Tuesday, June 21, 2022

RASA MALAS YANG BAIK UNTUK KESEHATAN MENTAL

 RASA MALAS YANG BAIK UNTUK KESEHATAN MENTAL


Masih topik dari instagram @seputar kuliah. Kali ini saya membahas tentang  rasa malas yang baik untuk kesehatan mental. Tampaknya aneh ya jika melihat judul ini. Mana ada rasa malas baik untuk kesehatan mental? Eits tunggu dulu ini rasa malas yang lain hlo. Yuk kita lihat apa saja yang baik dari rasa malas yang ini!

Yang pertama, malas membicarakan keburukan atau bergosip tentang orang lain. Biasanya tuh kita suka banget bergosip, terlebih jika ada hal yang aneh dengan orang lain. Tapi kalau bergosip tentang kebaikan atau keberhasilan orang lain tidak apa-apa. Justru menjadi penyemangat untuk kita dapat melakukan hal yang sama. Yang terpenting tidak dibumbui hal-hal negatif.

Sebagai contoh, dalam suatu percakapan di kantor, "Eh, Dita dapat promosi jabatan hlo. Dia sangat beruntung  baru saja pindah di kantor baru, sudah mendapatkan rejeki lebih bagus daripada seniornya yang telah lama bekerja." Jika kita memahami percakapan tersebut, pertama membicarakan kesuksesan seseorang namun kata-kata, “Kok bisa ya,” adalah kata-kata negatif. Padahal seseorang mendapatkan promosi jabatan mungkin karena memang dia mampu dan pantas menduduki jabatan tersebut.

Yang kedua, malas untuk mendramatisir kehidupan. Kehidupan yang dijalani ya memang seperti apa adanya. Jika memang kita sedih ya faktanya memang sedih. Tidak perlu seolah-olah kita bahagia. Namun bukan berarti meratap ya, karena kesedihan dan kebahagiaan adalah dinamika kehidupan. Dan ketika kita bahagia karena kehidupan yang sangat mapan tidak perlu dipamerkan walaupun mungkin kita adalah salah satu crazy rich. Karena tidak setiap orang disekeliling kita suka dengan kesuksesan atau kebahagiaan kita.

Yang ketiga, malas menanggapi ejekan dan komentar buruk orang tentang karya positif yang sedang diperjuangkan. Ketika kita sedang mengerjakan proyek yang kita anggap positif dan tidak merugikan orang lain, jalani saja. Tidak perlu didengarkan komentar orang yang tidak membangun. Boleh mempertimbangkan saran yang mendukung rencana kita namun bukan saran yang menghambat kemajuan kita.

Yang keempat, malas berlomba-lomba dalam gaya hidup. Saya pribadi menyukai gaya hidup seperti apa adanya, yang terpenting saya merasa nyaman dan tidak membebani orang lain. Jika saya punya uang saya akan beli benda-benda yang memang benar-benar saya perlukan bukan hanya sekedar asesoris supaya tampak elegan. Semua disesuaikan siapakah diri kita dan apakah profesi kita. Jika kita seorang model kita mungkin harus mengenakan barang-barah mewah atau glamour karena tuntutan pekerjaan. Namun dalam kehidupan sehari-hari sebaiknya tidak menghambur-hamburkan harta karena tidak selamanya kita akan berada di level atas. Jika gaya hidup kita terlalu berlebihan pasti akan mengundang banyak musuh karena pasti ada yang tidak suka atau iri.

Yang kelima, malas ikut campur dalam kehidupan pribadi seseorang.  Tentu dong tidak ada manfaatnya kita mencampuri kehidupan orang lain karena orang lain pasti tidak suka jika kehidupan pribadinya dicampuri. Kecuali jika kita dimintai pendapat atau saran, barulah kita berikan saran yang positif namun jangan saran yang akan memperkeruh suasana.

Nah bagaimana menurut para pembaca tentang rasa malas ini?

 

Jonggol, 20 Juni 2022

NANI KUSMIYATI

#lombamenulisblogpgri

#tantanganmenulissetiaphari

#Day 11



3 comments:

  1. Keren artikelnya malas yang menyehatkan 😄

    ReplyDelete
  2. Betuuul Bu mayor saya paling pemalas itu . Ngurusin hidup sendiri aja males haha

    ReplyDelete
  3. Berlomba2 gaya hidup pasti makin marak. Tetap sederhana dan sahaja lebih bagus y

    ReplyDelete

NYANYIAN ALAM

  pexels-alex-azabache-3214944 NYANYIAN ALAM   Deburan ombak Desiran angin Gemerisik daun kering Berpadu indah menenangkan hati ...