Saturday, June 4, 2022

RUMAHKU ISTANAKU



Idealnya rumah itu adalah istana kita. Tempat dimana paling nyaman untuk tinggal, melepaskan rasa lelah setelah seharian berada di kantor. Tentunya kriteria rumah yang nyaman ketika kita merasa aman, rileks dan lebih suka tinggal berlama-lama di rumah maka rumah kita bisa dikatakan istana kita. Yang membuat rumah kita terasa istana tergantung dari mindset seseorang terhadap rumah sebagai tempat tinggalnya. Beberapa orang berpendapat rumah adalah istana apabila memiliki fasilitas yang lengkap seperti  tempat tidur, kamar mandi, ruang makan, dapur, ruang keluarga dan ruang fitness untuk berolah raga dan bahkan memiliki taman juga kolam renang. Pasti setuju jika fasilitas tersebut bak istana yang serba ada. Fasilitas-fasilitas tersebut dengan disain yang mewah dan serba modern bak negeri dongeng walaupun faktanya sudah banyak dimiliki kaum konglomerat atau yang berstatus high social.

Bagaimana dengan kaum menengah kebawah? Tentunya standar rumah adalah istana, lebih rendah dari kaum level atas. Kenyamanan rumah tidak hanya diukur dari kelengkapan fasilitas yang dimiliki namun juga tergantung dari anggota keluarga di dalamnya. Keharmonisan rumah tangga akan mempengaruhi  kenyamanan rumah.  Banyak keluarga kaya yang kembali ke rumah merasa tidak nyaman karena bukan karena kondisi rumahnya namun karena hubungan keeratan dari anggota keluarga di dalamnya.

Nah, kriteria rumah adalah istana  tergantung dari mindset/ pola pikir masing-masing orang. Saya masih teringat ketika saya berkunjung ke rumah sahabat yang memiliki rumah kecil namun tampak begitu bahagia. Mereka keluarga kecil dengan satu orang putra berumur 5 tahun. Ruang tamu, Kamar tidur dan dapur hanya diberi sekat dari bahan triplek. Kamar mandi untungnya di dalam jadi dapat digunakan untuk keluarga tersebut. Walau kecil, barang-barang di rumahnya tersusun rapi karena memang tidak banyak barang yang mereka punya. Saya lihat satu dus berukuran sedang berisi mainan untuk putranya ditaruh dibawah meja tamu. Yang menjadi ke kaguman saya mereka selalu tampak tersenyum ketika bertemu dengan kami, terlebih ketika kami bertamu. Teh manis dan kudapan tradisional seperti ubi rebus sudah tersedia diatas meja. Kami berbincang-bincang dan sesekali tertawa mendengar obrolannya yang selalu segar. Seolah tidak ada rasa kesedihan di raut wajah mereka.

Mereka juga bercerita tentang rumah kecilnya, ketika keluarga dari kampung datang dan menginap. Untuk tidur mereka menyisihkan kursi dan meja tamu di luar, ruang tamu kecil disulap menjadi kamar tidur dengan tikar dengan selimut diatasnya.

Bagaimana dengan rumah saya, cukup besar bagi saya dan putra saya. Rumah dengan dua lantai, dengan barang-barang belum tertata rapi. Dari semenjak pindah dari rumah lama, barang-barang belum sempat di bongkar semua. Saya pengoleksi buku dan putra saya pengoleksi barang-barang otomotif. Karena kami berdua bergiat di luar rumah setiap hari, maka waktu weekend adalah hari untuk menikmati tinggal di rumah lebih lama. Kadang-kadang kami mengundang seseorang untuk bersih-bersih agar kami bisa menikmati hari libur, mendengarkan musik, menonton drama China, menyelesaikan ketikan yang harus diselesaikan. Bagaimanapun kondisinya rumah saya, saya lebih nyaman menikmati rumah saya bersama putra terncinta saya, karena rumah adalah tempat tinggal ternyaman bagi saya dan putra saya.

 



No comments:

Post a Comment

NYANYIAN ALAM

  pexels-alex-azabache-3214944 NYANYIAN ALAM   Deburan ombak Desiran angin Gemerisik daun kering Berpadu indah menenangkan hati ...