By Nani Kusmiyati
Assalamualaikum,
Apa kabar bapak ibu peserta Belajar Menulis ke 8 yang keren dan selalu
bersemangat untuk menulis. Pada kesempatan ini saya ingin menyampakan materi
pelajaran yang telah disampaikan oleh Bapak Joko Irawan Mumpuni pada
hari Jumat tanggal 8 Mei 2020 , pukul 13.00-15.00.
Narasumber,
adalah Direktur Penerbitan, Penerbit Andi, Ketua I, IKAPI DIY, Penulis
buku bersertifikat BNSP, dan Asesor BNSP. Jika berkorespondes dengan beliau
dapat melalui WA/ Call : 08122739971, Email jmumpuni@gmail.com, FB
jokomumpuni@gmail.com, dan Twitter @jokomumpuni.
Sebelum
pelajaran dimulai, Om Jay, guru Blogger kita membuka dan memberikan link
berikut : Web www.andipublisher.com
Selanjutnya
pelajaran dimulai oleh narasumber dengan menampilkan slide pertama dan mengingatkan
kepada para peserta Belajar menulis ke-8 untuk memiliki motivasi untuk menjadi
penulis sampai jadi yaitu di level paling atas "Yes, I did it!
Jika kita
melihat gambaran dibawah ini, kira-kira sampai dimanakah level kita untuk
menulis?
Level dari yang
terbawah :
1. I won't do
it. (saya tidak akan menulis)
2. I can't do
it (saya tidak bisa menulis)
3. I want to do
it (saya ingin menulis)
4. How do I do
it? (Bagaimana saya melakukan untuk menulis?)
5. I'll try to
do it. (saya akan mencoba untuk menulis)
6. I can do it
(saya bisa menulis)
7. I will do it
(saya akan menulis)
8. Yes, I did
it! (ya, saya berhasil menulis)
Terdapat 4 pelaku dalam ekosistem Penerbitan yaitu penulis,
penerbit, penyalur dan pembaca yang dapat dilihat di slide berikut.
Langkah proses naskah menjadi buku, sebagai berikut:
Penulis memiliki naskah yang sudah jadi kemudian diberikan kepada
penerbit untuk dinilai dan diputuskan apakah layak terbit atau tidak. Dan jika
naskah tersebut dianggap memenuhi syarat penerbit atau diterima oleh penerbit,
maka penulis akan diberi tahu bahwa naskah tersebut akan diterbitkan dengan
cara memberikan surat pemberitahuan sekaligus meminta soft copy dari naskah
tersebut. Kemudian penulis menandatangani surat perjanjian. Proses naskah
menjadi buku dapat dilihat di schema berikut.
Pada tahap ini penerbit menunggu naskah dari penulis. Setelah soft copy
diserahkan, kemudian diedit oleh penerbit dari segi bahasa dll, kemudian di
setting, dibuat cover buku sesuai target marketnya, dicetak satu seperti
aslinya (dummy) dan diberikan ke penulis untuk dikoreksi (boleh dicoret atau
diberi catatan oleh penulis). Selanjutnya dikembalikan ke penerbit untuk
dibetulkan dan dibuatkan film. Membuat plat cetak untuk proses pencetakan.
Kemudian, setelah melalui tahap plat cetak, kawat cetak dimasukkkan ke dalam alat
cetak yang besar untuk pencetakan lembar demi lembar. Satu kateren menghasilkan
8 hingga 16 halaman. Setelah itu masuk ke mesin lipat, binding, wrapping dan
terakhir distribusi.
Penulis
dinyatakan berhasil apabila:
1. Mendapatkan kepuasan karena bukunya bermanfaat bagi orang
lain.
2. Memiliki reputasi, menjadi terkenal dimana-mana ditingkat
penyebaran buku. Hal ini dapat dilihat jika banyak follower atau subcriber.
3. Karir meningkat, ditandai dengan terbitnya buku yang ber
ISBN milik penulis tersebut yang dapat digunakan untuk naik pangkat.
4. Penulis mendapatkan uang/royalty, semakin besar royalty
nya penulis semakin berhasil.
Seperti dapat dilihat dari slide dibawah ini.
Namun jangan puas hanya menulis buku, dicetak dan terpajang di toko
buku. Namun perlu dipasarkan ke pembeli agar buku tersebut dapat terjual habis
dan penulis dapat royalty besar juga penerbit mendapatkan keuntungan.
Sistem Penilaian di Penerbitan, dapat dilihat dari slide
berikut:
Buku di nyatakan sukses apabila buku tersebut laku di pasaran. Urutan
berikutnya ditinjau dari keilmuan yang terdapat pada buku tersebut. Sedangkan
reputasi penulis dan editorial mempengaruhi sebagian kecil dari kesuksesan
buku.
Ciri-ciri Buku yang memiliki peluang besar untuk sukses dapat
dilihat dari slide berikut:
1. Tema tidak populer, penulis populer. Buku ini dapat diterbitkan jika
ada order ke Penerbit juga komitmen penulis untuk menepati waktu.
2. Tema tidak populer,
penulis tidak populer. Kemungkinan terbesar buku akan ditolak
oleh penerbit karena memiliki resiko tidak laku.
3. Tema populer,
penulis tidak populer. Hal ini biasanya terjadi pada penulis
pemula. Buku ini masih ada peluang untuk diterbitkan. Disarankan untuk terlebih
dahulu diawali dengan survey pembaca atau pangsa pasar.
4. Tema populer, penulis populer. Buku-buku
ini yang memiliki peluang besar untuk diterbitkan karena akan laku di pasaran.
Statistik berikut menunjukkan trend buku apakah diminati atau
tidak.
Sebagai penulis pemula sebelum menulis disarankan untuk membaca trend
buku yang diminati oleh pasar yang terdapat pada google trend. Hal ini untuk
mengetahui topik apa yang sedang booming.
Menulis buku pelajaran adalah pilihan terbaik selama
kurikulum masih berlaku. Karena buku pelajaran dapat laku pada awal semester.
Reputasi penulis dalam dilihat dari google scholar atau
google cendekia seperti slide dibawah:
Sebagai contoh untuk mengetahui dosen yang bereputasi dapat dilihat
seberapa banyak karya yang telah dihasilkannya, baik berupa buku maupun jurnal.
Jumlah pembaca dapat dilihat dari seberapa banyak citation. Syarat minimal
citation bagi penulis yang dianggap terkenal apabila memiliki sekitar 2000
citation oleh pembacanya. Jika penulis bukanlah seorang dosen dan tidak
memiliki google scholar, maka informasi dapat diperoleh dari data-data lain.
Bagaimana track record penulis tersebut, apakah pernah menulis buku, Dimanakah
institusinya, bagaimana pendidikannya, seberapa banyak komunitasnya di media
sosial, seperti di blog, istagram youtube, atau FB nya. Jika banyak followernya
berarti penulis tersebut termasuk penulis yang bereputasi. Dan akan memiliki
peluang bukunya untuk diterbitkan. Jadi tidak selalu berdasarkan google
scholar.
Oplah Buku. Dasar Penentuan Oplah buku dapat dilihat dari
slide berikut:
Proses penerbitan buku
berdasarkan dari Oplah buku, yaitu:
1.
Market sempit &
lifecyle panjang
2. Market
sempit & lifecyle pendek
3. Market
lebar & lifecyle pendek
4. Market
lebar & lifecyle panjang
Proses penerbitan tidak terlepas dari jumlah cetak atau oplah. Semakin
besar oplah buku tersebut, maka akan semakin bagus. Cara menentukan oplah
tergantung pada letak buku tersebut masuk di kuadran mana.
1. Jika Market sempit, namun lifecycle-nya panjang, maka penerbit tidak
akan rugi, namun lakunya tertunda. Karena buku jenis ini akan laku sepanjang
masa, misalnya matematika dasar, anatomi, fisika dasar, dsbnya.
2. Market sempit & lifecyle pendek. Kuadran ini tidak disukai, bahkan
bisa ditolak oleh penerbit, karena menerbitkan buku akan mengandung resiko
tinggi, yaitu kerugian.
3. Market lebar lifecycle pendek, buku-buku yang masuk
kategori ini adalah buku yang tergantung pada perkembangan teknologi, sebagai
contoh buku komputer. Bulan ini buku dicetak, namun bulan depan sudah ada buku
sejenis keluaran terbaru. Jenis buku ini harus direvisi supaya laku. Buku jenis
ini sering membuat penerbit rugi. Sehingga, buku tersebut dimusnahkan oleh
penerbit agar tidak menimbulkan biaya gudang.
4. Market lebar dan lifecycle panjang. Kriteria ini yang
paling disenangi oleh penerbit karena buku jenis ini setiap saat akan laku
dan jumlahnya besar. Misalnya buku-buku ensiklopedia dan kamus. Buku ini akan
laku selama-lamanya.
Level materi dan lebar pasar dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Level Advance: jumlah konsumen sedikit dan
jumlah penulis juga sedikit.
2. Level Intermediate: jumlah konsumen sedang atau menengah,
jumlah penulis juga sedang atau menengah.
3. Level Beginner: jumlah konsumen besar
dan jumlah penulis juga besar.
Pengaruh Produktivitas dan Kualitas ditinjau dari Kategori Penulis.
1. Penulis tidak idealis dan tidak industrialis. Pada tipe ini buku
dipastikan tidak laku. Disarankan menerbitkan di penerbit indie.
2. Penulis tidak idealis namun industrialis,
memungkinkan bukunya masuk dalam lingkup pasaran kecil namun mampu bertahan
lama.
3. Penulis idealis namun tidak
industrialis, kemungkinan bukunya laku dipasaran namun tidak bertahan lama
karena ilmunya tidak up to date.
4. Penulis idealis dan industrialis, tipe paling baik karena buku
dapat laku dipasar yang luas dan bertahan sepanjang waktu.
Konsistensi Gaya Selingkung.
Penerbit dapat menetapkan lebih dari satu cara pengutipan dan penulisan
daftar pustaka sesuai dengan lingkup bidang penerbitannya, misalnya standar:
1. American Language Association (ALA)
2. Michigan Language Association (MLA)
3. Chicago Manual Style (CMS)
4. American Psychology Association (APA)
5. Vancouver Style
6. Harvard Style
Sekali menggunakan gaya ALA maka selalu harus menggunakan gaya tersebut.
Hal ini juga akan memepermudah penggunaan citation.
Gaya pengutipan dan penulisan daftar pustaka harus diterapkan secara
konsisten untuk setiap terbitan.
Inilah sejumlah poin penting yang harus mendapatkan perhatian lebih dari
para penulis, agar dapat di terbitkan oleh Penerbit ANDI Offset.
Kesimpulan:
Untuk sukses menjadi penulis dibutuhkan motivasi yang kuat. Dan jika ingin
sukses menerbitkan buku, maka penulis perlu memperhatikan sejumlah kriteria,
baik kriteria buku maupun kriteria penulis.
Demikian pelajaran yang di dapat dari Bapak Joko Irawan Mumpuni. Semoga
bermanfaat.
Lengkaaap ibuk..kereen
ReplyDeleteKomplit n amat jelas bu
ReplyDeleteLengkap, mampir juga ya ke blog saya penamrbams.id
ReplyDeleteHebat luar biasa lanjutkan terbitkan buku
ReplyDeleteWow...luar biasa...detail bu nani
ReplyDeleteLengkap mampir ke blok cakinkn.blogspot.com
ReplyDeleteMantap
ReplyDeleteKereenn..
ReplyDeleteMnttpp...siiip
ReplyDeleteSemangat utk menghasilkan karya bun...
ReplyDeletemantap Bu resumenya
ReplyDelete