. Setiap hari menulis hal-hal yang menjadi passion kita kemudian tulisan itu kita share ke teman-teman atau group whatsApp menulis.  Mulailah ada satu atau dua yang berkunjung ke blog kita dan memberikan komen, baik komen penyemangat atau koreksi dari tulisan kita. Nah kita banggakan, walau belum banyak orang yang membaca tulisan kita. Take it for granted (Terima begitu saja). Kita tidak bisa paksakan orang lain untuk membaca blog kita, mungkin mereka sedang sibuk atau bisa berkunjung ke blog kita namun tidak dapat meninggalkan jejak karena mereka tidak memiliki link blog yang sama. Hal ini pernah saya alami ketika ingin meninggalkan jejak di blog salah satu teman yang menulis di kompasiana, karena saya belum membuka link kompasiana akhirnya saya tidak dapat meninggalkan jejak.

Yang kedua, berusaha untuk berhenti membandingkan diri kita dengan orang lain dalam segala hal. Misalnya, kenapa dia bisa sekaya itu ya, padahal masih muda. Sementara saya yang sebentar lagi pensiun masih begini-begini saja. Nah jangan pernah memiliki pemikiran tersebut. Dia kaya mungkin memang ayah ibunya, nenek kakeknya memang sudah kaya turun temurun. Tidak anehkan?  Aneh jika dari nenek moyangnya kaya raya dan dia miskin. Pasti ada sesuatu yang tidak tepat terhadap dirinya. Mungkin dia diberi harta banyak tapi pemalas, tidak pandai mengatur kekayaan yang diberikan kepadanya. Itu salah satu contoh membanding-bandingkan kesuksesan kita dengan orang lain.

Yang ketiga, menjaga jarak dengan circle pertemanan toxic. Artinya pertemanan yang membuat kita tidak semakin produktif namun lebih kepada menghabiskan waktu untuk hal-hal yang kurang bermanfaat.  Jika kita mengikuti group menulis yang diprakarsai Om Jay salah satunya, maka circle pertemanan itu bersifat positif. Kita menjadi pandai menulis. Kita memiliki jejaring sosial yang luas. Banyak ilmu yang kita dapatkan dari teman-teman kita baik itu berupa pengalaman atau pelajaran-pelajaran yang belum pernah kita dapatkan ketika kita duduk di bangku sekolah.

Yang keempat, membangun hubungan sehat dengan orang-orang yang menghargai dan mendukungmu untuk berproses jadi lebih baik. Masih seputar menulis. Saya memiliki sahabat yang sangat perhatian kepada saya. Ketika saya belum menulis suatu artikel untuk tantangan Om Jay, dia selalu memberikan solusinya, seperti “istirahat dulu Mbak, minum kopi dulu,” atau dia share blognya kemudian mulailah saya membaca dan mendapatkan ide. Demikian juga ketika dia dalam kondisi down, saya menyemangati dengan hal yang sama.

Nah, bagaimana dengan sahabat-sahabat literasi, apakah yang akan Anda lakukan ketika Anda merasa insecure?

 

Jonggol, 19 Juni 2022

NANI KUSMIYATI

#lombamenulisblogpgri

#tantanganmenulissetiaphari

#Day 10



Saturday, June 18, 2022

KECERDASAN EMOSIONAL

                                                        KECERDASAN EMOSIONAL


Topik ini saya ambil dari instagram @seputar kuliah. Hati terasa tergelitik untuk segera berbagi dengan sahabat-sahabat blog dan pembaca setia blog saya. Setiap orang tentunya sudah familiar dengan kata cerdas dan kecerdasan. Kecerdasan bukan hanya pikiran loh (Kecerdasan Intelektual) tapi ini kecerdasan emosional. Dan kecerdasan ini penting dimiliki seseorang agar sukses disegala bidang.   

Apakah itu kecerdasan emosional ?

Menurut KBBI, kecerdasan emosional atau sering kita sebut emotional quotient (EQ) adalah kecerdasan yang erat kaitannya dengan kepedulian dan hati, baik antar sesama manusia, dengan makhluk lain, maupun alam sekitar.

Kecerdasan emosional dapat juga diartikan kemampuan seseorang untuk menerima, menilai, mengelola serta mengontrol emosi terhadap orang lain disekitarnya. Emosi mengacu pada perasaan terhadap informasi atau suatu hubungan, sedangkan kecerdasan mengacu kepada kapasitas untuk memberikan alasan yang valid akan suatu hubungan.  

Untuk memaksimalkan kecerdasan emosional maka yang pertama kali kita lakukan yaitu mengenali setiap emosi yang ada pada diri kita sendiri. Apa yang kita rasakan, dan bagaimana pengaruhnya terhadap orang lain. Ketika kita kesal terhadap seseorang, pandai-pandailah menahan diri agar tidak marah di depan orang tersebut dan lebih baik menghindar untuk tidak bertemu sementara waktu. Jika sudah lebih tenang kita dapat berinteraksi lagi dengan orang tersebut.

Hal ini pernah dialami oleh sahabat saya. Dia bercerita ketika berada di kantor, tiba-tiba bos wanitanya dengan muka ditekuk, bersuara lantang memberikan arahan yang tidak mengenakkan telinga dan cenderung menyalahkan orang lain. Sahabat saya mengungkapkan, sebenarnya dia kesal sekali karena dia telah berusaha melakukan pekerjaan dengan baik. Namun masih disalahkan. Ketika saya bertanya tentang sikapnya menghadapi bosnya tersebut, dia bilang  hanya bisa berdiam menahan amarah dan kesal seraya berdoa semoga segera dilapangakan hatinya. Dia tidak perdulikan kata-kata bosnya yang tidak mengenakkan hati karena dia tidak ingin berkonfrontasi. Tidak berapa lama bosnya pergi dan berpamitan dengan suara lebih lunak sambil bilang kalau kepalanya pusing.

Jika melihat pengalaman sahabat saya, maka kita dapat menganalisa bahwa rasa kesal dan marah yang tidak beralasan akan melukai hati orang lain dan diri sendiri akan menanggung akibatnya. Rasa pusing akan timbul dan sikap bos yang meledak-ledak akan diingat oleh bawahannya. Memang tidak mudah untuk mengasah kecerdasan emosional namun bisa dipelajari dan dilatih.

Kedua, rasa empati untuk memahami bagaimana jika kita berada di posisi orang lain. Jika seseorang sedih kita perlu membantu menenangkan atau membantunya. Jangan bersikap masa bodoh jika ada orang lain kesusahan. Terlebih jika dia meminta pertolongan kita, karena suatu saat kitapun butuh pertolongan orang lain juga.

Ketiga, mampu mengontrol diri pada hal-hal negatif dan menemukan cara bijak untuk mengekspresikannya. Sebagai contoh ketika kita dipromosikan untuk menduduki jabatan yang lebih tinggi namun ternyata jabatan itu orang lain yang mendapatkan. Pasti kecewa dan kesal. Namun jika kita memiliki kecerdasan emosional maka kita akan berpikiran positif bahwa jabatan itu belum rejekinya dan berusaha untuk tetap mengembangkan diri dengan mengikuti pelatihan atau mengembangkan hobi.

Keempat, mampu memotivasi diri sendiri saat berada di titik terendah. Setiap orang pasti pernah mengalami kondisi terpuruk di dalam hidupnya. Bekerja di suatu institusi dengan fasilitas minimalis dan jarak tempuh berjam-jam. Tabungan sedikit demi sedikit menipis untuk beli BBM dan bayar toll. Tetap disyukuri karena Allah SWT masih memberikan kesehatan juga kesempatan untuk belajar dari pengalaman orang lain dan lingkungannya.

Kelima, memiliki social skill yaitu skill dalam berkomunikasi baik secara verbal maupun non verbal, memahami tentang leadership, dan aktif mendengarkan.  Ketika berkomunikasi kita harus pandai memilih kata-kata yang tepat agar lawan bicara kita mudah memahami dan dapat menerima ide-ide kita. Jangan mendominasi percakapan, berikan orang lain kesempatan untuk mengungkapkan pendapatnya. Jadilah pendengar yang baik. Biarkan lawan bicara kita menyelesaikan kata-katanya. Jika kita seorang atasan, dengarkanlah keluh kesah bawahan kita atau saran-saran yang disampaikannya.

Nah, itu tentang kecerdasan emosional atau emotional quotient (EQ) yang dapat saya sampaikan, semoga bermanfaat.

 

Jonggol, 18 Juni 2022

NANI KUSMIYATI

#lombamenulisblogpgri

#tantanganmenulissetiaphari

#Day 9


 

NYANYIAN ALAM

  pexels-alex-azabache-3214944 NYANYIAN ALAM   Deburan ombak Desiran angin Gemerisik daun kering Berpadu indah menenangkan hati ...