Semenjak mengenal group Literasi. Group manapun tentang menulis, membangkitkan semangat untuk menuangkan segala perasaan sedih, gembira, kesal dan perasaan apapun. Rasanya tidak enak untuk tidak menengok pesan yang dikirim oleh group. Jangan-jangan tugas baru dari literasi yang harus segera diselesaikan. Komunitas semakin meluas, teman-teman baru, keluarga baru mulai berdatangan walau tidak bertemu langsung. Saling memberi semangat dan saling menguatkan. Tanpa disadari ada yang terlupakan, waktu untuk menyendiri untuk merenung apa yang ada dalam diri sendiri. Waktu bercengkerama dengan keluarga semakin sedikit. Kita berharap pasangan kita, anak kita mengerti dengan kondisi kita. Tanpa kita mengetahui apa yang mereka inginkan. Jasad kita saling bersama namun pikiran kita berselancar ditempat berbeda. Perubahan begitu cepat, tanpa disadari dari pagi hingga malam kita membaca chat yang terkirim. Walau pekerjaan ibu rumah tangga dapat diselesaikan, namun rasa kebersamaan dengan keluarga sedikit tersisa. Rasa bersalah mulai menyelimuti hati. Tak ada maksud untuk menduakan. Namun kenyataan itu telah terjadi. Menulis dianggap yang paling penting karena ingin mengukir sejarah bahwa kita ada. Walau membiasakan menulis itu bagus, membuat kita lebih bernyawa, bertemu dengan orang-orang berbeda. Mengekspresikan harapan kita. Namun jika karena menulis, kemudian mereka.. yang disekeliling kita merasakan ketidaknyamanan, apakah pencapaian kita menjadi suatu keberhasilan. Pada kenyataannya, hidup seatap belum tentu seirama, memiliki hobi yang sama, memiliki mimpi yang sama. So, bapak ibu mulai dari sekarang kita perlu pikirkan tentang kebersamaan ini. Bercengkerama bersama keluarga, pasangan dan anak-anak kita. Tetap tidak melupakan hobi kita menulis namun bukan menjadi prioritas.
Wednesday, June 10, 2020
RINDU KEBERSAMAAN
Semenjak mengenal group Literasi. Group manapun tentang menulis, membangkitkan semangat untuk menuangkan segala perasaan sedih, gembira, kesal dan perasaan apapun. Rasanya tidak enak untuk tidak menengok pesan yang dikirim oleh group. Jangan-jangan tugas baru dari literasi yang harus segera diselesaikan. Komunitas semakin meluas, teman-teman baru, keluarga baru mulai berdatangan walau tidak bertemu langsung. Saling memberi semangat dan saling menguatkan. Tanpa disadari ada yang terlupakan, waktu untuk menyendiri untuk merenung apa yang ada dalam diri sendiri. Waktu bercengkerama dengan keluarga semakin sedikit. Kita berharap pasangan kita, anak kita mengerti dengan kondisi kita. Tanpa kita mengetahui apa yang mereka inginkan. Jasad kita saling bersama namun pikiran kita berselancar ditempat berbeda. Perubahan begitu cepat, tanpa disadari dari pagi hingga malam kita membaca chat yang terkirim. Walau pekerjaan ibu rumah tangga dapat diselesaikan, namun rasa kebersamaan dengan keluarga sedikit tersisa. Rasa bersalah mulai menyelimuti hati. Tak ada maksud untuk menduakan. Namun kenyataan itu telah terjadi. Menulis dianggap yang paling penting karena ingin mengukir sejarah bahwa kita ada. Walau membiasakan menulis itu bagus, membuat kita lebih bernyawa, bertemu dengan orang-orang berbeda. Mengekspresikan harapan kita. Namun jika karena menulis, kemudian mereka.. yang disekeliling kita merasakan ketidaknyamanan, apakah pencapaian kita menjadi suatu keberhasilan. Pada kenyataannya, hidup seatap belum tentu seirama, memiliki hobi yang sama, memiliki mimpi yang sama. So, bapak ibu mulai dari sekarang kita perlu pikirkan tentang kebersamaan ini. Bercengkerama bersama keluarga, pasangan dan anak-anak kita. Tetap tidak melupakan hobi kita menulis namun bukan menjadi prioritas.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
NYANYIAN ALAM
pexels-alex-azabache-3214944 NYANYIAN ALAM Deburan ombak Desiran angin Gemerisik daun kering Berpadu indah menenangkan hati ...
-
Rangkuman Pelajaran Bapak Encon Rahman. 12 April 2020 By Nani Sekilas tentang Narasumber Pada tahun 2017 Encon Rahman mendapa...
-
Teknik memasarkan Buku Bapak Agus Subardana, S.E., M.M. By NANI KUSMIYATI Hello everyone, kali ini kita belajar Teknik memasarkan...
-
Motivasi Menulis Buku dan Berprestasi Dr. H. IMRON ROSIDI, S.Pd., M.Pd , By Nani. Assalamualikum,.para sahabat guru yang ba...
Persis yg saya rasakan Bu Nani. Hasil perenungan kita hampir sama.
ReplyDeleteYuks kita gapai mimpi kita bersama2. love bu nani
ReplyDeleteManagemen waktu akhirnya Bu Nani,saya luangkan waktu menulis ketika anak dan suami tertidur lelap.,,1-2 jam cukup sebelum kita juga ikut istirahat
ReplyDeleteBner ibuk... Kt hrs bner2 pandai mngatur waktu..apa yg q alami kmrin adl pljran berharga.. Smg kdpnnya kt bs mmenag waktu dg baik. N bs mnggapai mimpi kita tnpa hrs mningglkn kbrsmaan kt brsama kel..
ReplyDeleteBetul sekali yg penting kita bisa mengatur waktu dan keluarga menyadari kita. Salut Bu nani
ReplyDelete