Thursday, December 24, 2020

CERITA DI TAHUN 2020

 CERITA DI TAHUN 2020

Ratna nama panggilan ibu seorang anak yang sedang kuliah di suatu Perguruan Tinggi di Jakarta. Sehari-hari Ratna bekerja sebagai guru Bahasa Inggris di instansi pemerintah di daerah Jakarta Timur. Tiap hari dia berangkat ke kantor dengan menggunakan bus kantor yang setia menjemput dan mengantarnya kembali ke post ‘Kesepakatan’ di daerah Jonggol. Nama unik pos tersebut Ratna ikrarkan bersama-sama penumpang bus lainnya.

Semenjak pandemi Covid berlangsung beberapa kendala di hadapi Ratna dan beberapa teman-teman yang biasa naik bus kantor harus menggunakan kendaraan pribadi atau mencari tumpangan. Pengeluaran transportasi meningkat. Semula perbulan dia hanya mengeluarkan seratus ribu untuk pengganti lelah sopir bus kini menjadi lima ratus ribu atau lebih. Beberapa penumpang bus akhirnya membuat group sendiri-sendiri termasuk Ratna bersama-sama dua sahabatnya, Yayuk dan Yayah.

Ratna memberi julukan “Group Nunut” yang sudah dia buat di WA nya. Tiga ibu-ibu bersepakat mencari tumpangan yang sama. Ratna dan dua temannya bekerja di kantor berbeda namun masih dalam lingkungan yang sama. Peraturan di kantor mereka juga berbeda-beda. Yayuk bekerja di kantor yang berkecimpung di bidang material dan Yayah bekerja di kantor yang menangani fasilitas logistik. Ratna sendiri bekerja di kantor yang menangani pendidikan. Ketentuan WFH (Work From Home) juga berbeda. Ada kalanya mereka bisa berangkat bersama dan ada kalanya tidak.

Ratna jarang WFH karena tuntutan pekerjaan dan karena posisi kedudukannya lebih tinggi dari kedua temannya. Kantor berbeda dan jabatan berbeda tidak menjadikan mereka semakin jauh namun semakin erat persahabatan mereka. Rasa malu kadang Ratna hadapi ketika dia mencari siapa yang akan dia tumpangi esok namun tidak ada jawaban dari penghuni group bus kantor. Sering Ratna mengirim pesan pribadi ke beberapa anggotanya yang semula satu bus dengan dirinya untuk bisa bareng ke kantor atau pulang ke rumah. Tidak banyak yang menjawab bisa karena alasan akan mampir ke suatu tempat atau bahkan mobil sudah penuh.

Jikalau ada, kebanyakan mereka yang tinggalnya jauh dari rumah Ratna dan terpaksa dia harus minta putranya untuk mengantar dengan mengendarai motor atau mobil ketempat pemberi tumpangan lewat. Naek motor atau mobil tergantung cuaca. Jika hujan putranya akan mengantarnya dengan naik mobil bersama-sama kedua sahabatnya. Putranya tidak dapat mengantar Ratna dan teman-temannya ke kantor karena harus kuliah online dan menemani suaminya yang sering tidak sehat.  Jarak tempuh rumah ke kantor memakan waktu satu hingga satu setengah jam apabila macet bisa dua jam.

Ratna tidak diijinkan suaminya untuk mengendarai mobil sendiri. Perjalanan dari Jonggol ke Jakarta Timur tempat dia bekerja agak membahayakan karena banyak truk serta sepeda motor yang kadang merajai jalanan. Larangan dari suaminya membuat ciut hatinya untuk mengendarai mobil sendiri. Akhirnya dengan membuang rasa malu Ratna terpaksa bertanya kesana kemari untuk mendapatkan tumpangan. Dia tidak habis pikir mengapa keputusan dari pimpinan untuk meniadakan bus kantor dapat memperkecil resiko terkena covid. Kenyataannya dengan tidak adanya fasilitas dari kantor berupa bus lebih banyak pekerja yang terjangkit covid. Rasa ketidaknyamanan membuat imun mereka turun.

Namun apa dikata, kalangan bawah tetaplah kalangan bawah. Hal yang dapat dilakukan Ratna dan teman-temannya saat ini bagaimana agar selalu menjadi bahagia. Tiap pagi Ratna berusaha membawa bekal makanan yang dia beli diseputar kompleknya. Mungkin makanan itu tidak diketahui bagaimana mengolahnya, bersih atau tidak, yang jelas ketika makanan hangat itu dibungkus daun bersih, Ratna yakin tidak akan mengganggu perutnya.

Nasi Jinggo makanan favorit untuk sarapan pagi yang dia beli sambil berangkat ke kantor. Itupun jika pemberi nunutan kebetulan berhenti dan akan membeli snack untuk kantor. Kadang membeli gorengan atau rebusan seperti singkong, ubi atau jagung. Makanan-makanan itu untuk menenangkan cacing-cacing yang bernyanyi di pagi hari. Semua tergantung siapa yang memberi tumpangan dan mampir di kedai mana.

Ratna masih sangat bersyukur masih bisa sampai ke kantor tepat waktu. Hati Ratna dan kedua sahabatnya menjadi galau tatkala hujan deras di pagi hari dan info ada tidaknya tumpangan belum pasti. Biasanya pagi hari menjelang detik-detik berangkat info baru ada. Tempat bertemu untuk menunggu tumpangan lumayan jauh dari rumah masing-masing maupun post “Kesepakatan”. Ratna hanya bisa berdoa dan pasrah. Jika terpaksa dia tidak masuk kantor dengan berbagai alasan. Bos di kantor dapat memaklumi kondisi Ratna.  

Setiap pagi sebelum menjalankan rutinitas di kantor, Ratna meminum segelas teh hangat manis dan nasi dadar telor atau tempe mendoan yang dapat dia pesan dari kantin di lantai sepuluh. Hal ini jika Ratna tidak sempat beli makanan dari luar atau pada saat diperjalanan. Kadang-kadang Ratna naik ke lantai sepuluh sekedar berjemur sembari pesan makanan untuk sarapan pagi. Jika dia agak malas atau karena harus segera menyelesaikan pekerjaan, dia cukup telpon ibu kantin dan makanan sudah tersedia diatas meja.

Tahun 2020 sebentar lagi meninggalkannya. Belum banyak yang Ratna bisa capai ditahun ini. Mimpinya untuk menyelesaikan S3 nya belum terwujud karena disertasinya yang tidak kunjung selesai. Ratna menyadari ini adalah murni kesalahannya sendiri yang tidak mampu memotivasi dirinya untuk menyelesaikannya. Promotor dan staf promotor selalu mengingatkan Ratna untuk segera menyelesaikannya sebelum terjadi banyak perubahan kebijakan kampus dari tahun ke tahun.

Kondisi semakin rumit tatkala terjadi validasi di kantor Ratna. Dia pindah ke bagian berbeda dengan pekerjaan yang sama, mengajar Bahasa Inggris dan sebagai penanggung jawab Lab bahasa. Beberapa kebijakan masih membuat dirinya ragu-ragu untuk segera bertindak. Sementara tahun 2021 akan segera tiba. Seluruh perencanaan program harus sudah matang di akhir tahun 2020. Perintah pimpinan untuk segera memulai perencanaan belum dia terima. Sebagai bawahan Ratna terpaksa menunggu dan hanya berharap perintah itu tidak mendadak.  

Diakhir tahun 2020 ini berbagai dilema dihadapi Ratna terutama ketika akan menentukan prioritas mana yang harus didahulukan. Putranya sedang mengerjakan skripsi yang membutuhkan pertolongannya. Murid-murid privatnya juga butuh bimbingannya untuk menghadapi test bagi promosi jabatannya. Suaminya yang sedang sakit membuatnya tidak dapat bergerak maju. Lebih tepatnya jalan ditempat. Serasa penuh persoalan-persoalan dipikirannya.

Sebagai seorang ibu, istri, pekerja dan mahasiswi Ratna harus tetap optimis untuk menghadapi itu semua. Dia percaya, dengan berjalannya waktu satu-satu akan dia selesaikan. Cerita sedih menjadi bahagia. Bak drama sinetron di TV. Pikiran positif harus diciptakan. Bukankah penderitan-penderitaan adalah bagian dari perjalanan hidupnya yang penuh warna, dan tidak monoton.

Ratna menengok beberapa kisah positif sepanjang tahun 2020. Dia mulai jatuh cinta pada menulis walau tulisannya tidak seprofesional penulis-penulis yang telah memiliki background jurnalis. Belajar otodidak dan mengikuti group penulis guru-guru PGRI. Mencoba mengirimkan beberapa artikel ke beberapa group literasi dengan editor dan penerbit yang berbeda.

Ratna sangat bersyukur artikel-artikelnya dapat tersusun rapi dengan penulis lainnya menjadi buku Antologi. Ini salah satu progress di tahun 2020 bagi Ratna. Mengenal Project Nubala, Omera, Om Jay Group, The Writers membuat Ratna memiliki banyak sahabat dan keluarga baru. Banyak ilmu yang didapat terutama ilmu dibidang literasi. Bahkan menulis puisi mulai dia coba. Saat Ratna sedih dan gembira, dia tuangkan dalam puisi. Dia merasa untuk memulai merangkai kata tidak sesulit sebelumnya. Semua perlu latihan dan terus diasah.

Kisah menyenangkan lainnya, beberapa bulan lalu Ratna dapat mengunjungi dua kota kenangannya, Makasar dan Pontianak, walau dalam waktu singkat. Dinas pendeknya mengijinkan dia untuk mengenang momen-momen yang dia alami di kedua kota tersebut.

Kota Makasar yang memberinya sejarah ketika menjadi Pramugari Haji dengan Maskapai Garuda dan Pilot dari Perancis dua puluh dua tahun lalu. Keindahan pantai Losari dengan beberapa penjual pisang Epek membuat suasana kota tampak hidup. Bantimurung dengan air terjunnya yang tidak terlalu deras namun menyejukkan. Pulau Khayangan yang tampak indah dilihat dari kejauhan namun tampak biasa seperti tempat wisata-wisata lainnya. Kebersamaan yang erat tercipta antara para crew pesawat.

Pontianak tempat kakak keduanya berkeluarga hingga meninggal. Kota dimana keponakan-keponakannya hidup mandiri tanpa ayah ibu. Kota yang sering banjir saat musim hujan seperti kota-kota lain di Indonesia. Saat kemarau harus menampung air hujan untuk masak dan mandi karena air sumurnya sedikit berminyak. Saat hujan, beberapa rumah terendam karena sistem pembuangan air yang tidak lancar juga karena dekat sungai Kapuas.

Pengalaman-pengalaman itu mewarnai perjalanan hidup dan karirnya di tahun 2020 dan membuatnya menjadi lebih bijaksana dalam menerima nasibnya. Bersyukur kepada Allah SWT karena hingga detik ini Ratna masih sehat dan bisa berkarya untuk dirinya dan keluarganya. Harapan Ratna saat ini, suaminya segera pulih dan dapat menemani hari-hari tua bersamanya dan bersama putranya, membantu putranya menyelesaikan kuliahnya dan menyelesaikan disertasinya yang tertunda.

Jonggol, 9 Desember 2020

Profil Penulis:



Seorang Pengajar Bahasa Inggris, di TNI AL. Menjabat sebagai Kasubsi Pengendalian Pengajaran Bahasa dan Labsa di Disdikal (Dinas Pendidikan TNI AL), Berkeluarga, memiliki satu orang putra yang sedang kuliah S1 di Universitas Indraprasta. Beberapa negara yang telah dikunjungi untuk belajar dan penugasan: Saudi Arabia, America, Australia, Cambodia, Thailand, Malaysia, Singapore dan tugas misi PBB di Lebanon selama satu tahun. Hobi: teaching, dancing, listening music and traveling. Beberapa buku Antologi yang sudah terbit,”Rona Korona Duka dan Ria”, “Moment Spesial Sang Guru”, “The Meaningful True Stories“, “Kobaran Semangat Ngeblog”, Surat Untuk Ibu”, “Oktober Bermakna Jilid 1”, “Semesta Merestui,”“Kulminasi”, “Simpang Maya 1”, “Kisah Inspiratif Sang Guru”, “All About Teachers”, “Di Celah Senja”, Menulis Membangun Masa Depan”, “I’m jealous of the Rain”, “Sepanjang Tapak Kaki.”, “Pahlawan hidupku.”, “Kota Kenangan”, dan “ Monolog Cinta.

Hp 081398870636/Fb: NaniKusmiyati/IG: nani_kusmiyati/

Email : nani1navy@gmail.com

http://nani2teacher1navy.wordpress.com/

https://naniku2020.blogspot.com.


1 comment:

  1. Smg mimpi yg blm terwujud segera tercapai d thun 2021 ya.. Tetap semngat.. U merai mimpi..gelap terang yg mnmani thun 2020 smg mnjdkn kita lbh kuat.aamiin

    ReplyDelete

NYANYIAN ALAM

  pexels-alex-azabache-3214944 NYANYIAN ALAM   Deburan ombak Desiran angin Gemerisik daun kering Berpadu indah menenangkan hati ...