Masa Kecilku atau aku kadang menyebutnya my childhood adalah masa terbahagia yang aku punya sepanjang hidupku. Aku terlahir sebagai anak bungsu dari 5 bersaudara yang merasakan kasih sayang dari ayah ibuku dan kakak-kakakku. Aku juga mencintai mereka semua. Mereka banyak mengajariku bagaimana menjadi pribadi mandiri dan tidak manja, walau tidak sadar mereka masih memanjakan menurut persepsiku.
Masa kecil yang aku alami
banyak menyimpan kenangan indah walau ada beberapa batasan yang tidak boleh aku
langgar seperti bermain hingga sore tanpa memperhatikan waktu sholat dan waktu
belajar. Hal yang paling aku sukai ketika kecil, yaitu ketika hari libur aku bermain
tembak-tembakan (bahasa Jawa) dengan menggunakan pelepah pisang yang dibentuk
seperti senapan berlaras panjang. Aku dan teman-temanku juga membuat
bulatan-bulatan kecil dari tanah liat sebagai granat. Kami biasanya bermain di
tanah lapang yang ditumbuhi dedaunan yang cukup rimbun. Disana juga ada gubuk
kecil tempat kami bersembunyi ketika bermain tembak-tembakan/ perang-perangan. Kami
saling melempar tanah liat dan menembak dengan suara riuh dari mulut kami
secara bersautan. Kadang aku gak tahu pasti
mana yang sebenarnya kalah atau menang. Yang bajunya banyak terkena lempar
tanah liat pastinya yang kalah. Ada aturan tidak boleh melempar muka dan kepala.
Gumpalan tanah liat itu tidak terlalu besar dan sedikit lembek jadi ketika
melempar perlu dengan tenaga agar dapat mengenai sasaran. Kami jarang
bertengkar karena kami bermain untuk fun
(gembira).
Setelah puas bermain kami
menuju pohon JAMBLANG atau JUWET (sebutan
di daerahku di kota Kediri). Kadang kami menyebutnya anggur Jawa yang rasanya
sepet (bahasa jawa) dan asam. Aku dan
teman-temanku adu cepat mengumpulkan buah JAMBLANG. Beberapa temanku menggunakan
tas plastik hitam yang semula mereka kenakan untuk melindungi kepala mereka
dari panas. Karena aku tidak membawa
plastik maka buah JAMBLANG taruh di saku
celana pendekku yang cukup besar. Setelah kami rasa cukup banyak mengumpulkan
buah, kami menuju gubuk kecil untuk makan buah JAMBLANG sambil bercanda ria. Setelah
puas aku pulang namun beberapa teman laki-laki masih lanjut bermain sepak bola
dan yang lainnya tiduran di gubuk.
Aku berlari kecil menuju
rumah. Aku melewati jalan kecil yang disisi kanan kiri banyak pohon tinggi.
Angin meniup cukup kencang dan membuat daun-daun kering berjatuhan mengenai
rambutku. Aku hanya bisa tertawa dan menikmati hembusan angin yang menyejukkan
tubuhku dan indahnya dedaunan yang berserakan. Sesampai di rumah, kakak
perempuanku sudah menghadangku dan menarikku menuju kamar mandi untuk
membersihkan tubuhku yang kotor. Selesai mandi aku bersama kakak perempuanku
menuju dapur dan melihat ibuku sedang menggoreng pisang. Ada beberapa pisang
goreng diatas piring. Tidak sabar aku mengambil dan mencicipinya. Ibuku hanya
bisa tertawa melihat tingkahku. Aku cium pipi ibuku kemudian aku menuju ruang tamu
bersama kakak perempuanku dengan sepiring pisang goreng untuk dinikmati bersama
ayah dan kakak-kakakku yang lain. Duh bahagianya bersama-sama orang-orang
tersayang. Tidak ingin masa-masa itu berlalu.
Ah.. Ini sama dg masa kecilku dulu. Suka manjat pohon duwet. Nikmatnya kalau sdh di atas pohon. Keren Bu, ceritanya.
ReplyDeleteHahaha... makasih sudah berkunjung
DeleteEnaknya si bungsu
ReplyDeleteDisayang semuanya.
Sht n bahagia slalu
Thank you pak sudah visit
DeleteRupanya ketika kecil suka main tembak2an ya Bu Mayor. Wanita luar biasa. Sehat selalu Bu Mayor..
ReplyDeleteLuar biasa masa kecil Bunda mayor. Perang-perangan panjat panjat pohon. Sama kayak masa kecil adik perempuan saya yang selalu mengekor kepada kakak laki-lakinya. Sampai main layangan dan pergi ke sawah hehe
ReplyDeleteAh masa kecil yang begitu indah
Kalau di daerahku juwet.. itu duwet Mb..hihi.. anak bungsu yang sangat bahagia sll mndapatkn kasih sayang dari orang tua dan juga kakak-kakak.. 🥰
ReplyDeleteCerita suka manjat2 ke pohon...emak dulu suka manjat pohon dukuh punya tetangga. Ha...ha...ha...keren...tulisannya sangat menginspirasi kita
ReplyDeletemasa kecil begitu indah ya bu, hanya bisa menjadi kenangan, salam kenal mayor
ReplyDeleteMasa kecil bermain dengan alam, dikelilingi ornag-orang tercinta. Benar-benar indah.
ReplyDeleteJamblang. Saya juga ada pengalaman dengan buah yang satu ini. Bedanya untuk mendapatkannya saya tidak harus memanjat. Merogoh saku celana dan mengeluarkan uang 500 untuk ditukar dengan satu kantong buah Jamblang. (sudah tidak ada pohon Jamblang di pemukiman saya Bu Mayor)
ReplyDeleteSemoga masa kecil akan membuat kita selalu bahagia ketika mengingatnya.
ReplyDelete