Menciptakan
Proses Belajar yang Efektif dari Rumah
By
Nani Kusmiyati
Belajar dimasa Pandemi Covid-19
bukanlah hal yang mudah, banyak tantangan yang dihadapi guru maupun siswanya.
Guru dan murid tidak dapat bertemu muka langsung dalam proses belajar mengajar.
Guru tidak bisa melihat langsung wajah-wajah muridnya. Tatapan mata-mata mereka
yang berbinar-binar penuh harapan untuk belajar, juga mata-mata yang enggan
untuk belajar karena tidak menariknya materi pelajaran, sulitnya untuk mengerti
pelajaran dan tidak bersahabatnya guru mereka. Maka akan sangat jelas diketahui
guru yang mengajar saat itu.
Tawa riang di kelas, kegaduhan
karena harus berdiskusi dengan teman-temannya, candaan, keusilan yang selalu
diciptakan antar siswa. Semua itu tidak dapat dihadapi langsung oleh gurunya.
Mata bijak, ucapan kasih sayang, atau bahkan kata-kata tegas dari gurunya tidak
lagi dapat dirasakan siswanya. Kedekatan guru dan siswa tidak dapat tertransfer
langsung. Guru adalah role model dari siswanya, dan siswa adalah nafas hidup
seorang guru. Kebahagiaan seorang guru, jika anak didiknya dapat mengerti apa
yang diajarkan, mengaplikasikan ilmu yang dibagikan guru kepada muridnya dan
keberhasilan setelah mereka lulus dari belajarnya.
Kondisi itu sudah tidak ada lagi
semenjak kebijakan pemerintah yang mengharuskan siswanya belajar di rumah,
demikian juga yang dihadapi dengan para guru. Teaching from home adalah pilihan yang harus dihadapi. Suka atau
tidak suka proses belajar mengajar haruslah dilaksanakan. Bagi guru yang
memiliki pengetahuan IT yang terbatas situasi ini merupakan tantangan. Mau
tidak mau guru harus banyak belajar IT yang merupakan tools untuk
mentransferkan ilmunya agar sampai ke muridnya. Berbagai media guru coba dan
aplikasikan. Apakah melalui Whatsapp
group, Instagram, Face Book, dan media-media conference seperti google
classroom, Zoom, Webex Meeting, Live meeting maupun YouTube. Bagi guru
tradisional media-media itu merupakan persoalan lain yang harus ditemukan
solusinya.
Mereka terpaksa mengambil
kursus-kursus online singkat tentang menggunakan media-media tersebut atau
saling sharing dengan sesama guru. Memang hal ini merupakan salah satu sisi
positifnya. Guru mulai meningkatkan skill yang lain disamping skill yang sudah
dimiliki. Guru harus memiliki gadget yang compatible dengan media daring yang
akan digunakan. Dan harus memilki kuota internet yang memadai. Bagi guru
dipelosok akan lebih menemui kendala, diantaranya minimnya perangkat dan
jaringan untuk mentransfer pembelajaran online, jaringan internet yang kurang
bagus, tidak mampu membeli pulsa dan masih banyak lagi. Bagaimana dengan para
siswa sendiri.
Belajar dari rumah bukanlah salah
satu pilihan yang menyenangkan bagi mereka, karena mereka tidak dapat bertemu
langsung dengan teman-temannya, bercanda, diskusi seputar home work nya yang sulit. Merasakan langsung dengan jutek dan
killernya gurunya atau bahkan super baik guru pembimbingnya. Belajar dirumah memang
itu adalah faktanya. Nah bagaimana sekarang cara untuk menciptakan Pola Belajar yang efektif dari Rumah? Hal ini dapat
diciptakan dengan kontribusi guru, orang tua, lingkungan dan murid itu sendiri.
Jadi tidak dapat diciptakan oleh murid itu sendiri.
Menciptakan
Proses Belajar yang Efektif dari
Rumah bagi siswa pada pasca pandemi ini dapat dilakukan dengan cara berikut :
1.
Bantuan dari Guru.
Guru diharapkan tidak kaku dalam menerapkan target pencapaian
kurikulum. Karena pembelajaran terjadi di rumah. Pilih materi-materi esensial
yang perlu dilakukan oleh siswa kita di rumah dan jangan memindah sekolah ke
rumah. Pembelajaran di rumah harus sesuai dengan kondisi masing-masing siswa,
termasuk soal keterbatasan akses yang dihadapi siswa di beberapa daerah.
Penilaian terhadap siswa di masa pembelajaran saat ini tidak sekedar bersifat
kuantitatif yaitu tugas-tugas tidak harus dinilai seperti biasa, namun
penilaiain lebih bersifat kualitatif dan memberikan motivasi. Diharapkan para
guru dapat melakukan inovasi dalam menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar.
Para guru tentu menyesuaikan dengan kondisi masing-masing juga karena persoalan
keterbatasan akses bagi sebagian siswa di daerah yang tidak memiliki
infrastruktur mendukung.
Maka saatnya para guru untuk melakukan inovasi pembelajaran
di tiap daerah.
Guru
harus mulai melakukan pembelajaran berbasis dalam jaringan (daring) atau dengan
kata lain pembelajaran online (online learning). Pembelajaran ini sangat
berbeda dengan pembelajaran konvensional yang terjadi di sekolah. Guru dan
siswa tidak berhadapan langsung, melainkan terjadi interaksi secara jarak jauh
yang memungkinkan guru dan siswa berada pada tempat yang berbeda. Hal positif yang dapat diambil dari pembelajaran di
masa pandemi yaitu, Guru dan siswa akan tetap aman berada pada tempat atau
rumahnya masing-masing, tanpa harus keluar rumah dan bertatap muka secara
langsung.
Namun, merubah pola atau kebiasaan belajar sangatlah sulit.
Hal ini dinilai wajar karena perubahan ini terjadi sangat cepat dan tidak
terduga. Kebiasaan yang berubah secara signifikan dapat dilihat yaitu guru dan
siswa harus mengandalkan perangkat komputer dan jaringan internet. Guru dan
siswa harus mampu merubah metode dan strategi dalam proses pembelajaran. Guru
dan siswa harus mampu mengubah gaya komunikasinya selama pembelajaran daring
ini yaitu harus lebih memahami penerapan dalam berkomunikasi mereka. Sehingga
didalam berkomunikasi secara efektif dalam pembelajaran daring maka hal yang
perlu diperhatikan sebagai berikut:
Pertama,
guru harus membuat aturan kelas daring, seperti waktu dan aplikasi yang akan digunakan.
Kedua, menciptakan suasana
yang baik dan nyaman didalam berdiskusi walaupun mungkin agak susah dilakukan.
Guru harus mampu menjawab pertanyaan dari siswa dengan sabar. Guru diharapkan
tetap menggunakan ekpresi-ekpresi verbal dan non-verbal dalam memberikan feedback,
reward dan punishment, misalnya menggunakan emoticon, sticker, atau kalimat
yang memotivasi siswa. Guru dalam mengajar harus memilih materi yang masih berhubungan
dengan kondisi saat ini. Agar pelajaran menarik dan tidak membosankan, guru
dapat menggunakan video atau animasi yang yang mendukung materi.
2.
Bantuan dari orang tua.
Orangtua memberikan pendampingan
putra putrinya di dalam belajar. Hal ini memang agak sulit dilakukan bagi orang
tua yang bekerja khususnya jika ibunya yang bekerja. Orangtua masih dapat
mengingatkan putra putrinya untuk belajar atau mengikuti pelajaran melalui
video call, memberikan semangat dan membimbing dalam belajar walau via daring
juga. Dan pada saat dirumah, orang tua harus menyempatkan untuk berinteraksi
dengan putra putrinya. Menanyakan kesulitan-kesulitan dalam belajar via online
juga hal-hal yang menyenangkan yang telah dilakukan putra putinya. Orang tua juga
perlu memberikan reward kepada putra putrinya. Reward itu tidak harus mahal. Orang tua dapat membelikan makanan
kesukaannya, benda-benda unik yang tidak mahal namun memilki nilai positif bagi
putra putrinya seperti tempat pencil cantik untuk melengkapi koleksi tempat
belajarnya. Yang terpeting benda-benda itu mampu memotivasi mereka untuk
menyenangi pola baru belajar secara online, dan disesuaikan dengan karakter
mereka.
Orangtua mampu menciptakan suasana
belajar bagi putra-putrinya, seperti ruangan, peralatan belajar seperti buku
dan alat tulis, laptop atau Hp yang compatible dengan media yang digunakan para
pengajarnya. Semua disesuaikan dengan ekonomi orang tua. Banyak cara yang dapat
dilakukan orangtua untuk membantu putra putrinya untuk belajar. Yang terpenting
putra-putrinya dapat belajar dengan senang dan terus mengikuti info-info yang
diberikan oleh para pengajarnya.
3.
Peran siswa.
Jika siswa sudah menginjak remaja,
maka dia dapat membantu dirinya bagaimana agar nyaman dalam belajar via online. Hal-hal yang dapat
dilakukan siswa, menyulap kamar tidurnya menjadi semi tempat belajar. Kondisi
ini bagi siswa yang tinggal dirumah yang tidak luas yang tidak memiliki ruang
khusus untuk belajar. Menambahkan kipas
angin yang minimalis, jika ruangan tidak ber AC, agar sejuk pada siang hari.
Meletakkan benda-benda yang diperlukan dalam belajar, tersusun rapi dan
meletakkannya ditempat yang sama agar pada saat akan menggunakan benda-benda
tersebut tidak perlu mencari-cari lagi. Hal ini akan hemat waktu.
Jika siswa menyukai musik, dapat
belajar sambil mendengarkan musik. Karena bagi sebagian siswa dapat mudah
belajar apabila ada musik.
Siswa juga dapat menyiapkan
makanan-makanan kecil dan minuman fresh water. Jika sedikit bosan dapat ngemil dan
minum, namun jangan makan makanan berat karena dapat menyebabkan kantuk.
Jika merasa lelah dapat
beristirahat terlebih dahulu. Mengikuti pelajaran via daring tentu ada waktu
untuk beristirahat. Dapat main musik, olahraga ringan atau tidur sejenak. Yang
terpenting tepati waktu belajar.
Siswa dapat belajar group via
online dengan teman-temannya. Belajar group akan dapat memecahkan soal-soal
yang tidak dapat dipahami dan lebih menyenangkan. Selain dapat update info juga
dapat mempererat persahabatan.
Gunakan media belajar yang tepat
dan sesuai dengan pembelajaran yang diberikan guru. Yang terpenting proses
belajar dapat terlaksana dengan baik.
Tetap semangat dan selalu
berinovasi bagi guru, orang tua dan siswa dalam menyikapi pola belajar via
online atau daring dimasa Covid-19.
Selamat membaca, semoga dapat memberi inspirasi buat belajar dan mengajar.
Cocok itu..cemilanua buk.. Biar ga boseen..hehe.. Sip lanjutkan..
ReplyDeleteMakasih mba Atik
DeleteSemangat!
ReplyDeleteTerima kasih bapak,. semoga covid segera berlalu
DeleteStrategi yang sangat bagus, tulisannya pun keren... semangat ...
ReplyDeleteKeren, Maddam!
ReplyDeleteTulisan yang baik sekali. Dimulai dengan rumusan masalah yang baik dan diakhiri dengan jawaban penulis atas masalah tersebut.
ReplyDeleteTerima kasih bapak Akbar, dosen kami,. juga bapak ibu yang berikan support, .semoga kita bisa menulis seperti Bpk Akbar dan narasumber lainnya, .
ReplyDelete