GORESAN DI MALAM TAHUN BARU
Malam
tahun Baru 2021 sangat berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya,..
Citra
Indah City Jonggol,. perumahan yang biasanya ramai dengan lalu lalang motor,
mobil dan pejalan kaki berubah menjadi sepi.
Para
penjaja makanan yang mulai buka sore jam 4 harus terpaksa tutup pukul 08.30.
Di
jam-jam biasa mereka tutup pukul 23.00.
Penjual
Sate dan nasi goreng di depan rumah semula masih menerima pembeli sekitar pk
19.00. ketika aku melongok dari balkon di lantai dua. Aku pikir bisa beli sate agak
malam sambil menikmati menjelang pergantian tahun baru. Ternyata prediksiku
salah. Ketika aku lihat kembali dari balkon, jalanan sudah sepi.
Penjual-penjual yang aku lihat buka pada sore hari sudah tidak ada.
Putraku
yang berpamitan untuk beli ayam goreng dan beberapa keperluan untuk ayahnya
belum sampai Juga.
Aku
nyalakan TV Program Indosiar yang sedang menayangkan penyayi-penyanyi dangdut
senior dan junior berkolaborasi sehingga menciptakan pertunjukan yang apik.
Lagu-lagu
pop yang dikemas dengan irama dangdut tampak meriah. Aku memang penikmat musik
dan lagu. Kadang-kadang aku bisa menirukan lagu-lagu pop dan lagu dangdut namun
hanya sepotong-potong.
Tayangan-tayangan
itu yang dapat menghiburku sambil menemani suami yang sedang dalam proses
penyembuhan.
Sebentar-sebentar
suami minta dibuatkan susu dan kentang goreng. Nafsu makannya sudah mulai
timbul. Alhamdulillah dia sudah mau makan. Hanya nasi yang belum bisa masuk ke
perutnya. Selera makannya hanya bubur sumsum tanpa gula yang aku buat sendiri.
Dia tidak suka bubur ayam.
Tidak
berapa lama putraku datang sambil membawa bungkusan tas plastik berisi ayam
goreng, martabak telor, jagung bakar juga kacang rebus. Wah lengkap juga. Aku
bilang ke putraku makan jagung bakar dan kacang rebus sambil membayangkan
suasana di Puncak dengan udara sejuk dan rintik-rintik hujan.
Aku
tawari jagung bakar ke suami, dia hanya
menggeleng. Padahal dia paling suka jagung bakar atau rebus. Dia hanya meminta
kacang rebus yang masih berasap karena masih panas.
Malam
tahun baru akhirnya berlalu ketika aku dengar suara petasan di udara sahut
menyahut. Entah siapa yang menyalakan petasan itu. Beberapa pesan dan video
ucapan tahun baru di WhatsApp mulai
berdatangan.
Aku
ucapkan Selamat Tahun Baru ke suami seraya berpesan, "Cepat Sehat Ya Pah
agar dapat beraktivitas kembali. "
Suamiku
mengangguk dan tersenyum. Wajah pucatnya sudah berangsur-angsur segar. Hanya
masih terlihat lemah.
Doa
kupanjatkan,
"Ya
Allah Sang Pencipta,..
Kesedihan,
duka gantilah dengan kebahagiaan.
Semoga
hamba dapat mewujudkan rencana hamba
yang tertunda di tahun 2020,
Berikan
hamba dan keluarga hamba kesehatan dan kebahagiaan.
Amiin
Allohuma Amiin."
Doa
aku tutup dan siap menghadapi tahun 2021 dengan lebih optimis dengan riak
gelombangnya.
Jonggol, 31 Desember 2020
Aamiin... Smg thun ini apa yg blm trcapai bs tercapai. Smg duami sgrasehat kmbli mmbaik sprti sedia kala..
ReplyDeleteMantap Bu Semoga tahun baru berikutnya tersedia Penjual Sate...
ReplyDeletetulisannya runut sekali
Bagus sekali Bu tulisannya
ReplyDeleteAamiin,
ReplyDeleteSelamat tahun baru, dan tahun baru imlek :)
Aamiin. Semangat. Meskipun sate tak ada, tapi ayam goreng, martabak, jagung bakar dan kacang rebus datang menemani. keren
ReplyDelete