PERSIAPAN MENYAMBUT SISWA MANCA NEGARA
Kamis tanggal 30 Juni 2022, saya
pergi ke Pusdiklat Bahasa untuk mengecek kesiapan akomodasi calon siswa dari manca
negara yang akan belajar Bahasa Indonesia selama enam bulan. Pertama, saya dan
putra saya ditemani staf koordinator siswa (Korsis) menuju lantai tiga untuk
memastikan apakah pintu kamar sudah ditempel nama-nama siswa. Sebelumnya saya
sudah mendapat nomor kamar untuk masing-masing calon siswa. Namun sebagai
perwira yang bertanggungjawab akan kenyamanan siswa maka perlu datang langsung
ke lapangan.
Untuk mencapai kamar, saya
melewati lorong dengan beberapa lampu mati. Jadi tampak sedikit gelap. Suasana
di lorong sunyi senyap hanya suara sepatu kami bertiga meramaikan lorong di lantai
tiga. Saya mengingatkan ke staf Korsis agar segera mengganti lampu yang mati
dan dia bilang sudah dilaporkan namun belum mendapat respon dari bagian yang
berwenang. Tentu saja saya tidak dapat menyalahkannya. Sebagai staf yang
terpenting melaporkan dan mengingatkan. Mungkin bagian perbaikan kelengkapan
akomodasi sedang disibukkan kegiatan lain.
Kemudian kami memasuki
beberapa kamar di lantai tiga untuk melihat kondisi di dalamnya. Terdapat dua
tempat tidur empuk dilapisi seprei warna putih. Kamar di lengkapi dengan dua
meja belajar, dua almari pakaian, TV,
dan kulkas ukuran sedang. Kamar mandi juga berada di dalam kamar. Terdapat shower
untuk air panas dan dingin. Menurut saya sudah cukup fasiltas yang
diperuntukkan untuk calon siswa mancanegara. Karena lama tidak ditempati atau
karena ditinggal oleh siswa sebelumnya maka kondisi kamar perlu disapu dan di
pel.
Saya tidak melihat adanya
handuk, dan peralatan mandi. Saya bertanya kepada staf Korsis dan dia bilang
memang demikian fasilitas untuk calon siswa bukan seperti hotel yang sudah
lengkap semuanya. Saya mengerti pasti semua tergantung adanya anggaran yang
cukup atau tidak. Yang terpenting saya
harus dapat menjelaskan ketika calon siswa datang dan mengatakan kondisi
sebenarnnya bahwa jika mereka ingin nyaman mereka harus membeli beberapa
perlengkapan sendiri. Di dalam kamar, saya mencari apakah ada dispenser untuk
dapatkan air panas atau dingin. Teryata di setiap lantai ada dispenser dan
tidak terdapat di kamar.
Kemudian kami menuju ke
lantai empat untuk mengecek kamar yang diperuntukkan calon siswa yang memiliki
pangkat lebih tinggi. Di lantai empat hanya terdapat satu tempat tidur ukuran
agak besar dan ada sofa untuk duduk. Fasilitas di dalam kamar hampir sama
dengan kamar di lantai tiga. Di lantai tiga dan empat terdapat ruangan untuk
santai atau menerima tamu. Lantai empat tentunya lebih indah daripada lantai
tiga. Ternyata barang-barang memiliki level juga tergantung diperuntukkan untuk
siapa.
Sambil menunggu calon siswa dari
Thailand saya dan anak saya menikmati makan siang dan beristirahat. Pukul 17.45
calon siswa dari Thailand datang diantar Atase Pertahanan dan driver kedutaan. Saya mengantar hingga
sampai kamar dan mengatakan fasilitas yang mereka dapat. Calon siswa tampak sedikit
bingung dengan penjelasan saya karena saya berbicara bahasa Inggris dan bahasa
Indonesia cukup cepat. Dia bilang bahwa saya bicara seperti rapper.
Jonggol, 1 Juli 2022
NANI KUSMIYATI
#lombamenulisblogpgri
#tantanganmenulissetiaphari
#Day 22
Hehe..pelan2 Mbk.. bicara bhs Inggris n Indonesianya..biar siswa dari thailand bisa pham. Sukses untuk kegiatan ini ya.. aamiin..
ReplyDeleteWoow kereen
ReplyDelete