Merancang Desain Pembelajaran
Modern
Narasumber
: Dr. PAIDI, S.Pd., M.TPd
By
Nani Kusmiyati
CV
Narasumber
Narasumber
lulusan lulusan S3 tahun 2019 di Prodi Teknologi Pendidikan Universitas Negeri
Jakarta yang sebagai Kepala SMKN 4 Kota Bengkulu, Ketua MKKS SMK Kota dan Provinsi
Bengkulu, dan masih banyak jabatan-jabatan lain yang pernah dan sedang beliau
handle hingga saat ini. Beliau memiliki dua tanda kehormatan yang sangat
menonjol yaitu : Satyalancana Karya Sapta X tahun dari Presiden Republik
Indonesia tahun 2016 dan Instruktur Nasional Pelatihan Kurikulum 2013 dari
Mendikbud tahun 2016.
Pelatihan
yang pernah diikuti yaitu Pelatihan Kepala Sekolah / Madrasah dari Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan, Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan
dan Kebudyaaan dan Penjaminan Mutu Pendidikan tahun 2014, bersertifikat.
Buku-buku
yang pernah dipublikasikan mayoritas tentang Laporan keuangan dengan MyOB 19.6”
Edisi Perdana, I dan II yang diterbitkan oleh Penerbit Salemba IV Jakarta, juga
Buku Ajar Simulasi dan Komunikasi Digital, Tingkat SMK/MAK Kelas 10 tahun 2019
diterbitkan oleh Penerbit ANDI Jogyakarta.
DUA
JURNAL INTERNASIONAL karya beliau :
1. Utilization
Of Mobile Phones To Apply Blended Learning At Higher Education: Computer
Subject at State Vocational Hight School 1 Bengkulu oleh Paidi & Basuki
Wibawa, International Jounal Of Engineering & Technology (IJET), (2018).
2. The
Developnen Of Blended Learning Based On Handphone for Computer System Subject
on XI Grade of SMKN 1 Bengkulu City,
Humanities & Social Sciences Reviews eISSN: 2395-6518, Vol 7, No 3,
2019, pp 497-502.
Dan
jika berkenan untuk visit silakan melihat alamat kediaman beliau di:
Jln.
Timur Indah V No. 39 RT. 19 Kelurahan
Sidomulyo Kota Bengkulu 38229, dan jika berkenan menghubungi beliau dapat
melalui contact beliau di :
HP : 082306325497, 081539320222
Alamat Surel : paidi1971@gmail.com
Blog : https://pdsmk1bkl.blogspot.com
Salam
kepada seluruh peserta Menulis group ke – 8, selalu diucapkan Om Jay,
penyelenggara dan mempersilakan Mr. Bambs sebagai moderator. Om Jay juga
mengirimkan Bio data narasumber dan materi Desain Pembelajaran melalui WA
Group.
Kemudian
kuliah diberikan oleh narasumber sebagai berikut:
Teknik
dan pendekatan yg digunakan untuk tetang cara mendesain buku pembelajaran adalah
mengacu pada tokoh fenomenal bidang desain
pembelajaran yaitu Prof Dr. Atwi Suparman (mantan rektor UT) dan Dick
& Carrey.
Secara
umum dalam mendesain pembelajaran dan sekaligus menghasilkan bahan pembelajaran
secara ilmiah dpt dilihat pada bagan seperti terdapat pada Power Point pelajaran
beliau.
Proses
perancangan desain pembelajaran terdiri dari 11 langkah yg dpt sy uraikan
sebagai berikut:
Langkah
1, diperlukan data dan informasi guna mendapatkan masukan dari siswa/pengguna
atas materi-materi yg dianggap sulit atau perlu dipelajari lebih lanjut.
Langkah
2, Berdasarkan data yg di dapat dari langkah 1, selanjutnya perlu dibuat
identifikasi kebutuhan peserta didik terhadap mata pelajaran / bahan yang akan dirancang.
Langkah
3, Berdasarkan data seperti pada langkah ke-2, Buatlah Analisis
instruksional/pembelajaran mata pelajaran yang akan kita rancang.
Langkah
4, Seorang perancang perlu mendapatkan gambaran karakteristik peserta didik
yang akan menjkadi target atau pemakai buku yg kita rancang.
Langkah
5, Membuat rumusan tujuan instruksional khusus (penggunaan istilah
instruksional disini berdasarkan sumber asli yg di karang oleh Dick &
Carrey yaitu instructional).
Langkah
6, Melakukan penyusunan TES.
Langkah
7, Membuat perencanaan strategi instruksional/pembelajaran yang akan digunakan
(dalam hal ini narasumber merancang pembelajaran secara blended learning).
Langkah
8, Mengembangkan dan memilih bahan instruksional. Bahan pembelajaran yang
dirancang dapat dibedakan menjadi 2 yaitu bahan tercetak dan bahan online.
Dalam hal perancangan bahan pembelajaran (Buku) dapat digunakan teori Rothwel dan untuk bahan online bisa
menggunakan teori Hannafin).
Langkah
9, setelah draft bahan tersedia (langkah 8) selanjutnya perlu dilakukan
evaluasi formatif sebagai berikut: 1. one-to-one
expert dengan melibatkan 4 orang pakar (pakar Desain, pakar Media, pakar Materi, pakar bahasa); 2. One-to-one
learner (melibatkan 3 orang siswa yang berasal dari siswa peringkat
atas, menengah dan bawah); 3. Evaluasi
Small group (melibatkan sekitar 9 siswa yang berasal dari kelompok,
menengah dan bawah); 4. Field trial yaitu tahap uji coba
luas dengan melibatkan siswa sekitar 30 siswa
yang berasal dari kelompok atas, menengah dan bawah. Setiap tahapan muai
evaluasi one-to-one, evaluasi small
group akan menghasilkan namanya draft bahan pembelajaran dan setelah field trial baru dinamakan prototipe
bahan pembelajaran.
Khusus untuk langkah yng terakhir Evaluasi
Sumatif sifatnya tidak harus dilakukan dalam proses desain pembelajaran karena
harus dilakukan oleh pihak lain.
Sedangkan
untuk buku pembelajaran yang dirancang untuk keperluan penerbit bisanya pihak
penerbit sudah mempunyai format/standar tertentu. Sehingga jika penulis ingin
memasukkan buku agar bisa diterbitkan oleh penerbit maka format yg digunakan
harus mengacu kepada format yang digunakan oleh penerbit.
Contoh
bahan pembelajaran yang di rancang dengan format Research dan versi penerbit
adalah seperti berikut:
GAMBAR
Demikian
sebagai pengantar sekilas cara mendesain bahan pembelajaran yang secara ilmiah
dapat dipertanggungjawaban, Insyallah jika tahapan di atas dilakukan secara
benar maka tidak akan terjadi kasus salah gambar, dll sebagaimana dahulu pernah
terjadi di buku-buku yang beredar di lingkup DIKBUD khususnya jenjang Sekolah Dasar.
Berikutnya sesi tanya jawab
dan dirangkum dalam jawaban.
Narasumber
pernah merancangkan sebuah desain pembelajaran utk SMKN 1 Bengkulu, dimana
waktu itu pihak sekolah kesulitan untuk mencari pola pembelajaran untk siswanya
yg melaksanakan di industri sekitar 6 bulan, maka dibuatlah sebuah konsep bernama
Blended Learning dan dapat digunakan
dengan media yg dipakai siswa dan guru kala itu yaitu Handphone. Praktek
pembelajarannya memang menggabungkan antara pembelajaran di classroom dengan online.
Untuk
cara praktis dalam mendesain pembelajaran
seperti SMKN Bengkulu, dapat dikuti alur yang terdapt pada slide no. 7 tentang Pengembangan Blended Learning Berbasis
Handphone (BLISH). (maaf Gambar yang ada di PPT tidak dapat di tempel disini, hahaha)
Narasumber
menjelaskan untuk pakar yg yang terdapat pada langkah ke 9, Prodi S2 Teknologi Pendidikan Unib sudah
banyak yang bisa, dengan syarat yang bersangkutan sudah mencapai kualifikasi
S3/Doktor (Pendapat Sugiyono dalam Bukunya R&D) atau juga di kampus atau
lembaga lain juga bisa selagi sudah ada bukti kepakarannya.
Narasumber
menjelaskan yang dimaksud evaluasi
formatif
disini adalah evaluasi
terhadap draft bahan pembelajaran yang terdiri dari: 1.Evaluasi one-to-one kepada Expert (Pakar/Ahli) dan peserta didik/siswa, 2. Evaluasi small group terdiri dari
9 orang peserta didik/siswa yang berasal dari kelompok atas, kelompok menengah dan kelompok bawah, 3. Field
Trial yaitu uji coba luas kepada 30 orang peserta didik/siswa yang berasal dari
kelompok atas, kelompok menengah dan kelompok bawah.
Software
yang pernah digunakan oleh narasumber untuk e-learning yaitu moodle, murah meriah karena sifatnya open source. Tapi saat ini tidak bisa
masuk lagi link tersebut karena sudah diserahkan ke pihak SMKN 1 Kota Bengkulu.
Narasumber
menjelaskan bahwa Blended learning adalah sebuah model pembelajaran, sedangkan
yg dimaksud dengan Reseacrh versi penerbit adalah aturan tata cara pengetikan
seperti desain cover, isi dll, yang diberlakukan oleh penerbit jika buku tsb
dicetak oleh Penerbit.
Penjelasan
berikutnya tentang Teori Rowntre dan
Hannafin. Teori Rowntre adalah cara-cara untuk membuat buku yg sifatnya
tercetak. Dan Hannafin cara untuk
merancang bahan yang non cetak atau online.
Pada
prinsipnya Desain pembelajaran dapat digunakan untuk semua mata pelajarannya,
yag membedakannya terletak pada isi pelajarannya.
Kelebihan
desain pembelajaran ini yaitu akan mengasilkan buku pembelajaran yang bisa
dijamin kebenaranya selagi prosedur dikerjakan dengan benar. Kelebihan lain
juga desain pembelajaran ini akan dilengkapi dengan instrumen pendukungnya
termasuk model pembelajarannya sudah
ditentukan.
Waktu
yang dibutuhkan bagi narasumber untuk 1
buku /tahun dibutuhkan antara 6 sampai 10 bulan dengan memiliki pekerjaan lain.
Jika focus utk desain buku saja perlu waktu 6 bulan dapat selesai. Setiap bab materi
ajaran di buku harus diujikan untuk tahap Small
group dan Field Trial.
Penerbit
sudah mempunyai Format atau versi tersendiri, penulis tinggal mengikuti
outline. Sebagai contoh narasumber mendapatkan amanat dari penerbit Erlangga
untuk membuat buku-buku SMK dengan outline sudah ditentukan pihak Erlangga.
Jumlah
halaman untuk membuat buku tidak ada persyaratannya. Yang pasti buku tersebut dapat
mencakup semua materi hasil analisis pada langkah 3 dan 5.
Untuk pelaksanaan pembelajaran online yg sederhana dan mudah salah satunya dapat menggunakan WhatsApp karena hampir semua orang tua /siswa sudah familiar, atau dapat juga menggunakan aplikasi
yang sudah dimiliki sekolah. Bilamana kondisi insfrastruktur sekolah dan kemampuan orang
tua memadai dapat juga menggunakan aplikasi seperti Skype, micosoft
team
guna mendukung
pembelajaran secara online.
Untuk pelaksanaan tes online saat
ini
banyak sekali
aplikasi yang gratis untuk
ujian online seperti FlyExam dll. Jika di sekolah memiliki SDM bidang IT yang bagus maka dapat juga mengembangkan aplikasi moodle. Aplikasi ini sangat baik untuk melaksanakan pembelajaran dan ujian online.
Aplikasi
e-learning yang digunakan adalah moodle versi
3 ke atas, software ini bersifat
open source dan gratis serta mempunyai
fasilitas sangat baik untuk pembelajaran dan ujian online.
Hal
menarik dari
model
BLISH ini adalah:
a. Pembelajaran memadukan antara pembelajaran tatap muka di
kelas dengan pembelajaran online yang dilengkapi dengan pedoman untuk guru, dan siswa.
b.
Pembelajaran
dapat berlangsung setiap saat.
c.
Guru dapat
mengendalikan pembelajaran.
d.
Penugasan dapat
dikirim ke web pembelajaran.
e.
Ujian dapat
dilaksanakan secara online.
Integrasi
antara pembelajaran konvensional (tatap muka dikelas) dengan pembelajaran
online dengan prangkat akses handphone. Gambarnya sebagai berikut:
Mantuuul
ReplyDeleteKeren bu
ReplyDeleteJoss bu...
ReplyDeleteAl hamdulillah bu...terimkasih ilmunya. Tulisannya lengkap
ReplyDeleteTerima kasih bpk ibu yg sudah koment, wish you luck
ReplyDelete