Bersama : Bapak Sigit Suryono, M.Pd.
Jumat : 17 April 2020
By : Nani Kusmiyati
CV Narasumber :
Bapak Sigit Suryono lahir di Sleman, 20 Nopember 1976. Lulusan S2
di Program Pascasarjana UNY jurusan Teknologi Pembelajaran dari tahun 2003-2006. Aktifitas keseharian sebagai pengajar
di SMP Negeri 1 Wonosari Kabupaten Gunungkidul, mengampu mata pelajaran IPA. Aktifitas lainnya yang telah dan
sedang dilakukan diantaranya:
1.
Sekretaris Komunitas Rumah Belajar Kemdiknas 2012 – sekarang
2. Ketua MGMP SMP Kabupaten Gunungkidul
2017 – sekarang
3. TIM Pengembang TIK Kabupaten
Gunungkidul 2009- sekarang
4. TIM Pengembang TIK Propinsi DIY 2009
– sekarang
5. Trainer Pelatihan Blog, Pelatihan
Multimedia Pembelajaran di BTKP Propinsi DIY
6. Trainer ICT di MGMP IPA dan TIK
Kabupaten Gunungkidul dan masih banyak lagi.
Prestasi lomba yang telah diraih diantaranya:
1. Penerima Anugrah Gubernur DIY tahun
2015 atas prastasi sebagai Juara 1 Gupres TK Nasional.
2. Penerima SatyaLencara Bidang
Pendidikan dari Presiden RI tahun 2016 atas prestasi sebagai juara 1 guru
berprestasi Tingkat Nasional tahun 2015.
3. Sebagai Salah Satu Peserta Terbaik
Literasi Tingkat Nasional 2017.
4. Duta Rumah Belajar Tk Nasional Th
2018 dan Duta Rumah Belajar Terinovatif Th 2018.
5. Penerima Anugrah Gubenur DIY tahun
2018 atas prestasi sebagai Duta Rumah Belajar Terinovatif Thn 2018. Dan masih segudang prestasi yang dicapai beliau.
Jika berkenan visit, berikut Address beliau:
Jeruksari Rt 01/ RW 20, Wonosari,
Wonosari, Gunungkidul, DIY, Indonesia 55812
Email
:
ciget_suryo@yahoo.com
Sebelum kuliah dimulai selalu diawali dengan salam
oleh OM Jay, penyelenggara dan guru blogger ternama:
Om Jay memperkenalkan narasumber,
bapak Sigit Suryono, juara pertama guru berprestasi jenjang SMP dan Duta
belajar rumah KEMDIKBUD dan
narasumber pada kuliah ini berkenan berbagi pengalaman menulis dan pencapaian
prestasinya di tingkat Nasional.
Narasumber memulai kuliah dengan pembuka salam yang
hangat ditujukan kepada para peserta pelatihan Belajar Menulis ke -8.
Narasumber menceritakan keberhasilannya menjadi juara 1 guru berprestasi SMP di tingkat Nasional tahun 2015 maupun sebagai duta
rumah belajar tahun 2018
juga prestasi-prestasi lain yang dengan harapan dapat
menjadi profokator bagi peserta
di group menulis ke -8 ini.
Sesuai
dengan judul yang disampaikan oleh omjay yaitu "Guru menulis dan
Berprestasi" narasumber
menuturkan baru memiliki 1 buku kumpulan cerpen selama 9 tahun yang dibantu
oleh pasangan beliau dengan judul "Aku ingin menghitung rembulan"
pada tahun 2017 dan berhasil
menjadi salah satu desiminator terbaik literasi SMP tingkat Nasional. Beliau merasa bahwa betapa sulitnya untuk membuat suatu karya.
Salah satu sisi betapa sulitnya menulis buku, namun
beliau sering membuat coretan artikel, berita dan juga tutorial yang
lumayan banyak yang di
upload di web beliau
yaitu di ciget.info maupun di inobel.id bisa
dikatakan satu madzab dengan Om Jay guru yang senang menulis di blog.
Hal
pertama yang di
share adalah tentang bagaimana narasumber dapat meraih juara 1 Guru berprestasi
tingkat Nasional pada Tahun 2015.
Untuk
mencapai kejuaran tersebut beliau
telah
menyiapkan diri sejak awal bekerja di SMP Negeri 1 Wonosari. Tepatnya pada saat
itu masih CPNS dan diminta
untuk mengikuti kegiatan seleksi simposium tingkat Propinsi DIY tahun 2006. Beliau melihat ada peluang yang dapat di rekam dari senior-senior beliau saat pelaksanaan simposium tersebut
yaitu banyak dari peserta simposium yang ahli dalam penelitian namun belum
banyak yang menguasai TIK, sedangkan teman-teman yang menguasai TIK tapi banyak yang tidak mau melakukan
penelitian bahkan malas menulis laporan.
Simposium
pada saat
itu diikuti oleh semua ketua MGMP SMP maupun pengurus dari hampir semua bidang study yang ada di
propinsi DIY. Setiap
Kabupaten wajib untuk mengirimkan peserta dalam kegiatan tersebut. Hal itu merupakan tantangan dan peluang
bagi narasumber
untuk mempromosikan diri kepada para senior. Dan pada saat itu, tahun 2006 sudah
menyelesaikan S2 untuk jurusan Teknologi Pembelajaran. Walaupun harus kuliah 11 tahun (S1 hampir DO 7 tahun kemudian langsung S2 selama 3 tahun). Pada waktu 3 tahun itulah merupakan senjata yang handal bagi narasumber.
Awal keberhasilan dimulai pada saat beliau merasakan bahwa Pendidikan sangatlah penting untuk terjun ke dunia kerja. Narasumber telah mendapatkan senjata tajam dari kedua orangtua beliau. Keuntungan memiliki S2 yang tidak
linier dengan S1 karena
narasumber ingin memiliki keahlian yang belum banyak dimiliki
oleh teman-teman di dunia pendidikan pada saat itu.
Dari
simposium tersebut mulailah
mendapatkan tawaran untuk mengajar Powerpoint, flash, blog,
dan lain-lain di
sekolah-sekolah di wilayah kabapaten Gunungkidul, lintas MGMP, dan juga menjadi trainer kegiatan di
tingkat kabupaten maupun tingkat propinsi.
Narasumber mengikuti berbagai lomba
walau sering mengalami kegagalan
ketika mengirimkan
karya dan proposal. Namun pantang menyerah
terus mencari informasi lomba lewat web
maupun blog tentang info lomba. Tidak lagi menunggu informasi dari dinas
karena pasti akan terlambat. Kegagalan-kegagalan
yang ada di depan mata saat lomba
dirasakan oleh narasumber. Bahkan karya terbaik yang di buat masih tetap kalah walau karya yang di buat lebih baik dari karya peserta
lomba lain. Kemudian
narasumber melakukan riset mengapa selalu kalah. Pada tahun 2009 narasumber mulai merasakan hasil kejuaran dari
tingkat kabupaten, regional, maupun propinsi, walau di tingkat Nasional masih kalah. Pada akhirnya setelah mengikuti 6
kali lomba barulah berhasil
menjadi finalis lomba tingkat Nasional. Narasumber berusaha mencari penyebabnya.
Ketika benar-benar ingin mengikuti lomba
tingkat Nasional
maka yang perlu dilakukan:
1.
Mempersiapkan diri dengan sebaik-baiknya karya yang akan diikutkan untuk lomba (kecuali ketika tahap awal karena masih ingin mencoba berhasil/tidak , gagal/tidak).
2.
Karya yang diikutkan
dalam lomba bukan karya yang instan yaitu karya yang di buat dengan
tidak
maksimal. Membuat
karya hanya pada saat
akan ada lomba.
Namun karya yang
dibuat haruslah
dipersiapkan jauh hari, mungkin 1 tahun pengerjaan yang di dalamnya ada jiwa
dan ruh kita dan semangat
kita.
3. Ketika kita lolos ke tingkat Nasional maka perlu di lihat kembali faktor apa yang menjadi penilaian lomba
tersebut.
Apakah karyanya
ataukah presentasinya (hal ini sangat penting saat mengikuti suatu lomba).
4. Siapkan diri, pribadi, mental dan
juga fokus pada lomba.
5. Pada saat presentasi lomba berfokus pada materi yang akan di sampaikan. Jangan sampai keluar dan menyimpang
dari presentasi yang disiapkan
karena akan banyak memakan waktu.
Kegagalan-kegagalan
di awal mengikuti lomba
di tingkat Nasional
dialami narasumber karena
pada saat pemaparan sering melakukan presentasi yang keluar dari pokok media atau penelitian yang di buat misalnya : siapa saya, prestasi apa yang dimiliki, membanggakan organisasi,
sekolah, ataupun
yang lainnya sehingga keluar jalur dari presentasi yang seharusnya dipresentasikan.
Hal tersebut sangatlah penting sekali
karena kegagalan di
ajang nobel tahun 2009 karena
kehabisan waktu menceritakan siapa diri pribadi pemapar dan lain-lain. Hal itu merupakan pengalaman pahit narasumber yang
seharusnya dapat masuk ke 3 besar.
Pada saat mengikuti lomba mungkin gagal atau juara. Jika gagal maka harus melakukan evaluasi. Dan jika menang jangan sombong karena suatu saat bisa kalah terutama ketika tidak dapat mengontrol diri "AKU-nya
muncul", sehingga
saat presentasi di lomba lain akan
mengalami kekalahan.
Saran dari narasumber terus belajar dan belajar, dimana saja, kapan saja
dengan siapa saja" (seperti slogan
Rumah Belajar).
Foto : Penyerahan
hadiah sebagai Juara 1 Guru Berprestasi Tingkat Nasional SMP Tahun 2015 oleh
Bapak Menteri Pendidikan Nasional Bapak Anies Baswedan.
Saran- saran yang disampaikan narasumber selanjutnya
sebagai berikut :
1. Mencari Pedoman
Pemilihan Guru Berprestasi pada tahun penyelenggaraan dilaksanakan, jika belum keluar pedomannya dapat
menggunakan pedoman pada tahun sebelumnya.
2. Cermati
isi dari pedoman tersebut berkaitan dengan proses penilaian dari tingkat
Kabupaten, Tingkat propinsi, dan tingkat Nasional.
3. Buat
portofolio 8 tahun terakhir sesuai dengan ketentuan dari buku pedoman pemilihan
guru berprestasi. Kumpulkan
semua karya bapak ibu guru yang sudah dibuat selama 8 tahun terakhir, untuk
bukti fisik berupa surat
tugas, piagam, dll, diligalisir oleh atasan langsung.
Untuk tahun 2015, syarat portofolio adalah 8 tahun, yang merupakan tantangan bagi peserta gupres sehingga penting untuk
mengarsipkan semua kegiatan yang pernah dilakukan dari tahun ke tahun.
Alhamdulillah karena pengalaman tahun
2006 tersebut narasumber
masih memiliki semua arsip yang dibutuhkan untuk mengikuti gupres, seperti
undangan, catatan singkat/ laporan singkat setiap kegiatan yang diikuti, foto, video dan dokumentasi,
piagam dan sertifikat yang lain selama 8 tahun tersebut hampir semuanya lengkap
sehingga memudahkan untuk menyusun portofolio tersebut.
4. Persiapkan
naskah inovatif yang disesuaikan
cara penulisannya sesuai dengan kaidah penulisan masing-masing karya. Tampilkan
karya inovasi terbaik yang bapak/ ibu guru miliki dan selalu memperhatikan dari
buku pedoman pemilihan guru berprestasi tingkat nasional.Karya daapt berupa PTK, best practice, maupun penelitian yang lainnya seperti penelitian
eksperimen, penelitian R&D, dll. Buat
presentasinya dengan menggunakan
Ms Powerpoint atau yang lainnya.
5. Buat
makalah evaluasi diri mengapa layak sebagai guru berprestasi dengan tema dan
tata penulisan sesuai dengan ketentuan pedoman guru berprestasi. Jika dalam pedoman tidak ada makalah
evaluasi diri maka makalah ini tidak perlu dibuat.
6. Persiapkan video pembelajaran untuk satu
tatap muka yang mencerminkan proses pembelajaran yang benar sesuai dengan RPP yang di buat sebagai syarat maju ke tingkat
nasional.
Setelah semua siap, maka hal yang dilakukan yaitu tahapan-tahapan seleksi guru
berprestasi dari tingkat kabupaten sampai Nasional yaitu:
Kegiatan
penilaian di masing-masing jenjang seperti yang telah diikuti pada tahun 2015
meliputi:
Lomba
Guru Berprestasi tingkat Kabupaten Gunungkidul:
1. Test tertulis meliputi Kompetensi Pedagogik
dan Kompetensi Profesional
2. Test Wawancara meliputi Kompetensi
Pedagogik, Kompetensi Prefesional, Kompetensi Sosial, dan Kompetensi
Kepribadian.
3. Presentasi dan wawancara Karya Tulis
Ilmiah.
Lomba Guru Berprestasi Tingkat
Propinsi DIY
1. Test tertulis meliputi Kompetensi
Pedagogik, Kompetensi Sosial, Kompetensi Kepribadian dan Kompetensi Profesional.
2. Test wawancara meliputi Kompetensi
Pedagogik, Kompetensi Sosial, Kompetensi Kepribadian dan Kompetensi Profesional.
3. Psikotest
4. Presentasi dan wawancara Karya Tulis
Ilmiah.
Lomba Guru Berprestasi Tingkat
Nasional
1. Test tertulis meliputi Kompetensi
Pedagogik, Kompetensi Sosial, Kompetensi Kepribadian dan Kompetensi Profesional.
2. Test wawancara meliputi Kompetensi
Pedagogik, Kompetensi Sosial, Kompetensi Kepribadian dan Kompetensi Profesional.
3. Psikotest
4. Presentasi dan wawancara Karya Tulis
Ilmiah.
Jika
ingin melihat komponen portofolio yang digunakan narasumber untuk lomba gupres
tahun 2015 dapat dilihat di web: Contoh Portofolio Gupres
Kemudian kuliah dilanjutkan dengan
tanya jawab.
Apa
saja yang dinilai pada saat presentasi karya kita? Yang paling utama yang
dinilai saat presentasi adalah penguasaan pada karya kita itu sendiri yang merupakan
nilai utama, kebanyakan kita gagal saat presentasi karena kurang
menguasari karya kita secara detail baik dalam file presentasinya maupuan
laporan yang di buat. (hal ini bisa terjadi dikarenakan kita merasa telah
menguasai karya yang kita buat sendiri tanpa di baca ulang, tanpa dipahami
ulang), maka saat akan presentasi jauh hari sudah membaca berulang-ulang dan
juga mencoba mempresentasikan secara tepat dan durasi waktu yang di butuhkan. Hal
ini dilakukan juga untuk menghindari noise "gangguan" baik dari diri
sendiri misal nerves dan kurang siap, mapun dari alat yang kita gunakan untuk
presentasi seperti file error, laptop bermasalah, listrik mati dll),
2.
Perlu memperhatikan pertanyaan yang di ajukan oleh juri kita jawab dengan baik
jika kita sudah siap.
Bagaimana
menyiasati jika persiapan yang dilakukan ternyata tidak sesuai dengan tema
lomba, maka akan muncul nerves dan mental down. Ada kalanya judul yang kita buat
lolos masuk ke tahap selanjutnya untuk dipresentasikan di ajang lomba walupun
temanya salah. Hal ini pernah didapati narasumber dari pengalaman teman
narasumber pada saat lomba Forum Ilmiah Guru Tingkat Nasional tahun 2013. Teman
beliau salah tema, salah penelitian namun tetap bisa lolos ke nasional. Yang
beliau lakukan adalah tetap menyampaikan materi presentasi dengan mantap, fokus
dan saat ditanya oleh juri temanya kok tidak sesuai dengan tema lomba, beliau
menjawab dengan tenang, dan fokus walaupun tidak juara. Jadi intinya kita
menguasai betul karya yang kita buat dan kita kerjakan dan berusaha secara
maksimal mempresentasikan pada ajang lomba tersebut.
Resep
agar motivasi kuat, yaitu didapat dari resep dari ibu narasumber. “Menang cacak kalah cacak" dan
juga dorongan dan motivasi yang kuat dari istri yang siap mereview karya narasumber
yang kebetulan satu jurusan di Teknologi pembelajaran sehingga dapat bersinergi
dengan baik.
Untuk
gupres narasumber mengikuti seleksi 2 kali tahun 2013 dan mendapatkan juara 2
tingkat kabupaten, kemudian mengikuti kembali tahun 2015 yang diajukan oleh kepala sekolah untuk mengikuti
seleksi tingkat kabupaten karena pada tahun tersebut tidak ada guru yang berkenan
mengikuti (sebelumnya digilir pertahun sudah ditunjuk oleh Kepala Sekolah, 2
tahun sebelum lomba gupres), sehingga Kepala Sekolah meminta narasumber untuk
maju di tahun 2015 dan Alhamdullillah lebih siap dan lebih komplit daripada
tahun 2013, akhirnya menjadi juara 1 di kabupaten dan juara 1 nasional. Competitor
di kabupaten th 2015 sebanyak 22 guru, di propinsi 5 guru (di DIY hanya 5
Kabupaten) dan di Nasional pada tahun 2015 ada 33 propinsi.
Orang
yang berpengaruh pada keberhasilan narasumber yang pertama orangtua narasumber
yang sudah mempercayai untuk belajar terus walaupun hampir gagal (DO), yang
kedua pendamping hidup narasumber yang terus memotivasi dan mereview penelitan
dan karya yang dibuat, yang ketiga Keluarga besar sekolah dari Kepala Sekolah,
Guru dan siswa yang membebaskan narasumber untuk selalu bereksprerimen dan
berinovasi, dan dinas Dikpora baik propinsi maupun kabupaten yang memberi kesempatan untuk
berbagi ilmu.
Gupres
sebenarnya bukan pilihan namun itu semua merupakan rekam jejak narasumber
selama mengajar, berinovasi, dan juga melakukan penelitian. Hal itu karena
dorongan orangtua agar selalu disiplin untuk naik pangkat setiap 2 tahun sekali
dan pernah membantu ibu saat masih kuliah pemberkasan ke IV b, sehingga narasumber
mengikuti jejak beliau untuk menyimpan hampir semua arsip yang penting dan
ternyata dapat dimanfaatkan di kemudian hari tepatnya tahun 2013 dan 2015 dapat
gunakan.
Untuk
guru dalam membuat PTK seharusnya benar sesuai dengan yang dilakukan/apa adanya,
tidak dibuat-buat nilanya. Sehingga dapat digunakan untuk dupak dan
pengembangan diri.
Memiliki
buku dan karya sastra lain tidak dibutuhkan dalam seleksi untuk mengikuti
seleksi gupres. Karya sastra hanya sebagian kecil dari karya ilmiah
maupun publikasi ilmiah. Pada saat narasumber mengikuti seleksi gupres tahun
2015 beliau tidak mempunyai buku maupun karya sastra namun menggunakan berbagai
artikel yang ditulis di blog narasumber di ciget.info, sedangkan untuk hal yang
menonjol yang memang kekuatan paling besar saya adalah di bidang TIK dan karya narasumber
yang paling banyak adalah media pembelajaran :
Berkah
dari membuat buku, penanya pada tahun 2019 menjadi juara 1 Gupres Tingkat
Kabupaten. Namun di Propinsi belum berhasil, karena termasuk persiapan belum maksimal. Pertanyaan yang disampaikan
kepada narasumber, yaitu tentang cara membuat power point yang baik yang berhubungan
dengan materi dan Jumlah power point yang dipersyaratkan.
Narasumber
menjelaskan bahwa dalam membuat power
point harus di siasati dengan melihat waktu presentasi dan biasanya 10
menit, maka perlu belajar tentang infografis, sehingga informasi atau semua
karya kita dapat ditampilkan dengan sedikit slide. Pada umumnya yang dibuat
slide hanya di bab I, bab III, IV, dan V.
Peserta
menanyakan pengalaman narasumber mengapa pernah menulis dalam waktu 9 tahun
baru selesai.
Narasumber
kemudian menjelaskan bahwa karya yang dibuat bersama istri beliau berupa cerpen
dengan 10 judul, namun cerpen ini mengisahkan perjalan putra sulung beliau yang
bernama Muhammad Yunus Baskara. Dari kecil sampai besar Muhammad sering
bertanya kepada orang tuanya tentang hal-hal yang susah untuk dijawab. Akhirnya
narasumber menulis dan menjadikan tulisan tersebut sebuah cerpen dan memerlukan
waktu yang lama dari bayi hingga berumur 10 tahun. Karya tersebut benar-benar dijiwai
oleh narasumber dan pada saat presensi desiminasi tingkat nasional dapat menjadi
salah satu yang terbaik karena penjiwaan dan
penguasaan karya.
Pertanyaan
berikutnya yaitu tentang tips untuk menjadi pemenang di event Pembatik/DRB.
Narasumber menjelaskan tips
untuk menjadi pemenang DRB yaitu mengikuti seleksi Duta Rumah Belajar melalui
web simpatik.belajar.kemdikbud.go.id kemudian mengikuti seleksi tiap level dari
level 1 sampai level 4, dan harus menulis semua aktivitas dan kegiatan pada
saat mengikuti seleksi tiap level tersebut di web/ blog kita. langkah
berikutnya yaitu melakukan sosialisasi ke sekolah peserta dan beberapa sekolah
yang ada di sekitar peserta. Dan tetap mencatat dan menulis kegiatan yang
dilakukan dengan foto ataupun video yang
kemudian di publish di web / blog. Hal tersebut akan bermanfaat ketika terpilih
menjadi DRB karena akan ada seleksi lagi untuk memilih yang terbaik,
terinovatif maupun terkreatif. Narasumber mendapatkan yang terinovatif pada
saat itu karena semua kegiatan yang dilakukan tercatat dan dapat ditampilkan pada
panitia seleksi DRB.
Penjelasan
narasumber tentang cara menghadapi pertanyaan dari juri yang tidak bisa di
prediksi yaitu dengan improvisasi, harus tetap tenang, dan fokus, serta
berusaha menjawab sebaik mungkin pertanyaan juri tersebut dengan jujur.
Narasumber
menjelaskan tentang asal pendanaan dalam rangka persiapan ketingkat selanjutnya
yaitu dengan biaya sendiri. Pada saat narasumber menjadi juara I tingkat
Kabupaten, narasumber tidak menerima penghargaan dalam bentuk rupiah namun
dalam bentuk plakat, dan diberi baju batik. Dan ketika juara 1 di tingkat propinsi
narasumber mendapatkan uang pembinaan sebesar 5 juta, yang diterimakan tidak
langsung, sehingga pada saat ketingkat nasional masih menggunakan biaya
sendiri. Narasumber sudah terbiasa mengikuti lomba dengan biaya sendiri yang terpenting
mendapatkan surat ijin dan surat tugas dari atasan sehingga legal untuk
mengikuti kegiatan berbagai lomba.
Peserta
menulis ke-8 berbagi pengalaman ketika mengikuti lomba gupres (guru
berprestasi) tingkat kabupaten dan mendapatkan juara II, mendapatkan info dari
juri bahwa penentuan juara dipengaruhi faktor pendidikan (S1,S2). Peserta
mendapatkan info jika nilai peserta dalam ujian tulis dan presentasi diatas
peserta yang juara I.
Narasumber
menjelaskan bahwa penilaian pada gupres tidak berdasarkan jenjang pendidikan
yang yang dimiliki peserta (S1, S2, S3) namun berdasarkan karya yang yang lebih
bagus dan lebih banyak serta saat presentasi lebih baik dari yang memiliki
pendidikan lebih tinggi, maka pasti akan jadi juaranya. Kebetulan narasumber
adalah juri untuk seleksi Gupres di kabupaten gunungkidul dari tahun 2016-2018.
Namun demikian tergantung dari kebijakan daerah masing-masing berkaitan dengan
pendidikan. Menurut petunjuk peniliaan di pedoman gupres jika pendidikan yang
dimiliki peserta tidak terlalu tinggi seperti yang sudah dipersyaratkan dapat dikejar
dengan karya dan produk yang lain.
Pernyataan
lain dari peserta bahwa peserta pernah mengikuti Gupres Tingkat Provinsi (Juara
2) tahun 2019. Mengajar Kimia di SMK. Dari Juknis tahun 2018, 2019, syarat
portofolio yg dikumpulkan dan dinilai hanya 2 tahun terakhir, dan Best
Practise. Dan pertanyaan peserta tentang strategi agar menghasilkan Best
Practise dalam kurun waktu 1 tahun, misalnya untuk maju kembali pada tahun
berikutnya. Karena tema di BP belum diketahui. Sejauh ini yang diamati dari
lomba tersebut, jika peserta dari SMK maka harus berkaitan erat dengan SMK.
Narasumber
menjelaskan untuk tahun ini belum tau apakah akan terus dilanjutkan atau
dipending. Namun yang terpenting untuk Best Practise mengacu pada tahun lalu
jika belum ada pedoman gupres tahun ini, dan tinggal menyempurnakan Best
Practise tahun yang lalu dengan inovasi bisa di tampilan, di presentasi, maupun
perbaikan naskah.
Narasumber
menjelaskan pertanyaan tentang kondisi guru saat ini bahwa semakin banyak guru yang
berkarya, berinovasi dan memiliki prestasi yang baik dan menurut narasumber
peran Kepala Sekolah penting namun yang paling
utama adalah diri pribadi sejauh mana akan dapat maju dan berkembang.
Pertanyaan
terakhir dari peserta, setelah capaian narasumber yang luar biasa target apalagi
yang ingin diraih.
Target
narasumber adalah mencari bonus misalnya Desiminasi, DRB adalah bonus. Dan tetap
berkarya untuk mendapatkan bonus yang lain. Narasumber memberitahukan
pencapaiannya bahwa proposal narasumber lolos untuk mendapatkan research grant
dari seaqis P4TKIPA yang diumumkan yang merupakan bonus juga. Maka karena
target sudah tercapai tetaplah bekerja, berkarya dan berikhtiar siapa tau bisa
berguna dan bermanfaat kedepannya.
Kesimpulan:
Narasumber
berpesan agar para guru terus belajar, berkolaborasi dan berbagi ilmu sehingga
ilmu yang dimiliki dapat bermanfaat bagi orang lain. Bekali para siswa sesuai
dunianya, karena mereka akan hidup di zaman mereka yang sangat berbeda dengan
zaman para guru. Dan yang terakhir “belajar dimana saja, kapan saja,
dengan siapa saja” (Rumah Belajar).
Demikian
kuliah yang dapat ditulis kembali. Semoga bermanfaat.
Keren .....TOP
ReplyDelete