Malam ini kami mendapatkan pengalaman baru
dari ibu Siska Iko Destiana tentang berbagi pengalaman menerbitkan buku.
Ibu Siska Lahir di Klaten pada tanggal 12
Desember 1985. Guru muda yang memiliki segudang prestasi. Lulusan S1 Komunikasi
Universitas Jendral Soedirman Purwokerto lulus tahun 2008.
Pendidikan Normal yaitu : Amil Development
Program IMZ Dompet Dhuafa, pada bulan Mei hingga Oktober 2008.
Dan inilah riwayat pekerjaan ibu Siska
yang menurut saya pribadi sangat unik, karena saya jarang mengetahui tentang
pekerjaan yang digeluti ibu Siska.
RIWAYAT PEKERJAAN
1. Staf Fundraising Griya Zakat Banyumas, 2008
2. Staf Fundraising LPI Dompet Dhuafa, 2008-2009
3. Project Officer Capacity Building IMZ Dompet
Dhuafa, 2009
4. Koordinator Public Relation LPI Dompet Dhuafa,
2009-2012
5. Supervisor Marketing Komunikasi Makmal Pendidikan
Dompet Dhuafa, 2012-2014
6. Supervisor Pusat Sumber Belajar Makmal Pendidikan
Dompet Dhuafa, 2014–2015
7. Asisten Program Edupreneur Yayasan Pendidikan Dompet
Dhuafa, September 2015–Desember 2015
8. Associate Marketing Komunikasi PT Sinergi Edukasi
Indonesia, Januari–Maret 2016
9. Sekretaris Umum Yayasan Pengembangan Insani
Januari, 2015–2018
10.Content Writer arsip.co, 2018
11.Content Writer www.gerakbareng.org, Maret-April 2020.
Kompetisi yang
pernah dikuti sebagai berikut”
1. Public Relation
2. Trainer dan Public Speaking
3. Jurnalistik
4. Marketing dan Komunikasi
5. Parenting
6. Bahasa Inggris
7. Standart
Operating Procedure Development
8. Training
Development (terutama bidang pendidikan)
9. Menulis
10.Editing
DAN TRAINING YANG PERNAH DIIKUTI
1. Teknik Coaching (oleh
Yeti Widiati Suryani, Psikolog)
2. Perkembangan Anak (oleh Yeti Widiati Suryani,
Psikolog)
3. Character Building (oleh Erie Sudewo, Social Enterpreneur)
4. Social
Enterpreneur Leader (oleh Erie Sudewo, Social Enterpreneur)
5. DNA Sukses Mulia (oleh Jamil Azzaini, Motivator)
6. Capacity
Building Marketing & Communication (oleh Edo Lavika, Pakar Komunikasi)
7. Teknik Marketing (oleh
Tung Desem Waringin, Pakar Marketing)
8. Sukses Dengan Karakter Pancasila (oleh Zaim
Uchrowi, Motivator)
9. NLP Training (oleh
Kartiko Adi Pramono, Professional Coach)
10. Menulis Kreatif (oleh Sofie Beatrix,
Penulis dan Editor)
11. Teknik Menulis Berita (oleh Arys Hilman,
Wartawan Senior Republika)
12. Mencapai Editor Kompeten (oleh Yopi
Sartika, Penulis dan Editor Profesional)
AKTIVITAS SAAT INI
1. Fulltime Mother
2. Content Writer
3. Copy Writer
4. Ghost Writer
5. Freelance
Editor
PENGALAMAN EDITING BUKU dapat dibaca secara lengkap dilink berikut:
PENGALAMAN EDITING
BUKU BAIK YANG SUDAH JADI MAUPUN DALAM PROSES SBB :
1.
Multimedia Interaktif
2.
Tiga Kunci
Fundraising
3.
Chakae, Gadis
Baik
4.
Bukan Sekedar
Mendisplay
5.
Ayo Gerak
Bareng
6.
Berani Nikah
Muda?
7.
Sekolah
Langit
8.
Guru Terbaik
dengan Karya Terbaik
9.
Geliat KOMED 9
10.
Berdaya dari Ruang Maya
11.
Berdaya dari Ruang Maya 2
Berikut adalah penuturan dari narasumber:
Ibu Siska membukanya dengan membuka salam. Ibu Siska di dalam pelajarannya akan berdiskusi dan memberikan gambaran secara umum tentang Ragam tulisan Non Fiksi seperti slide dibawah.
Selanjutnya ibu Siska memperkenalkan diri seperti CV tersebut diatas.
Ibu Siska memulai dengan pertanyaan mengapa menulis. Ikatlah ilmu dengan menuliskannya. Sebagai knowledge management, Ibu siska sering mengunjungi blog peserta. Knowledge management (mengelola pengetahuan) di perusahaan sangatlah mahal, mengelola pengetahuan kita seperti kita melegalisasikan dari gagasan kita agar paten. Mematenkan gagasan kita dalam sebuah tulisan. Hal ini dapat terjadi ketika seseorang memiliki gagasan yang bagus dan didengar oleh orang lain maka ide ini bisa ditulis oleh orang lain dan dipatenkan sehingga dianggap milik dia. Maka orang yang memiliki gagasan asli tidak dapat membantahnya karena dia tidak menuliskan sebagai karya pribadinya.
Ibu Siska selanjutnya
menjelaskan tentang pengertian nonfiksi seperti tersebut dalam slide dibawah.
Menurut KBBI, non fiksi adalah tulisan yang tidak bersifat fiksi, namun
berdasarkan fakta atau kenyataan. Non fiksi juga berarti karya informatif, dimana penulis bertanggungjawab
penuh atas kebenaran dan akurasi informasi yang disajikannya.
Kemudian ibu Siska membahas tentang Ragam non fiksi yang sangat banyak sekali, termasuk kamus dan encyclopedia. Namun dalam pelajaran ini akan mengambil yang ringan saja. Ragam Nonfiksi disebutkan dalam slide berikut yang terdiri dari : berita, esai, catatan perjalan, artikel informatif dan best practice.
Pembahasan yang pertama adalah Berita, yaitu cerita atau keterangn mengenai kejadian atau peristiwa hangat. Terdapat dua teknik menulis berita yaitu hard News dan Feature. Hard news menampilkan berita yang membahas poin-point nya saja dan tidak bertele-tele dengan bahasa lugas dan singkat. Sedangkan Feature merupakan artikel kreatif yang informatif dan menghibur. Dan biasanya bahasanya berbunga-bunga sehingga tidak to the point. Tulisan ini akan membawa pembacanya kepada cerita yang disajikannya. Secara ringkas dapat dilihat di slide dibawah.
Berikutnya adalah contoh Feature tentang salah satu relawan di gerak bareng.
Ragam nonfiksi kedua adalah Esai, yaitu karangan prosa yang membahas masalah sepintas lalu dari sudut pandang pribadi penulisnya. Dan hal ini sering disebut dengan opini.
Dibawah ini adalah contoh dari tulisan esai yang pernah diposting di Kompasiana dengan 1000 lebih pembaca, tentang film India yang sempat menjadi headline dengan judul " Every Child is special". Cerita tersebut diambil sebagai lesson learn dan dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari.
Ragam nonfiksi berikutnya yang dapat diproduksi dengan mudah yaitu Catatan Perjalan. Tulisan tentang proses sebuah perjalanan atau ulasan tentang apa yang ditemui dalam perjalanan tersebut, dapat berupa ulasan tentang tempat atau lokasi yang dikunjungi, budaya daerah dan makanan khasnya.
Ibu Siska memberikan contoh tentang Catatan perjalanan dari salah seorang teman ibu Siska. Juga dari hipwee tentang traveling.
Dan inilah link nya: https://wiediesta.wordpress.com/2019/12/07/arigato-tokyo/
Ragam nonfiksi berikutnya adalah Artikel informatif yaitu tulisan yang berisi informasi tentang suatu hal yang bertujuan untuk menambah pengetahuan pembaca. Isinya murni informasi. Dalam bahasa populer sering disebut "artike feature". Contohnya Lenovo. Maka diceritakan kelebihan dari perangkat tersebut.
Berikut contoh tentang artikel informatif bersama gerak bareng tentang relawan.
Ragam nonfiksi yang terakhir adalah Best Practice, yaitu tulisan tentang pengalaman terbaik dalam menyelesaikan suatu permasalahan. Biasanya dibuat oleh para pendidik atau mereka yang terlibat dalam dunia pendidikan. Selain sebagai lesson study, produk tulisan best practice dapat juga menjadi masukan bagi pemerintah untuk memperbaiki kualitas pendidikan.
Demikian pembahasan dari ibu Siska, kemudian ibu Siska memberikan quote seperti tersebut dibawah, "
Apresiasi kepada seluruh peserta untuk memulai sejarah untuk menuliskannya dalam blog, sedang ibu Siska belum memiliki blog tersebut.
Ini tambahan info dari ibu Siska
"Sedikit pemberitahuan untuk Teman-teman sekalian, saat ini saya dan rekan saya
sedang mempersiapkan buku antologi tentang pendidikan di masa pandemi.
Rencananya kami akan mengundang kolaborasi kepada para guru dan orang tua. Saya
berharap Guru-guru Hebat di sini bisa menjadi kontributor yaa... Nanti jika
sudah siap segala sesuatunya, saya akan share detailnya seperti apa di grup ini
ya."
Demikian sharing ilmu dari ibu Siska, kemudian
dilanjutkan sesi tanya jawab.
SESI TANYA JAWAB
P –
Mengapa ibu tidak menulis di blog?
J - Pertama,
alhamdulillah sampai saat ini masih banyak yang order jasa penulisan maupun
editing Bu, sehingga waktu saya saat ini terpakai untuk itu dulu. Jujur sudah
cukup lama saya tidak menulis untuk diri saya sendiri, semoga segera bisa ya...
mohon doanya.
Kedua,
saya lebih memilih platform forum
seperti Kompasiana (walaupun akun saya sudah lama nggak aktif juga
karena alasan pertama tadi), karena kemungkinannya lebih besar untuk tulisan
saya terbaca oleh orang lain.
P - apa
yang menjadi motivasi ibu dalam menulis?
J - Pertama,
karena saya senang menulis. Kedua, mengaktifkan otak saya.
P - Nama: Nanik
Yuliani, Asal Mataram. Salam kenal mbak Siska maaf ibu panggil mbak Siska
seusia dengan anak pertama saya.
Tulisan
mbak Siska begitu bermutu. Apa langkah langkah atau persiapan mbak Siska saat
akan membuat sebuah tulisan. Terimakasih.
J - Wah
masyaAllah... Halo Ibu Nanik... Terima kasih atas pertanyaannya.
Yang
paling pertama saya lakukan adalah mengeluarkan apa yang berseliweran di
pikiran saya Bu. Misalnya saya akan menulis tentang virus corona, maka semua
yang saya pikirkan tentang itu saya tulis dulu. Biasanya saya menggunakan mind
mapping sederhana untuk itu.
Hal ini
saya lakukan agar ketika saya menulis nanti saya tidak "tersesat" dan
tidak ada informasi yang ingin saya sampaikan kemudian terlewat saya tuliskan.
Pada dasarnya di sini saya sedang membuat kerangka tulisan, hanya dalam bentuk
sangat sederhana dan "kasaran".
Setelah
semua isi pikiran saya keluarkan, lalu saya susun, mana yang akan saya letakkan
di bagian pembuka, tengah, dan penutup tulisan.
Setelah
semua selesai saya tulis, kemudian saya mengendapkan dulu tulisan itu. Minimal
15 menit saja. Tujuan mengendapkan ini adalah untuk mengistirahatkan otak.
Kemudian,
saya baca lagi tulisan saya. Biasanya setelah otak lebih jernih, maka akan
lebih teliti saat membaca ulang ini. Jika ada salah ketik, atau letak yang
tidak pas, bisa kita perbaiki. Nah di sini juga saya melakukan "self
editing" atau mengedit sendiri. Kesalahan-kesalahan dalam tulisan tadi
bisa saya revisi terlebih dahulu.
Setelah
semua dirasa oke, barulah saya setor tulisan saya ke editor (jika itu tulisan
pesanan), atau saya posting jika tulisannya untuk kepentingan saya pribadi.
Demikian
kiranya Ibu.
P - Assalamu'alaikum.
Selamat Malam Bu Siska, Saya Mardiyanto dari Kapuas, kebetulan sama2 berasal
dari kota bersinar, yang ingin saya tanyakan Apakah tips atau kiat-kiat untuk
untuk menulis Fiksi. Terima kasih.
J - Wa'alaykumsalam
Pak Mardiyanto. Wah tebih nggih Pak, merantaunipun, dugi Kapuas.
Tentang
menulis fiksi, pertama, perlu banyak membaca karya fiksi juga untuk memicu otak
kita berimajinasi dan membangun cerita yang menarik.
Terkadang
saat hendak menulis fiksi kita ingin menyajikan konflik yang menarik agar
pembaca bisa menikmati karya kita. Nah, saking ngêbêt-nya untuk itu, kita suka
berpikir jauh dan mengawang-awang, akhirnya kadang tersesat.
Lho,
tersesat piye Mbak? Maksudnya tersesat pada konflik yang kita tidak pahami.
Nah, tips berikutnya adalah, ambil konflik dari keseharian kita dan hal-hal
yang dekat dengan kita. Misal, saya seorang ibu rumah tangga, maka jalan cerita
yang saya bangun, konfliknya, ya tidak jauh dari kehidupan berumah tangga...
hehehe...
Pernah
sekali waktu saya menulis tentang sesuatu yang saya kurang pahami. Saya juga
tidak pernah terlibat dalam aktivitas yang saya angkat itu. Akhirnya, cerita
yang saya buat jadi "garing" .
Bapak suka
menulis fiksi ya? Monggo mampir ke halaman saya Pak https://www.storial.co/book/mencari-bahagia/
Tulisan
Bapak (dan Teman-teman sekalian) juga bisa diposting di sana lho 😁 Bisa
belajar juga dari penulis-penulis kawakan di sana.
P - Selamat
malam Ibu Siska, Perkenalkan saya ibu Aning S dari Pati ...gel 12
Apakah
artikel informatif itu bisa mendapatkan nilai dalam PAK (Penetapan Angka Kredit
ibu) jika artikelnya tidak sesuai mapel, dan dimana artikel itu bisa
dipublikasikan?
Terima
kasih.
J - Selamat
malam Bu Aning, terima kasih atas pertanyaannya.
Dalam
artikel informatif biasanya kita menyampaikan informasi atau pengetahuan kepada
khalayak tentang suatu hal. Misal bagaimana cara mengajar dengan menyenangkan.
Menurut
saya, seharusnya bisa dapat nilai dalam PAK, Bu. Karena apa? Karena melalui
tulisan itu Ibu bisa mengarahkan khalayak tentang sesuatu. Ibu juga bisa
menjawab permasalahan khalayak terhadap sesuatu. Misal, saya membutuhkan
informasi tentang bagaimana mendampingi anak belajar. Kemudian saya googling,
eh saya nemu tulisan Ibu tentang itu. Jika saya praktikkan dan kemudian
berhasil, maka itu berarti Ibu sudah membantu saya menyelesaikan masalah saya
tersebut.
Kemudian
di mana bisa dipublikasikan, saat ini media massa mainstream (Kompas, Republika,
Tempo, dan lain-lain) sudah membuat wadah jurnalisme warga, seperti Kompasiana
(milik Kompas). Di sana kita bisa menulis tentang apa saja, selam itu baik dan
informatif. Cara mendaftarnya pun mudah dan gratis. Nah Ibu bisa buat akun di
sana, kemudian Ibu tuliskan artikel informatif yang Ibu tulis. Kemungkinannya
besar untuk dibaca khalayak jika topik yang Ibu angkat bersifat umum dan
informatif.
Ini
alamatnya kompasiana ya Bu: www.kompasiana.com
Sampai
saat ini sih Kompasiana memang yang
paling besar dibandingkan forum yang lain. Demikian Ibu Aning.
P - Assalamualaikum
mbak Siska saya edi Syahputra.H dari Aceh sungguh mantap tulisan nya. Setelah
saya mengikuti kuliah dari buk Siska Distiana yang menarik bagi saya adalah
tulisan tentang berita, yang ingin saya tanyakan bagaimana menulis berita yang
baik.
J - Wa'alaykumsalam
Pak Edi. Wah, saya ingin sekali bisa berkunjung ke Aceh lagi.. Bumi Aceh sangat
mengesankan.
Terima
kasih atas pertanyaannya Pak. Bagaimana menulis berita yang baik? Pertama harus
terpenuhi dulu semua unsur beritanya. Apa itu? 5W+1H (Who, What, When, Where,
Why, dan How).
Jadi
sebuah berita harus bisa menceritakan siapa melakukan apa, kapan dan di mana
dilakukannya, mengapa melakukan itu, dan bagaimana ia melakukannya.
Kedua, ada
nilai aktualitas dan faktualitas dalam berita. Aktualitas itu kecepatan berita
ditayangkan. Jadi makin cepat sebuah peristiwa diangkat menjadi berita dan
ditayangkan/dimuat, akan lebih diminati khalayak.
Kemudian
faktualitas, ini bicara tentang kebenaran. Jadi sebuah berita harus benar-benar
berdasarkan peristiwa nyata. Makin dekat sebuah berita dengan keseharian
khalayak, biasanya akan makin diminati. Misal, Pak Edi menuliskan berita
tentang seorang guru biologi di Aceh yang berhasil menemukan formulasi vaksin
corona. Nah, Rekan-rekan guru lain pastilah akan tertarik untuk membaca itu
daripada membaca tentang fashion show yang digelar di New York .
Terakhir,
kemampuan menulis kita berbanding lurus dengan kemampuan membaca, saya selalu
percaya itu. Jadi, makin banyak Bapak membaca berita, maka Bapak akan lebih
mudah memproduksi diksi kata yang menarik pada naskah berita Bapak.
Demikian
kiranya, Pak Edi.
P - Slmt
malam ibu Siska,penulis bertanggungjawab penuh atas kebenaran informasi,yg saya
tanyakan, apakah perlu surat keterangan untuk mempertanggung jawabkan kebenaran
itu,kalau perlu bagaimana proses nya? Trims salam dari ibu Lusia.
J - Halo
Ibu Lusia, selamat malam. Terima kasih atas pertanyaannya.
Tentang surat
keterangan, jika tidak ada yang menggugat tidak ada surat keterangan pun tak
mengapa Bu.
Surat
keterangan kan biasanya diperlukan untuk ranah hukum ya. Jadi, jika tulisan
kita dapat diterima dengan baik, tidak disertai surat keterangan pun tak mengapa.
Lalu
bagaimana cara membuat surat keterangan tersebut? Humm... jujur saya belum
punya pengalaman juga tentang ini. Namun sepertinya bisa kita cari tahu dari
institusi pemerintah yang menangani Hak Kekayaan Intelektual (HAKI), ada Dirjen
Kekayaan Intelektual https://www.dgip.go.id/
P - Assalamu
alaikum Bu Siska, saya Bu Iin Kediri.
Pencapaian yg luar biasa, berbagai tulisan dihasilkan oleh Bu
Siska. Bisa minta tips awal mulai
menulis kapan dan siapa yg membentuk Bu Siska bisa seperti ini. Dan bagaimana peran sekolah dalam mengasah
kemampuan Bu Siska. Ini untuk kita terapkan ke anak dan siswa kita. Terima
kasih.
J - Wa'alaykumsalam
Ibu Iin. Dari Kediri ya Bu? Dekat ndak dengan Kampung Inggris Pare Bu?
Saya mulai
menulis sejak SD, Bu. Namun ya hanya untuk tugas sekolah saja... hehehehe..
Saya dulu sangat suka pelajaran mengarang di Bahasa Indonesia. Mengapa bisa
begitu? Karena saya dari kecil suka baca, Majalah Bobo terutama.
Yang
membentuk saya menjadi seperti itu, Allah, Bu. Alhamdulillah saya
dikaruniai bakat olah kata sejak saya kecil. Kemudian Ibu saya tentu saja.
Sejak kecil saya memang suka membaca. Apa saja saya baca. Lalu ada peran Mbah
Putri (Nenek) saya yang setiap malam mendongeng untuk saya, jadi otak saya
biasa berimajinasi.
Nah
bagaimana peran sekolah saya? Hehehe, agak disayangkan di sini Bu. Sekolah saya
kurang mewadahi siswanya dalam bidang tulis menulis ini. Jadi bakat menulis
saya ya saya alirkan sendiri. Lewat buku diary, surat-suratan sama teman, lewat
pelajaran mengarang, dan sebagainya.
Nah saran
saya untuk Ibu. Coba bidik siswa-siswi yang memiliki bakat seperti saya.
Kemudian Ibu buatkan salurannya. Misal, berikan ruang mereka berkreasi di
Mading atau Majalah Dinding. Buat forum penulis, agar bisa saling ngobrol dan
update kemampuan menulis.
Jika Ibu
ingin seriusi hal ini, yuk kita diskusi lebih lanjut. Saya siap bantu.
P - Assalamualaikum
wr wb...Terimakasih byk atas kesediaan Bu Siska berbagi pengalaman dg kami.
Ijinkan saya bertanya:
1.Dari ke
5 jenis tulisan non fiksi yg Bu Siska sampaikan di awal, yg mana kira2 yg
paling mudah utk ditulis bg kami sdg bljar menulis.
2.Apakah
berita itu hrs sllu berisi kjdian/peristiwa ? Ya/tdk, tolong dijelaskan lbh
lnjut.
3.Kami
sbgai peserta yg sdg bljar menulis, tentu suatu saat ingin menulis artikel dll
di Kompasiana/gurusiana. Adakah persyaratan & bgmn caranya spy kami bs
menulis di Kompasiana/gurusiana ? Terimakasih. Dari
Sunaryo, Berau, Gelb.11.
J - Wa'alaykumsalam
warrahmatullahi wabarakatuh,
Halo Pak
Sunaryo, terima kasih atas pertanyaannya.
1. Menurut
saya yang paling mudah adalah Catatan Perjalanan, Pak. Tidak ada format baku
untuk itu. Penulis bebas menuliskan apa saja yang ia rasakan, alami, atau
temukan selama di jalan.
Untuk
belajar menulis, perjalanan ini bisa luas sebenarnya Pak, tidak harus kita
jalan-jalan dulu. Bapak juga bisa menuliskan "perjalanan" hidup,
perjalanan karir, dan sebagainya. Contoh Catatan Perjalanan yang benar-benar
jalan-jalan bisa menjadi pemandu Bapak untuk menuliskan "perjalanan"
yang tadi saya sebutkan.
Yang
kedua, sebenarnya Best Practice (BP) karena kita menuliskan apa yang kita
lakukan sehari-hari. Hanya saja BP harus mengangkat masalah, bagaimana kita
menyelesaikannya, dan bagaimana hasilnya.
2. Ya,
berita harus mengangkat peristiwa Pak. Karena berita ada unsur aktualitas dan
faktualitas. Aktualitas berarti kecepatan berita tayang/muat, dan faktualitas
berarti kebenaran atau kenyataan.
Juga,
berita harus berunsur 5W+1H (Who, What, When, Where, Why, dan How), yaitu
siapa, melakukan apa, kapan dan di mana melakukannya, mengapa ia melakukan itu,
dan bagaimana melakukannya. Karena itu, harus ada peristiwa yang diangkat.
3. Untuk
masuk ke kompasiana sangat mudah Pak. Pertama masuk ke webnya dulu
www.kompasiana.com. Kemudian nanti ada opsi daftar atau masuk (sign up atau
login), tinggal klik dan ikuti instruksi.
Saran
saya, jika belum punya email, sebaiknya buat dulu karena kompasiana membutuhkan
akun email kita untuk mengirim pemberitahuan/notifikasi. Selanjutnya jika sudah
terdaftar, tinggal masukkan tulisan kita Pak. Sejauh yang saya tahu, tema di
Kompasiana ada cukup banyak yang bisa diwadahi. Paling yang dilarang hanya yang
berunsur SARA, provokatif, mengandung kekerasan, atau hal2 normatif seperti
itu.
Dicoba
dulu saja Pak. Insya Allah mudah kok mengoperasikan akun kita di Kompasiana.
Demikian
Pak Sunaryo.
P - Saya
Ida F gel. 7..tanya Bu Siska Anda msh belia tp pengalaman +talentany begitu matang. Kiat2 yg continue apa yg Anda
lakukan shg anda bs spt skrg ini.
J - Halo
Ibu Ida, terima kasih atas pertanyaannya.
Waduh,
saya bingung ini jawabnya.. hehehe...
Pertama
saya suka baca Bu, terutama bacaan fiksi ya. Untuk menulis sendiri, Allah yang
menunjukkan jalan. Alhamdulillah saya diterima berkarya di Dompet Dhuafa
Pendidikan, di bagian Marketing Komunikasi (kebetulan studi saya juga Ilmu
Komunikasi). Salah satu yang menjadi tanggung jawab saya saat itu adalah
mengelola website, sehingga saya harus menulis. Dari sana kemudian berkembang. Awalnya
menulis berita, kemudian karena di kantor kami sering sekali berdiskusi jadi
saya tertantang menulis opini. Lalu iseng nulis fiksi juga, meski baru dapat 2
cerpen sejauh ini sih Bu.. hehehee... Begitu seterusnya, hingga setelah resign
Allah bukakan jalan untuk saya jadi editor freelance sambil ngasuh anak-anak di
rumah. Alhamdulillah. Demikian kiranya Ibu.
P -
Nama
:sri budiarti, Dari : Bantul, Jogja
Pertanyaan
: yth Ibu Siska sy pernah mencoba menjadi content writer, tp karena dikejar deadline saya
berhenti, sudah lama saya ingin menjadi
content writer.
- Bagaimana (kiat apa saja yang harus dimiliki
penulis pemula, agar bisa menjadi
content writer seperti ibu Siska, terima kasih atas penjelasannya.
J - Sugeng
dalu Bu Sri . Terima kasih atas pertanyaan Ibu.. Wah, bagus sekali Ibu... TOSS
ah, kita senasib.
Saya juga
saat ini sedang rehat jadi content writer Bu. Kemarin sempat ambruk, sebulan
Ramadhan saya sakit. Jadi untuk sementara waktu sama suami dilarang menerima
kerjaan content writer (CW) dulu.
Memang
tantangan kerja CW di situ ya Bu, berkejaran dengan deadline. Namun pelajaran
berharga yang saya dapatkan dari sana adalah konsistensi ya Bu. Konsistensi
menulis dan mengatur waktu.
Jika kita
bisa atur setiap hari menulis 1-2 artikel, saya kira tidak akan masalah. Ini
yang masih menjadi tantangan saya sih memang. Saya belum lulus di ujian
manajemen waktu ini Bu. Demikian kiranya Bu Sri.
P - Assalamu'alaikum
wr. wb. Salam kenal bu, saya bu Titin dr SDIT Annaba Subang
Ijin
bertanya :
1.Kesalahan
apa saja yg sering ibu temukan ketika mengedit BP?
2.Bagaimana
tips ibu dalam memanajemen waktu ketika menulis dgn pekerjaan ibu lainnya? Terimakasih.
J - Wa'alaykumsalam
warrahmatullahi wabarakatuh, Bu Titin. Terima kasih atas pertanyaannya...
1. Pertama
dan paling banyak terjadi adalah kesalahan teknis penulisan (kata tidak baku,
tidak sesuai PUEBI, salah ketik, dan sebagainya). Kedua, kesalahan substansial
biasanya berkisar antara kurangnya penjabaran pada "how to"-nya alias
bagaimana cara menyelesaikan permasalahannya. Atau kurang menjabarkan metode
yang digunakan.
2.
Ehehehhee... saya masih merasa belum lulus ujian manajemen waktu ini Bu. Jadi
masih berkejar-kejaran antara ngurus rumah, ngasuh anak, sama kerja. Saya sudah
coba buatkan jadwal dan pembagian waktu di ketiga urusan itu, tapi eksekusinya belum
oke ini Bu. Kebetulan saya masih punya balita (3 tahun), jadi jadwal saya masih
suka berubah-ubah tergantung mood-nya si Adik ini. Demikian kiranya Ibu.
P - Dari
beragam tulisan non fiksi. Biasanya org lebih suka yg mana?
J - Saya
belum pernah secara khusus mengkaji tentang ini sih Pak.. jadi jawaban saya
masih menurut pendapat saya ya Pak.
Sebenarnya
tergantung kebutuhan ya Pak. Kebutuhan orang kan berubah-ubah.
Jika
mereka butuh hiburan, Catatan Perjalanan pilihannya karena paling ringan
"bobot" tulisannya. Aktivitasnya juga paling menyenangkan,
jalan-jalan.
Saat ingin
tahu kondisi Indonesia dan dunia saat ini, tentu orang-orang akan baca berita.
Ketika
galau membutuhkan referensi atau informasi tentang sesuatu, mereka akan
googling dan mencari artikel informatif. Pas punya ide atau gagasan terhadap
sesuatu, dan ingin mencari pendukung, biasanya orang akan baca esai-esai
terkait.
Terakhir
ketika berhasil menyelesaikan sebuah permasalahan, orang pasti ingin berbagi
dan mencari-cari contoh Best Practice. Demikian Pak.
P - Assalamualaikum
Wr Wb, Bu Siska.
Saya Ibu
Yani dr Yogya. Ketika menulis, sy sdh menulis poin2 yg akan sy tulis. Namun di
tengah menulis, sy kesulitan dlm mengembangkannya (tdk bs banyak). Bgmn agar sy
bisa mengembangkan tulisan dgn mudah?
J – Wa'alaykumsalam
warrahmatullahi wabarakatuh, matur sembah nuwun Bu Yani atas pertanyaannya.
Pertanyaan
Ibu beberapa kali pernah saya alami juga. Kalau dalam dunia kepenulisan ini
istilahnya writer block.
Ibu bisa
googling, ada banyak sekali kiat yang dituliskan para penulis kawakan tentang
bagaimana mengatasi itu.
Kalau
saya, biasanya saya berhenti sejenak dan melakukan hal lain yang saya suka.
Kebetulan saya suka nyanyi . Jadi saya rehat sebentar untuk nyanyi. Biasanya
setelah itu pikiran jadi jernih kembali. Tilawah Quran juga sangat membantu
menstimulasi otak untuk bekerja lebih baik, Bu.. Bisa dicoba juga.
Setelah
pikiran jernih kemudian coba urai lagi
ide yang mau ditulis tadi. Menggunakan peta pikiran atau mind mapping sangat
membantu. Tulis saja semua yang ada di pikiran kita dan semua yang berkaitan
dengan ide tulisan kita tadi. Nah dari sana pengembangan tulisan bisa
dilakukan.
Terakhir,
kemampuan menulis kita berbanding lurus dengan kemampuan membaca. Makin banyak
baca maka akan makin banyak juga kosa kata yang kita punya. Selain itu kita
juga belajar bagaimana membangun tulisan/karya. Dengan demikian kita akan lebih
lancar menulis. Demikian Ibu, semoga terjawab ya.
P - Assalamualaikum...
Ibu , sy Esti dari Babel mau tanya tehnik penulisan Essay itu yg bgmn ya bu... Ada ngk cthnya bu... Tks.
J – Wa'alaykumsalam
Bu Esti, terima kasih atas pertanyaannya. Esai itu sama seperti opini di media
massa. Bu Esti bisa coba lihat di koran pada kolom opini.
Ketika mau
menulis esai, kita tentukan dulu topik apa yang mau kita tanggapi. Kemudian
uraikan tanggapan kita seperti apa. Terakhir cari referensi yang terkait jika
diperlukan.
Misal, Bu
Esti ingin menanggapi tentang kasus positif corona di Indonesia yang terus
meningkat. Pertama Ibu kumpulkan dulu data tentang itu, misal jumlahnya berapa,
kenaikannya berapa per hari, dan seterusnya.
Kedua,
tuliskan apa gagasan Ibu terhadap itu, misal Ibu punya ide tentang bagaimana
caranya mengurangi penyebaran corona. Nah uraikan satu per satu, misal pertama
di rumah aja, kedua rajin cuci tangan, dan seterusnya. Jangan lupa
masing-masing poin dijelaskan.
Ketiga,
jika ada referensi untuk mendukung ide Ibu, akan lebih baik. Misal, rajin cuci
tangan bisa mencegah penyebaran corona, adakah teori atau pendapat ahli yang
menguatkan itu. Demikian Bu Esti.
Contoh
esai yang pernah saya tulis nanti saya lampirkan lagi di bawah sini ya Bu. Di
internet juga banyak, Ibu bisa googling.
P - Assaamulalaikum
bu Siska. Saya Aam Nurhasanah dari Lebak Banten. Apakah hal yang harus
dilakukan saat ingin merubah resume menjadi tampilan sebuah buku??? Mohon
pencerahan.
J - Oh baik, jadi resume kulwap ya Bu...
Kebetulan saya sudah 2 kali diminta oleh BAZNAS (Badan Amil Zakat Nasional) untuk membantu membukukan kulwap mereka. Namun bukunya dibuat digital (bentuk e-book).
Sebentar saya carikan link e-book-nya dulu ya Bu.
Kedua buku ini adalah kumpulan materi kulwap dan diskusinya. Pada setiap buku itu, antarmaterinya juga tidak nyambung Bu, karena beda-beda isinya. Tidak mengapa menurut saya. Lalu nyambunginnya gimana Mbak? Saya manfaatkan judul bukunya Bu. Jadi saya buatkan judulnya yang mewakili aktivitas kulwapnya. Demikian kiranya Bu Aam.
O ya, bagi Teman-teman yang penasaran tentang bagaimana mengirimkan artikel ke media massa, di buku ini ada ulasannya. Ilmunya langsung oleh jurnalis Republika. Silakan bisa dicoba trik-triknya. Semoga berhasil muat ya Teman-teman.
P - Saya
Ika Elis Marice dr LUMAJANG Jawa Timur....
Sungguh
termotivasi sekali dengan tulisan bu Siska... Pertanyaan saya:
1.
Bagaimana cara mnjadiikan tulisan kita menarik di mata orang lain, terutama
bagi mereka yg jarang membaca?
2. Upaya
apa yg bisa kita lakukan untuk bisa menerbitkan tulisan kita di media
masaa/cetak?
3. Buku yg
td dijanjikan untuk dibagi kepada kami,
pa akan dkirim k alamat kami masing2 y bu? Mkasih byk sebelumnya.
J – Halo
Bu Ika, terima kasih atas pertanyaannya.
1. Humm...
ini pertanyaannya agak sulit ya. Pertama, seperti peribahasa,
"Alah bisa karena biasa", jadi biasakan diri menulis dulu. Lancarkan
tulisan kita, ndak papa awal-awal nggak ada yang baca. Yang penting berlatih
menulis dulu.
Mengapa
demikian? Karena tulisan mereka yang terbiasa menulis (dan membaca) dengan
sendirinya akan menarik, dibanding mereka yang "coba-coba" menulis
kemudian berupaya bombastis untuk menarik pembaca.
Setelah
terbiasa, baru pikirkan bagaimana caranya menarik orang untuk membaca tulisan
kita. Saya pribadi, saat hendak membaca sebuah karya, pasti yang dilihat lebih
dulu adalah judulnya kemudian paragraf pertama atau pembukanya.
Judul yang
menarik tentunya yang membuat penasaran. Contoh, saya pernah membuat berita
untuk Yayasan Gerak Bareng, isinya sebenarnya laporan kalau yayasan tersebut
sudah mendirikan bilik disinfektan. Namun yang membedakan, mereka berikan
probiotik di cairan disinfektannya. Saya buat judulnya "Ada Probiotik di
Bilik Disinfektan Gerak Bareng", dan berita ini jadi yang paling banyak
dibaca.
Ibarat
ungkapan, "Dari mata turun ke hati", dari judul turun ke paragraf
pertama. Jika paragraf pertama ini "garing", sudah bisa dipastikan
pembaca akan meninggalkan tulisan kita. Maka kita harus bisa sajikan apa saja
sih hal menarik atau yang berbeda dari tulisan kita. Tuliskan secara ringkas
saja, karena nanti akan dieksplorasi lebih banyak di paragraf inti.
2. Sama
seperti jawaban nomor 1 di atas ya Bu. Banyak baca, banyak berlatih menulis,
dan tanpa henti mengirimkan karya ke media massa, itu tips yang saya dapat dari
jurnalis Republika.
Hanya saja
perlu dipahami bahwa media cetak itu ruangnya terbatas. Satu edisi hanya bisa
menampung 2-4 opini. Maka kita harus sabar ya Bu, kirim saja terus.
Hal yang
lain adalah kita tulis apa yang kita kuasai. Jika Ibu mahir urusan pendidikan,
jangan nulis tentang peternakan. Karena redaksi pasti melihat biodata kita.
Kalau yang kita tulis sesuai bidangnya dengan pekerjaan atau latar belakang
studi kita, kemungkinan besar akan dimuat. Plus, jika tulisannya bagus
kualitasnya.
3. Waduh,
mohon maaf Bu, saya tidak menjanjikan membagi buku. Yang mana ya Bu informasinya?
Saya jadi bingung ini. Demikian kiranya Bu Ika.
P – Assalamualaikum,
Saya Santi dari Jayapura. Bu Siska, adakah perbedaan antara artikel yg ditulis
di media cetak seperti koranmajalah dll dengan artikel yg di jurnal juga
artikel yg di media elektronik? Bagaiman cara membuat artikel yg baik agar bisa
di muat dan dinikmati pembaca dg baik.
J - Wa'alaykumsalam
Bu Santi. Terima kasih atas pertanyaannya.
Untuk
artikel di media massa baik cetak maupun elektronik, biasanya sama Bu. Kalau di
jurnal berbeda karena jurnal biasanya isinya hasil penelitian.
Cara
membuat artikel yang baik agar bisa dimuat dan dinikmati pembaca, sudah saya
jawab di pertanyaan Ibu Ika Lumajang ya..
Mohon Om
@Wijaya lab Unj atau Bu @Ibu Fatimah kiranya bisa menyalinnya untuk Bu Santi. Demikian
kiranya Bu Santi ya.
Demikian yang dapat saya tuliskan kembali pelajaran dari ibu Siska.
Ditulis kembali : Nani Kusmiyati
Manteeeb mayoor.. Super lngkaap.. Hehe..
ReplyDeleteSemoga bermanfaat materinya
ReplyDeleteMantab...lengkap..mayor
ReplyDeleteManteb mayor cumplet lanjutkan
ReplyDeleteTerima kasih mba Atik, Om Jay and mba Eni yg sdh visit
ReplyDeleteSuper bu ..salam hangat dan sukses y bu
ReplyDelete