APA YANG MENARIK DARI BUKU KITA
Sebagai penulis, kita harus
tahu apa yang menarik dari buku kita. Jika kita menilai dari kaca mata penulis,
maka penilaian kita cenderung subyektif sehingga sulit bagi kita untuk
menentukan kekurangan dari buku tersebut. Kita beranggapan bahwa buku tersebut sudah
bagus. Untuk itu, kita harus memandang buku dari kaca mata pembaca agar
penilaian lebih obyektif. Bagaimana caranya untuk mengetahui kekurangan buku
kita?
Yang pertama, kita dapat melihat
kembali Judul Buku karya kita walau sebelum mempublikasikan kita sudah
berkonsultasi dengan editor. Kita kembali menganalisa judul buku tersebut
apakah sudah tepat dengan artikel di dalam buku atau tidak? Ada kalanya Judul
buku begitu spektakuler, sehingga pembaca ingin sekali membeli buku tersebut. Namun
setelah dibuka, artikel di dalam buku tidak merepresentasikan judul buku dan pembaca
menjadi kecewa.
Memang benar judul merupakan
salah satu faktor penting agar para pembaca membeli buku kita. Dengan judul
yang menarik, penulis berharap buku tersebut akan menjadi best seller. Maka pilihlah judul yang menarik dengan didukung
dengan isi artikel didalamnya. Jangan membuat judul yang biasa-biasa saja.
Sebagai contoh buku yang
saya beli dari Gramedia yang berjudul, “OBAT MALAS DOSIS TINGGI” yang ditulis
oleh Khalifa Bisma Sanjaya. Jika kita melihat cover depan terdapat gambar jarum suntik, kapsul dan vitamin
mengelilingi judul buku. Memang terkesan agak ramai tapi karena judulnya
didukung dengan gambar yang membuat penasaran, maka saya segera membaca
sinopsis buku dan akhirnya saya beli. Sesampai di rumah saya segera membaca.
Penulis menyajikan informasi dengan berbagai cara diantaranya, berupa dialog
yang kemudian diulas dan ditambahkan fakta-fakta serta pengalaman penulis. Subpoin
berikutnya disajikan dalam bentuk cerita dari pengalaman orang lain yang
dibumbui pesan-pesan dari penulis. Cover
dan Sinopsis sudah sesuai dengan artikel buku.
Faktor penting lain yang saya analisa dari buku tersebut yaitu gaya bahasa buku. Penulis menggunakan gaya bahasa yang mudah dipahami oleh pembaca dengan menyisipkan bahasa daerah seperti bahasa Jawa, Sunda dan Betawi. Penulis begitu bebas mengekspresikan idenya tanpa terbebani dengan pola bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Jika membaca buku saya yang
berjudul, “JEJAK WARNA PENYATU RASA”, pasti pembaca akan bertanya-tanya, buku
tersebut membahas tentang apa?
Buku tersebut saya tulis setelah
mengikuti project menulis “JEJAK
WARNA” selama bulan Ramadhan. Topik-topik yang diberikan admin seputar
kehidupan sehari-hari yang saya alami. Karena isi dari buku tersebut berkisar
dinamika kehidupan maka saya mengambil judul project tersebut (JEJAK WARNA) kemudian saya tambahkan dengan frasa
PENYATU RASA. Hal ini menggambarkan perasaan dan kehidupan penulis yang penuh
warna bagaikan pelangi. Sehingga cover
buku adalah garis lengkung warna warni bak pelangi.
Faktor penting selanjutnya
adalah font yang digunakan pada buku,
apakah font tersebut konsisten atau
berubah-ubah. Besar font harus
menjadi perhatian. Jika untuk judul dapat lebih besar daripada isi artikel. Saya
pernah membaca suatu buku dengan font
yang berbeda-beda dengan besar font yang
tampak tidak enak dipandang mata. Saya mendapati editor buku tersebut adalah penulis
itu sendiri.
Penulis boleh menjadi editor
untuk bukunya, namun buku yang berkualitas apabila editornya adalah orang lain
yang mengerti tata bahasa dan segala macam tentang aturan sebagai editor.
Sepandai-pandainya penulis, yang mungkin memiliki kepiawaian dalam tata bahasa
namun ketika menjadi editor, tidak akan mudah menemukan kesalahan dari tulisannya.
Besar font harus disesuaikan
dengan besarnya buku dan jarak pandang mata baca kita. Jika terlalu kecil, maka
mata kita terasa seakan dipaksa untuk fokus melihat tulisan-tulisan itu dan akhirnya
mata kita cepat lelah. Demikian juga denga font
yang terlalu besar membuat tulisan kurang menarik.
Hal lain yang membuat buku
kita menarik yaitu gambar-gambar pendukung untuk setiap artikel. Gambar harus
sesuai dengan isi artikel, jadi tidak sekedar gambar yang kita sukai yang kita tampilkan.
Faktor penting lain agar buku
kita menjadi menarik yaitu adanya quotes
atau wise saying baik dalam bahasa
Inggris atau Indonesia. Quotes atau wise saying tersebut harus sesuai dengan
isi artikel dan dapat memberikan kesan mendalam terhadap isi artikel.
Nah, beberapa faktor diatas saya
sajikan berdasarkan pengalaman saya ketika membaca buku sendiri dan buku orang
lain.
#lombamenulisblogpgri
#tantanganmenulissetiaphari
#Day3
Jonggol, 12 Juni 2022
Saya simpan blognya ya Bun mayor. Untuk modal buku solo selnjutnya hehe
ReplyDeleteTerimakasih Mb Nani.. .. aku tunggu karya-karya yang lain.. sukses selalu
ReplyDeleteTerima kasih sudah berbagi Mayor...mencerahkan sekali
ReplyDeleteWaw keren tuh kalo obat malas dibukukan hehe
ReplyDeleteMemgisfiraso.aeklai saya baru dapat ilmu ne.bun
ReplyDeletengeri sampulnya. hehe
ReplyDelete