Day 1, the
Writers lesson, 2 June 2020
CREATVE
ATTITUDE
Selamat
bertemu bapak ini, berikut ini adalah pelajaran yang kami ikuti di the Writers
ke 8 dan ke 9. Kebetulan saya mengikuti group ke 8 dan my niece mengikuti group
9. Sengaja saya minta ke my niece untuk memindahkan ke word, jika kita lupa
tentang isi pelajaran yang pernah diterima tinggal membuka kembali. Tidak ada
niat untuk plagiat karena ilmu ini sangat bermanfaat bagi siapapun yang
tertarik untuk menulis. Pelajaran ini disampaikan oleh Bapak Budiman Hakim yang
lebih dikenal dengan sapaan Om Bud dan bapak Asep Herna dengan panggilan Kang
Asep atau Kang Asep yang Kasep. Dihari pertama Om Bud sebagai pemateri dan Kang
Asep sebagai moderator.
Pelajaran ini sengaja saya salin apa adanya agar
pembaca dapat masuk ke dalam jiwa dari rangkaian kata-kata yang dipresentasikan
oleh Om Bud. Berikut kuliah di hari pertama, 2 Juni 2020:
“Saya
mulai dengan pertanyaan ‘kenapa kita harus menulis?’
Banyak
orang ngomong bahwa DIA TIDAK SUKA MENULIS bahkan TIDAK PERNAH MENULIS.
Nah,
walaupun belum membuat riset, walaupun tanpa data, saya berani bilang Itu pasti
hoax!
Karena
menulis adalah kebutuhan primer, sama seperti halnya dengan makan, minum dan
tidur.
Kita
boleh bilang bahwa kita bukan culinary Man. Tapi toh kita tetap
harus makan.
Begitu
juga menulis. Kita mungkin gak suka menulis. Tapi kita selalu ngetweet, kita bikin status di FB, kita
bikin caption di Instagram, kita chatting di WA dll.
Kita
menulis pelajaran di kampus, kita membuat laporan di kantor dll.
Artinya,
suka gak suka, kita tetap saja menulis.
Point
saya adalah, karena kita tetap dan terpaksa harus menulis, kenapa kita tidak sekalian
saja memperdalam ilmu penulisan kita.
Kenapa
demikian? Karena menulis itu banyak sekali manfaatnya.
MANFAAT
MENULIS :
1.
MENGABADIKAN PENGALAMAN HIDUP
Kita
bisa mengabadikan hal-hal menarik dalam hidup kita. Kenapa perlu kita abadikan?
Karena
yang perlu kita wariskan pada anak dan cucu kita bukanlah harta tapi pengalaman
hidup dan wisdom kita.
Menulislah!
Tidak usah malu mengungkapkan sisi hitam kita. Karena
bukan sisi negatif itu yang akan kita highlite
tapi hikmah positif apa yang kita peroleh dari peristiwa tersebut.
2.
MENINGGALKAN LEGACY
Menulis
membuat kita bisa meninggalkan legacy
untuk keturunan kita. Cucu-cucu
yang gak sempet ketemu kita, pasti seneng banget ketika membaca, “Wah, kakek
buyut kita, Away, ternyata dulu seorang content
provider, Loh. Ih, kagum sama Opung Tony!”
“Gile,
ternyata nenek buyut kita, Endang Larasati adalah pemain piano sekaligus
pencipta lagu, loh. "
"Ih,
kakek buyut kita Tony ternyata pernah demo menggulingkan presiden loh. Hebat
banget. Sayang kita gak sempet ketemu beliau.” Mengharukan,
bukan? Dan kalo buku kita bagus, bukan cuma keluarga tapi dunia akan membaca
buku kita.
Seperti
orang bijak berkata, “If you want to
know the world, READ. If you want the world to know you, WRITE!
3.
MEMBUANG SAMPAH EMOSI
Jiwa
menderita, tubuh menjerit. Itulah yang tejadi di era modern seperti sekarang.
Sebagian
besar penyakit yang menggeragoti tubuh selalu datang dari masalah psikis (Psychosomatic).
Alhamdulillah
salah satu obat yang paling manjur adalah menulis.
Menulis
berfungsi sebagai EMOTIONAL DETOX yang mampu mengusir rasa sakit, penderitaan,
rasa bersalah, kesedihan dan stress.
Semua
itu berpangkal dari enerji negatif yang semakin gila datang dari media digital.
Kalo
semua enerji negatif tersebut dibiarkan dalam tubuh, lama kelamaan akan
mengakibatkan tubuh kita sakit.
Orang
psikologi biasa menyebutnya dengan istilah FUNGSI KATARSIS, yaitu menulis mampu mencegah kita dari penyakit
psikosomatis.
Jadi
ketika kita sedang gelisah akan sesuatu, MENULISLAH!
Maka
kegelisahanmu akan pudar.
Jika
kegelisahan itu terlalu personal untuk dibuka ke publik, kalian bisa menulis
tentang hal lain. Tentang apa saja semau kita. Hasilnya?
Aneh
bin ajaib! Kegelisahan kita tetap menghilang. Begitu powerfulnya menulis bagi
kesehatan kita.
4.
MENULIS ITU SEPERTI MAIN GAME
Main
game sering disebut dengan melampiaskan aktualisasi diri.
Menulis
itu persis seperti main XBOX atau PS (Play Station).
Perhatiin
deh, game yang dipilih oleh anak kita. Pilihan game yang mereka ambil
sebenernya sangat mewakili harapan dan imajinasinya.
Mereka
memilih game balapan karena buat mereka seru dan ternyata menjadi pembalap
adalah salah satu impiannya.
Memang
tidak semua impian bisa jadi kenyataan tapi dengan main game sedikit banyak
aktualisasi diri bisa terpenuhi.
Sama
dengan main game, menulis juga bisa berfungsi sebagai aktualisasi diri.
Buat
yg suka berkhayal pengen jadi jagoan, pengen jadi bintang film, pengen jadi
Super Hero…pokoknya jadi apa aja BISA.
Tuliskan
cerita berdasarkan imajinasi itu.
Tokohnya
tidak perlu harus kita.
Siapapun
tokoh yang kita ciptakan, ketika semua kita tuliskan maka semua hal yg kita
ceritakan sebetulnya semuanya merupakan representasi dari pikiran, imajinasi,
cita-cita dan harapan kita.
Dengan
menulis cerita, kita bisa jadi apa aja di sana.
Pokoknya
apapun yang muncul dalam pikiran, apapun yang sering muncul dalam imajinasi
kita, tuliskan.
Insya
Allah tulisan kita akan menjadi bagus. Kenapa demikian?
Karena
sesuatu yg sering kita imaginasikan pasti sangat sempurna. Minimal buat kita
sendiri.
5.
MENULIS ITU MENCEGAH PIKUN
Tau,
gak? Banyak orang yang memasuki usia pensiun, seringkali bingung harus
melakukan apa. Padahal
hidup itu adalah tentang mengejar sesuatu. Meskipun
sesuatu itu adalah hal yang sepele, tetap saja harus ada yang dikejar. Itu
sebabnya banyak pensiunan cepat meninggal karena mereka gak punya sesuatu yang
harus dikejar. Mereka
stress dan merasa gak berguna menjalani hidup. Padahal
Masa Pensiun itu bukanlah periode di mana kita tidak mengerjakan apa-apa.
BUKAN!
Masa
pensiun adalah masa di mana kita mempunyai kebebasan untuk memilih pekerjaan
yang kita sukai. Karena
butuh kegiatan dan membutuhkan sesuatu untuk dikejar, akhirnya para pensiunan
tersebut mencoba berkebun, kursus melukis atau kursus MENULIS.
Berdasarkan
hal itulah, saya berpendapat, daripada menunggu tua baru belajar menulis lebih
baik KITA BELAJAR DARI SEKARANG. Apalagi
buat yang muda-muda. Manfaatkanlah belajar menulis dari sekarang.
Kalo
kita hobby menulis, ketika tua nanti, kita mempunyai kegiatan yang
menyenangkan.
Kita
bisa berkarya, menulis sepuasnya, menerbitkan beberapa buku karena di jaman
muda dulu sering tertunda oleh kegiatan lainnya.
Artinya
dari muda sampai tua, kita akan selalu mempunyai sesuatu yang menyenangkan
untuk DIKEJAR.
Dan
hebatnya lagi, kegiatan menulis akan membuat kita terhindar dari penyakit
pikun. Kok bisa begitu?
Karena
jika otak kita sering digunakan untuk berimajinasi dan berpikir maka otak kita
akan terasah terus.
Orang
yang terkena penyakit pikun biasanya adalah orang yang kurang menggunakan
otaknya untuk berpikir.
Akibatnya
otaknya tak terasah dan lama kelamaan menjadi tumpul. Dan pada gilirannya kita
akan menjadi pikun.
Otak
adalah hadiah terhebat dari semua organ tubuh yang kita terima dari Tuhan.
Secara
umum manusia yang paling pinter pun (termasuk Einstein) konon baru menggunakan
kapasitas otaknya sebesar 17%.
Jadi
bisa dibayangkan bagaimana hebatnya jika kita bisa memaksimalkan otak kita.
Pastinya karya kita akan sangat bagus.
6. MENULIS
MEMBUAT KITA MENJADI TOKOH YANG DIDENGARKAN
Ada
teori yang mengatakan bahwa secara umum manusia terbagi dalam dua tipe; 1. Tipe
pembicara dan 2. Tipe pendengar.
Minimal
di lingkungan saya, semua orang ingin menjadi pembicara sekaligus ingin
didengarkan.
Terus
terang saya kurang sepakat dengan teori itu.
Ada
cukup banyak anak-anak bahkan dewasa yg merasa terkucil. Kenapa? Karena mereka
merasa ortunya sibuk dan cuek. Mau cerita kok mereka males2an dengerin kita.
Kalo
itu yang terjadi pada kita, maka menulislah.
Ketika
orang memutuskan untuk membaca tulisan kita berarti dia dengan rela mendudukkan
dirinya sebagai pendengar. Dan kita sebagai penulisnya tentu saja adalah
pembicaranya.
KESIMPULAN:
Sekarang
kita sudah mengetahui betapa banyak manfaat dan betapa pentingnya pengetahuan
tentang penulisan. Perlu
dipahami bahwa segala kegiatan yang kita lakukan hampir semuanya berhubungan
dengan penulisan. Kita
mau berjualan di IG, mau jadi stand up
comedian, berdakwah, presentasi, membuat film, membuat album lagu,
melakukan penelitian dll, semua berhubungan dengan dunia PENULISAN!
Sejak
kemunculan dunia digital, sekonyong-konyong ilmu penulisan malah semakin naik
pamornya. Di
social media semua orang menulis, baik itu di WA, LINE, twitter, Youtube,
Facebook, Instagram, dll.
Itu
sebabnya ilmu penulisan menduduki porsi yang sangat mendominasi. Itu
juga sebabnya belakangan ini kita melihat berbagai penawaran workshop tentang
penulisan/copywriting begitu tinggi. Kenapa demikian?
Karena
eksistensi manusia sekarang bukan di dunia nyata. Eksistensi manusia sekarang
ada di dunia digital. Dan
untuk mempunyai eksistensi yang tinggi di dunia digital, senjata utamanya
adalah MENULIS!
Jadi
teman-teman, yuk kita tanamkan tekad: KITA HARUS BELAJAR DAN MEMPERDALAM ILMU
MENULIS.
If you
type your name in Google and you don't find it, techically you're dead!
Okay,
guys, sekarang kita masuk ke bagian yang paling penting.
Perlu
diketahui bahwa setiap kali saya mengajar, entah itu sharing tentang creative
writing, storytelling, generating ideas, presentasi/public speaking dll, segmen
pertama saya selalu sama, yaitu tentang CREATIVE
ATTITUDE.
Saya
tidak pernah mengajarkan kalimat template karena, buat saya, itu melecehkan
kecerdasan otak kita. Bahasa
itu bukan template. Bahasa itu adalah soal rasa.
Tuhan
itu adalah FATHER OF CREATION. Satu-satunya bakat yang diberikan pada manusia
namun tidak diwariskan pada makhluk lain adalah berkarya (creation, to create and creative).
Jadi
saya punya pemahaman bahwa Creative Attitude sangat penting dan merupakan
landasan atau infrastruktur utama dari kreativitas kita.
CREATIVE
ATTITUDE
Sebelum
kita mulai belajar menulis, ada hal yang sangat penting untuk ditanamkan dalam
diri kita masing-masing, yaitu CREATIVE
ATTITUDE.
Perlu
dipahami bahwa KREATIVITAS ITU ADALAH
SIKAP HIDUP. BUKAN JOB DESKRIPSI.
Bersikap
kreatif jangan hanya dilakukan ketika kita sedang mendapat pekerjaan.
Bersikap
kreatif jangan hanya dilakukan ketika kita sedang mendapat masalah.
Creative
Attitude
harus menjadi sikap hidup kita sehari-hari.
Meskipun
sedang tidak ada proyek, meskipun sedang tidak ada masalah, KITA HARUS SELALU BERSIKAP KREATIF.
Saya mau cerita dikit....
Temen
saya pernah bercerita tentang seorang kerabatnya yang berasal dari Aceh yang
bernama Farhan. Farhan
ini selalu mengaku tidak suka menulis. Bahkan dia cenderung menganggap remeh
kegiatan menulis.
Namun
sebuah peristiwa besar telah merubah paradigma yang selama ini dianutnya.
Tentu
kita masih ingat bencana Tsunami yang terjadi di Aceh. Sekitar
230.000 orang di 14 negara tewas akibat tsunami dahsyat yang melanda Samudra
Hindia, pada tanggal 26 Desember 2004. Tsunami
dipicu gempa berkekuatan 9,1 pada skala Richter, yang episentrumnya berada
Samudra Hindia, sekitar 85 km di barat laut Banda Aceh. Keluarga Farhan adalah
salah satu korban dari gelombang Tsunami yang mengerikan itu. Alhamdulillah
kedua orangtuanya selamat. Tapi dalam bencana tersebut, dia kehilangan isteri
dan 2 anaknya. Farhan merasa sangat
sedih dan terpukul. Rasa kehilangan yang begitu berat membuatnya sangat
menderita. Dia merasa depresi dan sering berteriak-teriak karena beban yang
begitu menyesakkan dada tentunya harus dikeluarkan. Saat berkonsultasi di
sebuah klinik untuk meredam kesakitannya, Psikiater yang merawatnya
menganjurkan Farhan untuk menulis. Farhan mencoba terapi itu. Dan
perlahan-lahan dia mulai menikmati kegiatan menulis itu.
Dan
percaya, gak? Setiap kali habis menulis, dia merasa bebannya menjadi lebih
ringan. Akhirnya dia menulis dan menulis lagi untuk mengeluarkan beban berat
yang selama ini menindih hatinya. Alhamdulillah akhirnya dia sembuh. Dan sampe
sekarang dia masih terus menulis...
Dari
sini dapat disimpulkan bahwa bencana Tsunami telah menjadi PEMICU baginya untuk
menulis. Farhan yang mengaku tidak suka menulis akhirnya menulis.
Tapi
perlu dicatat bahwa dia membutuhkan PEMICU YANG BESAR untuk memaksanya menulis.
Kasus lain lagi.
Pernah
gak kalian perhatikan, ada banyak sekali seniman yang selalu berkarya dan
karyanya bagus-bagus. Nah ada cerita menarik dari pengalaman para seniman.
Seorang
sahabat saya di Yogya pernah menganalisa tentang Ebiet GAD.
Saya
gak tau kebenaran cerita ini tapi analisanya sangat menarik, jadi gak ada
salahnya saya share di sini buat kita semua berkaca....
Menurut
teman saya tersebut, Ebiet GAD sangat kreatif dan banyak membuat lagu ketika
hidupnya masih susah.
Kesehariannya
sering diisi dengan cara menggelandang di Malioboro dan merenung di pantai
Parang Tritis. Konon orang sering ngeliat dia ngamen di sepanjang Malioboro....
Beban
yang ada di pundaknya menjadi PEMICU yang dia lampiaskan dengan mencipta lagu.
Dan
percaya gak? Lagunya bagus-bagus. Bahkan akhirnya dia mendapat kesempatan untuk
rekaman dan albumnya meledak. Dia mendadak menjadi terkenal, mendapat banyak
penghargaan dan bergelimang dengan uang. Konon dia lalu menikah dengan sesama
artis dan tinggal di rumah mewah di bilangan kebayoran baru. Jadi Ebiet hidup
tenang bersama keluarganya dari hasil karyanya.
Namun
selanjutnya apa yang terjadi?
Setelah
dia hidup mapan, kita tidak pernah lagi mendengar karyanya meledak. Kita tidak
tau apakah dia masih mencipta lagu atau tidak. Tapi apa yang terjadi pada Ebiet
memang banyak dialami sebagian besar seniman. Banyak yang setelah menjadi kaya,
mereka sulit sekali berkarya. Bukannya mereka tidak mau.
Setiap
hari mereka berusaha mencipta lagu. Mereka sudah berusaha mati-matian tapi
tetap saja tidak terlahir lagu-lagu yang kualitasnya sama dengan jaman mereka
hidup susah dulu. Aneh, kan? Kenapa bisa terjadi begitu?
Rupanya
ketika hidup mapan, mereka merasa tidak lagi mempunyai PEMICU. Dulu beban yang
ada di pundaknya bisa dia konversikan menjadi lagu. Tapi ketika hidup mapan
tanpa beban? Ide-idenya gak keluar. Otaknya buntu. Mereka membutuhkan
‘kekejaman Tuhan’ berupa beban hidup sebagai PEMICU untuk berkarya.
Banyak
seniman di dunia ini mengalami hal yang seragam. Mereka punya karya yang
mumpuni saat sedang menderita tapi blank ketika hidupnya sudah mapan.
Nah,
di sinilah pentingnya CREATIVE ATTITUDE!
Kalo
kita memiliki Creative Attitude, KITA TIDAK MEMBUTUHKAN PEMICU YANG BESAR UNTUK
BERKARYA.
Kita
tidak butuh bencana Tsunami untuk memaksa kita menulis. Kita tidak butuh beban
penderitaan hidup untuk berkarya.
Sebuah
kata atau kalimat sederhana akan menjelma sebagai PEMICU jika CREATIVE ATTITUDE
sudah menyatu dengan aliran darah kita.
Sehelai
daun jatuh, sudah cukup untuk membuat kita menulis.
Tangis
bayi tetangga sudah cukup menjadi pemicu kita untuk berkarya.
Dari
pemaparan di atas, kita tentu setuju bahwa creative attitude itu sangat penting
dan harus dilatih secara terus menerus.
Bagaimana
caranya? Sebetulnya caranya sederhana saja. Kita harus peka pada apa yang
terjadi di sekeliling kita. Kita harus sering-sering menganalisa apa yang
ditangkap oleh pancaindera kita.
Begitulah
yang namanya creative Attitude. Persoalannya, bagaimana cara MELATIHNYA?
Caranya
simple aja. Kita bisa belajar dari hal-hal yang kecil dulu. Misalnya:
KOMEN
DI SOCIAL MEDIA.
Di
jaman sekarang banyak waktu kita tersita di social media. So, supaya gampang,
ayok kita manfaatkan situasi itu. Pasti kalian sering ngasih komen di social
media orang lain, kan?
Misalnya
kalian sedang melihat status FB temen. Di sana kita membaca status tersebut
berbunyi “Anak kita tidak cukup hanya diberi nasihat tapi berilah dia contoh.”
Nah,
terus kalian ngasih komen begini “Setubuh…eh setuju!”
Astaghfirullah!
Jangan, ya?
Itu
adalah segaring-garingnya komen. Kalo bikin komen seperti itu berarti kalian tidak punya creative attitude.
Joke
tersebut adalah joke tahun 70-an. Udah ampir setengah abad umurnya!
Masak
sih kita gak mau menulis komen yang baru?
Tulislah
komen yang kita ciptakan sendiri sehingga temen kita merasa surprise dengan
komen kita. Ingat! Semua orang suka SURPRISE!
Kemaren
kita baru saja merayakan hari lebaran.
Saat
hari lebaran banyak banget kalimat-kalimat indah berseliweran.
Pesan
saya cuma satu: Hindari nyontek
ucapan-ucapan yang sudah basi.
Misalnya
“Ketika jemari tak sempat bertaut….” Hadoh! Basi amat!
Atau
“Ketika kata menggores luka…..” NAJONG!
Apalagi
bikin pantun “Ikan kakap ikan patin. Mohon maaf lahir bathin.” TOBAT!!!!!!!!!!!
Guys,
please! Jangan bikin temen kita muak dengan ucapan selamat kita! Bikin dong
kalimat sendiri yang baru. Temen kita juga akan seneng bacanya.
Jangan
bikin temen kita illfeel. Jangan bikin temen kita muak!!!
Itu
ada yg bikin status melampiaskan kemuakannya.
Atau
pas temen kita nulis tentang dirinya yang mencari kacamatanya ternyata
kacamatanya ada di kepalanya.
Jangan
pernah bikin komen “FAKTOR U!”
Kenapa
saya tidak mengizinkan kalian melakukan hal itu? Karena pasti ada banyak orang
lain yang akan menuliskan kalimat yang sama.
Akibatnya
komen kita jadi GENERIK.
Dengan
creative attitude seharusnya komen kita jadi UNIK.
Sekali
lagi komen kita harus jadi SURPRISE buat yang membacanya.
Hal
ini penting dilakukan. Bukan untuk membahagiakan temen kita tapi untuk
membahagiakan diri sendiri.
Kasus selanjutnya. Temen kita bercerita tentang
seorang isteri yang dateng ke kantor suaminya. Sang isteri tersebut mau ngecek
karena mencurigai suaminya berselingkuh dengan resepsionisnya.
Terus
kita ngasih komen, “Pengalaman pribadi, ya?”
Ya,
ampun! Wake up, guys! Komen seperti itu juga pasti akan dituliskan oleh oleh
orang lain.
Kita
perlu mengantisipasi kira-kira orang lain akan komen apa. Nah, kita harus bikin
yang lain. Yang unik. Yang tidak terpikirkan oleh orang lain.
Begitulah
basic menanamkan CREATIVE ATTITUDE dalam diri kita.
Kalo
kita nonton film, pasti kan kita seneng kalo filmnya gak ketebak. Iya, kan?
Kalo
ceritanya ketebak, kita pasti akan mengatakan bahwa film itu jelek.
Nah,
seharusnya pemahaman itu juga kita tanamkan dalam kehidupan sehari-hari.
Kita
akan menjadi orang yang disukai dilingkungan kita karena kita gak ketebak. Kita
orang yang penuh surprise.
Dan
itu bisa dimulai dari hal-hal kecil, misalnya ya membuat surprise di setiap
postingan kita. Baik itu di IG, FB, Twitter, WA, LINE dll.
Jangan
mau jadi orang generik. Jadilah orang yang unik. Dan semua itu hanya bisa
dicapai kalo kita memiliki CREATVE ATTITUDE.
Jadi
bisa disimpulkan bahwa CREATIVE ATTITUDE adalah sikap hidup yang harus selalu
dilakukan dalam keseharian kita.
Jadi
mulai sekarang mulailah melatih creative attitude kita. Berlatihlah setiap
hari. Buatlah surprise meskipun di hal-hal sepele.
Creative
attitude bukan bagaimana kita berkarya. Creative atttude adalah SIKAP untuk
selalu berkreasi.
Creative
Attitude adalah MENTAL untuk selalu menciptakan hal-hal yang baru.
Baiklah
teman-teman. Karena waktu sudah menunjukkan pukul 9.30, kita berhenti dulu
sampe di sini ya. Besok kita lanjutin masih seputar creative attitude. “
Inilah
pelajaran yang disampaikan Om Bud. Saya percaya walaupun kita tidak mengikuti
langsung, jika membaca tulisan ini, kita seolah-olah masuk di dalamnya. Selamat
membaca bapak ibu,.semoga bermanfaat. Dan kita tunggu pelajaran berikutnya di
hari kedua.
Terima
kasih Om Bud dan Kang Asep yang telah membagikan ilmunya untuk menjadi perduli
apa yang terjadi di lingkungan kita, dan menuliskannya. Melatih diri kita untuk
menjadi lebih kreatif. Mengasah Creative Attitude kita dengan menganalisa kejadian-kejadian
pada diri kita, orang lain dan di sekeliling kita.
Disalin
oleh Nani Kusmiyati dan Ariyani Alfath
Sll simpatik n menarik utk dilirik. Bu naniii top bingits
ReplyDeleteKeren Bu Nani ok jooZ
ReplyDeleteMasyaAllah ibuk.. Super sekali..
ReplyDelete