INTROSPEKSI DIRI
Introspeksi diri atau sering
disebut muhasabah, biasa dilakukan ketika waktu senggang atau ketika hendak
beristirahat malam untuk mengevaluasi segala
sikap, perbuatan, kesalahan diri sepanjang
hari. Demikian juga dengan saya pribadi, saya harus banyak mengoreksi diri dan
merenung untuk sikap dan langkah yang lebih baik.
Tuhan telah memberikan
segalanya, putra yang baik yang senantiasa menemani walau saat ini cita-citanya
untuk mendapatkan pekerjaan belum terwujud; gaji dan tunkin (tunjangan kinerja)
yang halal dan berkah untuk menopang kehidupan sehari-hari. Tidak lebih dan
tidak kurang, saya sebut pas banget.
Sangat bersyukur setiap kali
mendapat kesulitan, Allah SWT selalu mengirimkan kemudahan dan pertolongan
melalui orang-orang terdekat, keluarga, dan para sahabat. Ketika sakit, saya
dapat mengevaluasi bahwa tubuh dan pikiran saya perlu istirahat. Saya lebih
dapat mendekatkan diri kepada Sang Pencipta. Kehilangan nafsu makan memang
membuat saya khawatir namun saya dapat mengambil hikmahnya saya tidak perlu
berdiet untuk mengurangi berat badan. Yang terpenting stamina tubuh segera pulih
walau harus diinfus.
Tahun baru Hijriah yang
beberapa hari telah berlalu namun semangat untuk berhijrah menuju lebih baik
mesti terus dijalankan. Karena saya yakin tak seorangpun ingin menuju
kemunduran atau keterpurukan. Insya Allah selalu ada jalan jika kita mau
berusaha dan berdoa. Bahkan berniat di dalam hatipun itu sudah didengarkan oleh
Allah SWT dan yakin niat baik kita akan terwujud.
Saat ini banyak berita buruk
di sosial media yang di sebarkan yang mungkin karena konsumsi politik atau
bisnis, namun bagi saya pribadi saya lebih menyukai info yang bagus-bagus
karena berita yang menyenangkan akan menenangkan hati dan pikiran saya akan
membuat saya lebih positif dan termotivasi untuk berkarya.
Berhijrah dimulai dari diri
pribadi kemudian keluarga baru kemudian masyarakat di lingkungan kita.
Perubahan ke lebih baik walau sedikit sudah merupakan langkah positif terlebih
jika kita dapat mengajak orang-orang yang kita sayangi untuk berhijrah menuju
kemajuan dan bukan kemunduran.
Sebagai contoh ketika semula
anak-anak kita suka mager (malas
gerak) di rumah karena main game on
line, mereka sudah mulai dapat mengatur waktu kapan harus belajar dan kapan
dapat bermain tanpa harus disuruh oleh kedua orang tuanya. Demikian juga
sebagai orang tua, ketika keseharian sibuk di kantor (workaholic) dan urusan pribadi seperti bisnis atau kegiatan
sosialita bagi ibu-ibu high class,
mulai dapat menyisihkan waktu untuk mendampingi putra putrinya.
Bagaimana dengan para ayah
yang memang sebagai pencari nafkah yang lebih sering pulang malam karena
selesai bekerja masih dilanjutkan olah raga golf dengan rekan bisnisnya, maka sudah
mulai menyediakan waktu untuk keluarganya, family
time to have fun together (berkebun, membersihkan rumah, berwisata, dll).
Banyak hal sederhana yang
dapat kita lakukan bersama keluarga atau sahabat-sahabat kita, seperti minum
kopi atau teh bareng di teras atau di bawah pohon dengan sajian pisang atau
jadah goreng. Musik atau lagu-lagu dari youtube
diperdengarkan. Serasa tentram dan damai dalam kebersamaan. Tidak perlu sering
namun harus dijadwalkan. Karena hidup teratur akan membuat midset kita teratur. Silakan mencoba!
Nani
Jakarta, 4 Agustus 2022
No comments:
Post a Comment