Wednesday, August 31, 2022

PERBEDAAN ITU INDAH

 PERBEDAAN ITU INDAH



Indonesia dengan berbagai keberagaman budaya, adat istiadat, karakter, agama dan masih banyak keberagaman lainnya  membuat Indonesia menjadi negara yang yang memiliki kekhasannya. Dengan keberagaman itu akan memunculkan dinamika kebangsaan yang penuh warna. Warna-warna itu akan menjadi indah jika disatukan dan bahkan akan tercipta warna baru yang benar-benar berbeda dengan warna aslinya.

Coba kita melihat pelangi yang muncul ketika hujan  reda dengan pancaran sinar matahari, begitu indah bukan? Seandainya pelangi itu hanya di dominasi dengan warna biru saja, atau hijau saja atau dengan warna lain, pasti namanya bukan pelangi. Satu warna itu membosankan, tidak ada nuansa yang menyegarkan dan membuat mata, pikiran dan hati kita statis tidak dinamis. Sesuatu yang dinamis menandakan adanya kehidupan, sebaliknya sesuatu yang statis menunjukkan tidak adanya kehidupan. Karena sebenarnya hidup ini penuh dengan tantangan yang perlu disikapi dengan bijaksana (open mind, open heart dan open will).

Memandang persoalan sebagai sebuah tantangan yang pasti ada solusinya. Tiada individu yang sempurna sehingga kita semua saling melengkapi dan saling bertoleransi akan perbedaan sudut pandang, harapan dan tujuan. Bekerja dengan ikhlas dan gembira akan menaikkan imun kita sehingga kita lebih sehat untuk berkarya. Suasana penuh kekeluargaan dan keharmonisanpun akan tercipta membuat kita lebih optimis menghadapi masa depan bagaimanapun keadaannya.

Yuk, kita pacu diri kita masing-masing untuk menjadi insan yang lebih baik, menjadi insan yang lebih dapat memahami diri sendiri dan orang lain, menjadi insan yang menebarkan rasa kasih sayang, cinta persatuan dan kesatuan sehingga tercapai kerukunan di segala bidang!

Sungguh betapa indahnya perbedaan itu.

 

Nani,

Motivator, Trainer, Teacher, and Writer

Jakarta, 1 September 2022.

 

 

Sunday, August 21, 2022

MOMEN TERINDAH

MOMEN TERINDAH 

Setiap moment adalah berkah
Setiap peristiwa adalah sejarah
Ku melangkah dengan pasti
Karena mimpiku pasti terjadi

Saat ini hanya goresan pena
Pada selembar kertas putih
Tanpa sadar ku membuat cerita
Tentang indahnya kehidupan
Tentang luasnya ilmu

Tak ada kata terlambat
Tuk berbuat kebaikan
Tak ada kesuksesan
Jika tak mencoba



Rangkaian huruf menjadi kata
Rangkaian kata menjadi kalimat
Kalimat tersusun rapi dan bermakna
Dikemas bersama goresan hati

Sungguh terkesima aku melihat
Namaku terpahat diatas cover buku
Dengan tinta emas seperti dalam anganku
Karena Menulis Aku Ada
Karena Menulis Aku Bahagia

Semoga ini langkah awal
Tuk membawaku menjelajah dunia
Menikmati kebesaran Tuhan tanpa batas
Menebar kebajikan dengan ikhlas

Bersama keluarga pegiat Literasi
Hidupku lebih berarti


NANI

PERPUSNAS, 20 AGUSTUS 2022

Thursday, August 11, 2022

HARAPANKU UNTUK INDONESIAKU

HARAPANKU UNTUK INDONESIAKU

Setiap warga negara Indonesia memiliki banyak harapan untuk negeri tercinta Indonesa. Di usia Indonesia yang ke-77 tahun, sudah semestinya setiap warga negara merefleksi diri sendiri, sudahkan berkontribusi kepada negara ini. Sadar atau tidak sadar saat ini kita yang bernaung di negeri yang kaya akan sumber daya alamnya, budayanya dan masyarakatnya mesti tetap berbenah diri untuk mempertahankan kemerdekaan yang tidak mudah kita dapatkan.  

Seluruh elemen bangsa yang terdiri dari pemerintah dan masyarakat harus dapat memposisikan diri sesuai dengan keberadaan dan kemampuannya. Pemerintah yang memikirkan rakyatnya agar aman dan sejahtera. Rakyat mengabdi dengan ikhlas demi kemajuan bangsa dan negaranya. Aparat hukum bertindak adil berdasarkan hati nurani dan kebenaran.

Sudah saatnya Indonesia menjadi bangsa yang mandiri dan berkarakter.  Yakin bahwa bangsa ini mampu menyelesaikan masalah apapun yang terjadi di bumi tercinta dengan mengedepankan kepentingan bersama dan bukan untuk kepentingan golongan atau pribadi.  Senantiasa berusaha untuk memerdekan rakyatnya dengan kemerdekaan yang bertanggung jawab. Merdeka untuk rakyatku, merdeka untuk bangsaku.

Setiap orang harus sadar bahwa kita hidup di bumi tercinta ini tidak sendiri namun hidup bersosialisasi bersama-sama orang lain yang memiliki keberagaman. Dengan keberagaman ini hidup akan menjadi lebih indah. Maka bersatulah dalam kebinekaan.  Bertoleransilah atas perbedaan agama, suku, bahasa, kepentingan, ide, kemampuan, karena pada dasarnya kita saling melengkapi.

Ciptakan rasa kasih sayang terhadap sesama: antara orang tua dan anak, antara pemimpin dan anak buah, antara negara dan rakyatnya. Demikian sebaliknya, anak harus santun dan menghargai orang tuanya, anak buah harus patuh dan loyal terhadap pemimpinnya dalam kebaikan, dan rakyat mendukung pemerintah dalam memajukan Indonesia, serta memberikan masukan dengan cara yang benar dan terpuji kepada pemerintah untuk meluruskan hal-hal yang belum lurus.

Saat ini kita harus mulai meningkatkan rasa cinta terhadap produk dalam negeri, karena produk-produk anak-anak nusantara ini memiliki keunikan dan kekhasan akan budaya Indonesia yang kaya dan beragam.

Pemerintah sudah seharusnya menciptakan banyak lapangan kerja bagi generasi muda yang putus sekolah juga bagi mereka yang telah selesai kuliah. Berdasarkan fakta, saya masih mendapati banyak anak-anak yang belum mendapatkan pekerjaan walau mereka telah selesai kuliah. Mereka memiliki kemampuan yang bagus yang mesti di salurkan sesuai bidangnya. Dan bagaimana dengan mereka yang putus sekolah, pasti lebih sulit untuk diterima bekerja.

Semoga di ulang tahun ke-77 ini, Indonesiaku semakin berkibar dan bersinar. Segala persoalan bangsa dapat diselesaikan dengan berjiwa besar.

MERDEKA!!!!

 

NANI

Jonggol, 12 Agustus 2022 

Sunday, August 7, 2022

MENJAGA KEIKHLASAN

 


MENJAGA KEIKHLASAN

Bagaimana menjaga keilhlasan sementara untuk menjadi ikhlas itu tidak mudah. Ikhlas berarti menerima apa yang telah menjadi ketentuan Allah SWT.  Sadar bahwa apa yang kita miliki di dunia ini hanya sementara, titipan dari Sang Pencipta. Menjaga keikhlasan sebenarnya lebih kepada membuka hati dan pikiran menerima setiap dinamika kehidupan dengan kebesaran jiwa.

Menjadi ikhlas ketika kita memandang masa lalu sebagai pembelajaran hidup yang harus diperbaiki dan merelakan apa yang tidak menjadi milik kita. Sebagai contoh ketika saya lulus SMA, saya ingin sekali melanjutkan belajar di suatu universitas, namun apa daya karena kondisi keuangan orang tua yang tidak memungkinkan memaksa saya untuk mengadu nasib untuk mendapatkan pekerjaan. Bersyukur tidak perlu lama menganggur akhirnya ada lowongan untuk menjadi abdi negara dan jika lulus menyandang pangkat Sersan Dua (Serda).

Perjuangan selama mempersiapkan test kurang lebih satu bulan. Masih teringat setelah sholat subuh berlatih berlari di sepanjang jalan tol di Surabaya yang sedang di bangun. Jalanan tol sudah halus namun belum dioperasikan kendaraan untuk melintas. Saat itu di bulan puasa, tetapi saya dapat menahan rasa haus dan lapar walau saya harus berlatih berlari. Saya berlari secara bertahap beberapa kilo meter dengan kecepatan konstan. Berikutnya dengan jarak lebih jauh dan masih tetap dengan kecepatan yang sama. Saya berlatih untuk endurance atau ketahanan tubuh saya dan bukannya untuk menjadi juara lari.

Di hari-hari berikutnya saya mulai mempercepat lari saya dengan jarak terjauh yang pernah saya lewati. Ketika melakukan latihan lari tidak ada yang mengarahkan namun lebih kepada naluri dan pemikiran yang saya miliki bahwa saya harus dapat mengukur diri dengan kemampuan sendiri. Lambat laun lari terasa ringan dan bukan menjadi beban.

Pada siang hari saya beristirahat sambil membaca beberapa buku tentang pengetahuan umum juga berlatih menggambar pohon dan orang juga berhitung. Saya mendapat info dari beberapa orang yang pernah mengikuti test masuk TNI. Dengan berbagai persiapan, saya yakin akan lolos. Hal terpenting yang akan menghantar saya untuk berhasil adalah doa. Sholat lima waktu adalah saat terbaik untuk memohon kepada Allah agar saya diberikan kemudahan ketika melaksanakan test dan berhasil. Saya yakin bahwa Allah SWT akan mewujudkan harapan dan doa saya untuk menjadi tentara serta menjadi kebanggaan keluarga.  Doa dari orang tua juga menjadi penyemangat saya untuk mewujudkan impian saya.

Seluruh rangkaian test saya jalani dari pagi hingga petang. Istirahat malam hanya beberapa jam saja.  Ada rasa was-was ketika setelah satu test dilewati dan kemudian diumumkan apakah saya masih terus mengikuti tahapan test berikutnya atau tidak. Di situ keikhlasan saya diuji, seharusnya saya tidak perlu was-was, namun kembali lagi karena saya adalah manusia yang tidak sempurna.

Alhamdulillah perjuangan itu tidak sia-sia. Saya lulus test  dan memasuki dunia pendidikan yang benar-benar baru bagi saya selama kurang lebih 9 bulan. Tiga bulan basic training dan 6 bulan pendidikan kejuruan. Saya sangat bersukur kepada Allah SWT walau saya tidak dapat kuliah namun saya mendapatkan pengalaman dan pekerjaan yang penuh dengan tantangan yang tidak mudah didapat oleh orang lain.

Ketika saya berangkat dan pulang kantor, saya melihat banyak remaja di U-turn (putaran balik) membantu pengendara mobil untuk berputar dan mereka mendapatkan uang coin 500 atau 1000 rupiah dengan resiko tinggi. Demikian juga dengan beberapa remaja atau bapak-bapak yang berjualan di tengah jalan menjajakan minuman dan kudapan. Mungkin beberapa dari mereka merantau tanpa sanak saudara di kota Jakarta yang penuh gemerlapan dan ujian. 

Saya appreciate (menghargai) banget kepada mereka masih mau bekerja keras mencari rejeki dengan halal. Walau peluh membasahi sekujur tubuh karena terik matahari namun mereka tampak tenang dan tegar agar minuman dan jajanannya laku.  Kemungkinan yang beli tidak banyak karena beberapa orang ada yang khawatir dari segi kebersihan kudapan dan air mineral tersebut. Namun mereka tidak patah semangat dan memang berjualan adalah salah satu pilihan agar mereka dapat tetap makan.

Mendapat pekerjaan adalah suatu berkah yang perlu dijaga dengan baik. Jika kita mendapat reward berupa pangkat dan jabatan adalah nilai plus yang diberikan Tuhan melalui tangan-tangan manusia. Jika memang jabatan atau pangkat itu belum kita dapatkan maka kita harus ikhlas dan mungkin belum saatnya rejeki itu untuk kita. Yang terpenting kita masih di beri kesehatan sehingga masih bisa menemani anak-anak dan pasangan kita.

Berkah dari Tuhan bukan hanya pangkat, kedudukan atau kemewahan namun kepada kebahagian untuk membuka pikiran, hati  dan kemauan (open mind, open heart dan open will). Ikhlas akan segala yang diberikan oleh Tuhan. Semoga kita termasuk ke dalam golongan orang-orang yang pandai bersyukur dan ikhlas.

 

NANI

Jakarta,  Minggu, 7 Agustus 2022




Friday, August 5, 2022

MENUMBUHKAN RASA PERCAYA DIRI


 MENUMBUHKAN RASA PERCAYA DIRI

Beberapa orang dilahirkan dengan kepribadian pemberani dan suka tampil di depan umum, namun beberapa orang tidak. Mereka cenderung pendiam dan lebih suka bersembunyi jika mendapat kunjungan tamu penting. Mereka lebih suka sebagai pendengar dan pengamat. Mereka sebenarnya orang-orang yang pandai dan analytical atau suka menganalisa.

Pribadi ini terbentuk ketika mereka kecil di suatu lingkungan keluarga dengan banyak aturan dan budaya. Keluarga keraton di Jawa memiliki aturan yang ketat dalam mengungkapkan pendapat atau ide sebelum dipersilakan oleh yang lebih tua. Mereka tidak berani berbicara secara vulgar karena mereka takut dianggap tidak sopan.  Hal ini masih berlaku hingga sekarang.

Berbeda dengan keluarga di luar lingkungan keraton, anak-anak masih dapat mengungkapkan pendapat mereka secara terus terang kepada orang yang lebih tua atau kepada ayah ibu mereka. Namun kembali kepada karakter yang dimiliki anak-anak yang tumbuh dalam suatu keluarga. Tentunya masih ada anak-anak yang tidak memiliki rasa percaya diri. Mereka butuh keluarga dan lingkungan untuk menumbuhkan rasa percaya diri.

Saya masih teringat ketika saya kecil, banyak teman-teman saya bilang kalau saya adalah anak pemberani.  Padahal ada rasa minder di dalam diri saya karena saya bukan dari keluarga yang berada sedangkan teman-teman memiliki ayah ibu dengan pekerjaan tetap. Seragam dan sepatu yang dikenakan tampak baru dan bersih. Mereka juga dibawakan bekal makanan atau uang jajan oleh orang tua mereka. Bahkan setiap hari ayah atau ibunya mengantar ke sekolahan. Rasanya bahagia sekali. Itu pemikiran saya pada saat saya kecil.

Saya sebenarnya merindukan momen-momen seperti itu namun saya hanya diantar ibu sekali ketika mulai mendaftar sekolah TK, selebihnya saya berangkat di temani kakak saya yang duduk di bangku SD. Kakak mengantar hingga di seberang jalan dan untungnya ada petugas sekolah yang menyeberangkan anak-anak TK. Ketika pulang saya sering berjalan bersama-sama teman-teman dan orang tua mereka yang searah dengan rumah saya. Namun terkadang saya berjalan sendiri jika kakak belum selesai pelajaran.

Saya tidak dapat menyalahkan ibu karena ibu bekerja dari pagi hingga menjelang magrib. Ibu berangkat bekerja sebelum sholat Subuh karena tempat bekerja ibu lumayan jauh dan ibu harus berjalan kaki. Sedangkan ayah berdinas di luar Jawa dan jarang pulang karena tidak ada kesempatan pulang juga karena tidak ada biaya untuk pulang dengan pesawat atau kapal laut.

Mungkin dengan kondisi tersebut saya menjadi lebih mandiri juga kakak-kakak saya. Saya dapat menutupi rasa minder saat itu dengan berfokus pada hobi yang saya miliki seperti berlari, menyanyi dan menggambar. Ketika lomba lari saya mendapat juara dua walaupun sempat jatuh karena saya tersandung batu. Sepatu satu-satunya yang saya punya sobek dan berlubang. Saat itu sebenarnya saya merasa malu, namun saya berusaha tidak begitu mengindahkan apa yang terjadi pada saya.  Setiba di rumah saya hanya bilang kepada kakak saya jika sepatu sobek. Kakak laki-laki saya menjahit sepatu saya dengan benang yang senada dengan warna sepatu dan tampak kuat.

Kondisi sederhana menempa saya untuk kuat dan memiliki percaya diri. Kondisi apapun harus bisa. Di sekolah saya juga diikutkan lomba menggambar antar TK di kota saya. Saya hanya menjadi juara ketiga dan mendapat hadiah buku gambar dan crayon. Saya sangat senang karena tidak perlu membeli buku gambar dan pensil gambar. Apapun yang diperintahkan oleh guru, saya tidak pernah menolak.

Hingga suatu hari saya diminta untuk tampil ke depan untuk bernyanyi. Langsung saja saya menyanyi lagu dangdut dewasa. Ibu guru di kelas tersenyum melihat tingkah saya namun ibu guru memberiku semangat. Teman-teman juga bertepuk tangan. Setelah pelajaran usai ibu guru menghampiri saya dan bertanya saya belajar bernyangi dari siapa. Dengan polosnya saya menjawab, dari radio tetangga yang selalu memutar lagu itu.  Saya tidak begitu perduli dengan makna lagu itu. Saya suka musiknya dan lantunan suara penyanyi yang begitu merdu.

Ibu guru memberitahukan jika lagu yang saya nyanyikan adalah lagu dewasa dan meminta saya bernyanyi lagu anak-anak untuk seusia saya. Ibu guru memimjamkan buku lagu-lagu yang dinyanyikan pada saat pelajaran kesenian. Saya sedikit malu tapi saya memperhatikan nasihat ibu guru. Hari-hari berikutnya saya belajar menghafal lagu-lagu dari buku.

Nah, peran guru dan kondisi di rumah yang menempa saya memiliki rasa percaya diri. Saya tidak dapat menyalahkan seseorang yang tidak memiliki rasa percaya diri mungkin karena dia dibesarkan dalam lingkungan yang serba terkekang dan tidak ada yang mengarahkannya.

Namun rasa percaya diri itu dapat dilatih jika mau berusaha. Yang terpenting harus berpikiran positif tentang diri pribadi. Orang yang dapat menghargai diri sendiri akan mudah memiliki rasa percaya diri.  Selain memperbaiki penampilan diri, seseorang harus memiliki kemampuan yang dapat membuatnya memiliki nilai plus.  Hal itu dapat dilakukan dengan belajar baik formal maupun informal sehingga memiliki jaringan yang luas, memiliki teman-teman yang bernilai. Dengan begitu tanpa disadari rasa percaya diri akan semakin tumbuh.

Mulai sekarang perhatikan dirimu, cari nilai positif yang kamu miliki yang membuatmu bangga, terima kelemahanmu sebagai bagian dari ciri khasmu.

 

Nani

Jakarta,  5 Agustus 2022

Wednesday, August 3, 2022

INTROSPEKSI DIRI

 INTROSPEKSI DIRI



Introspeksi diri atau sering disebut muhasabah, biasa dilakukan ketika waktu senggang atau ketika hendak beristirahat malam untuk mengevaluasi  segala sikap, perbuatan,  kesalahan diri sepanjang hari. Demikian juga dengan saya pribadi, saya harus banyak mengoreksi diri dan merenung untuk sikap dan langkah yang lebih baik.

Tuhan telah memberikan segalanya, putra yang baik yang senantiasa menemani walau saat ini cita-citanya untuk mendapatkan pekerjaan belum terwujud; gaji dan tunkin (tunjangan kinerja) yang halal dan berkah untuk menopang kehidupan sehari-hari. Tidak lebih dan tidak kurang, saya sebut pas banget.  

Sangat bersyukur setiap kali mendapat kesulitan, Allah SWT selalu mengirimkan kemudahan dan pertolongan melalui orang-orang terdekat, keluarga, dan para sahabat. Ketika sakit, saya dapat mengevaluasi bahwa tubuh dan pikiran saya perlu istirahat. Saya lebih dapat mendekatkan diri kepada Sang Pencipta. Kehilangan nafsu makan memang membuat saya khawatir namun saya dapat mengambil hikmahnya saya tidak perlu berdiet untuk mengurangi berat badan. Yang terpenting stamina tubuh segera pulih walau harus diinfus.

Tahun baru Hijriah yang beberapa hari telah berlalu namun semangat untuk berhijrah menuju lebih baik mesti terus dijalankan. Karena saya yakin tak seorangpun ingin menuju kemunduran atau keterpurukan. Insya Allah selalu ada jalan jika kita mau berusaha dan berdoa. Bahkan berniat di dalam hatipun itu sudah didengarkan oleh Allah SWT dan yakin niat baik kita akan terwujud.

Saat ini banyak berita buruk di sosial media yang di sebarkan yang mungkin karena konsumsi politik atau bisnis, namun bagi saya pribadi saya lebih menyukai info yang bagus-bagus karena berita yang menyenangkan akan menenangkan hati dan pikiran saya akan membuat saya lebih positif dan termotivasi untuk berkarya.

Berhijrah dimulai dari diri pribadi kemudian keluarga baru kemudian masyarakat di lingkungan kita. Perubahan ke lebih baik walau sedikit sudah merupakan langkah positif terlebih jika kita dapat mengajak orang-orang yang kita sayangi untuk berhijrah menuju kemajuan dan bukan kemunduran.

Sebagai contoh ketika semula anak-anak kita suka mager (malas gerak) di rumah karena main game on line, mereka sudah mulai dapat mengatur waktu kapan harus belajar dan kapan dapat bermain tanpa harus disuruh oleh kedua orang tuanya. Demikian juga sebagai orang tua, ketika keseharian sibuk di kantor (workaholic) dan urusan pribadi seperti bisnis atau kegiatan sosialita bagi ibu-ibu high class, mulai dapat menyisihkan waktu untuk mendampingi putra putrinya.

Bagaimana dengan para ayah yang memang sebagai pencari nafkah yang lebih sering pulang malam karena selesai bekerja masih dilanjutkan olah raga golf dengan rekan bisnisnya, maka sudah mulai menyediakan waktu untuk keluarganya, family time to have fun together (berkebun, membersihkan rumah, berwisata, dll).

Banyak hal sederhana yang dapat kita lakukan bersama keluarga atau sahabat-sahabat kita, seperti minum kopi atau teh bareng di teras atau di bawah pohon dengan sajian pisang atau jadah goreng. Musik atau lagu-lagu dari youtube diperdengarkan. Serasa tentram dan damai dalam kebersamaan. Tidak perlu sering namun harus dijadwalkan. Karena hidup teratur akan membuat midset kita teratur. Silakan mencoba!

Nani

Jakarta, 4 Agustus 2022


NYANYIAN ALAM

  pexels-alex-azabache-3214944 NYANYIAN ALAM   Deburan ombak Desiran angin Gemerisik daun kering Berpadu indah menenangkan hati ...